Share

Bab 171

last update Huling Na-update: 2025-01-20 12:19:44

“Zhao Wei, awasi kata-katamu! Walaupun kamu berasal dari Klan Zhao, kamu hanya Klan cabang, kamu tidak memiliki kualifikasi untuk berkata seperti itu terhadapku!”

“Hahaha! Aku memang berasal dari Klan cabang. Tapi, dari Klan cabang Zhao, bukan Xiang. Kamu seorang Tetua belaka berani berbicara seperti itu kepadaku, harus kamu ingat, bahwa Patriarkmu sendiri harus menunduk ketika berbicara denganku!”

Huumm—

Zhao Wei mengeluarkan sebuah lempengan emas berbentuk bundar dari tangannya, lalu melemparkannya ke udara. Seketika, kekuatan penindas yang luar biasa dahsyat menyelimuti area sekitar, menekan para Tetua dari Klan Xiang hingga wajah mereka berubah pucat.

"Apa... ini?" Salah satu Tetua Klan Xiang bergumam, terkejut sekaligus gentar.

Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu menahan napas saat mengenali lempengan tersebut. Itu bukan lempengan biasa, itu adalah artefak leluhur peringkat unggul, kekuatan yang biasanya hanya dimiliki oleh Ranah Abadi Bela Diri. Namun, Zhao Wei,
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kultivator Inti Semesta   887

    “Tian Xiao, aku tahu kamu memanfaatkan ku agar kamu dapat menerobos dalam kekuatan tubuh fisikmu. Kamu pikir aku bodoh? Membiarkanmu menjadi lebih kuat, dan membiarkan aku dikalahkan olehmu? Hahaha, sungguh idiot, mana mungkin aku sebodoh itu. Aku hanya memberimu harapan agar bisa membalikkan keadaan. Setelah itu, menghancurkan harapanmu sepenuhnya!” Tatapan Qiu Chanfeng penuh kesombongan, matanya menyipit, sinar kebencian menyala seperti bara yang disiram minyak. Otot-ototnya yang padat menegang, urat-urat biru menonjol di kedua lengannya. Nafasnya berembus berat, namun penuh kendali, seperti seekor binatang buas yang memilih menunggu waktu yang tepat untuk mencabik mangsanya. Qiu Chanfeng bisa merasakan, kekuatan tubuh fisik Xiao Tian saat ini sudah bisa bersaing dengan Dewa Surgawi peringkat dua. Dia menyadarinya sejak awal, Xiao Tian ingin membuat terobosan, dan tebakannya itu sekarang terbukti. Dia menyadari itu dari saat dia memulai memukuli Xiao Tian tanpa henti. Xiao Tia

  • Kultivator Inti Semesta   886

    “Hahaha, Tian Xiao, bagaimana? Apakah kamu masih bisa bertahan?” Qiu Chanfeng tertawa lepas, tinjunya terus menghantam tubuh Xiao Tian dengan kekuatan yang sanggup meruntuhkan gunung dan mengeringkan lautan. BRAAKKK!!! Tendangan yang memadukan kekuatan tubuh fisik dengan energi ilahi menghantam dada Xiao Tian, membuat tubuhnya meluncur jatuh seperti komet. Dia menghantam arena beladiri, tertanam di dalamnya, meninggalkan kawah besar. “Apakah dia mati?” Ziyan Rouxi yang berada di tribun utama tampak frustrasi. Jika dia memilih mati melawan Qiu Chanfeng, ayahnya pasti akan menahannya. Satu-satunya harapan yang ia miliki kini terbaring di arena, tampak tak sadarkan diri. “Tian Xiao, sebagai penghormatan dariku karena kamu mampu membuatku senang, aku akan mengakhiri hidupmu!” Qiu Chanfeng turun dari udara seperti tombak maut, kakinya diarahkan tepat ke dada Xiao Tian. Namun sebelum benturan itu terjadi, satu tangan mencengkeram kakinya, menghentikan serangan mematikan itu. “Qiu Cha

  • Kultivator Inti Semesta   885

    Keduanya tak memberi waktu untuk menarik napas. Tubuh mereka terus bergerak, seolah setiap detik yang terbuang adalah kesempatan bagi lawan untuk menguasai medan. Xiao Tian berputar di udara, otot paha dan betisnya menegang sempurna. Lututnya terangkat setinggi dada, lalu menghujam turun dengan hentakan penuh ke arah kepala Qiu Chanfeng. Udara di sekitarnya seakan terdorong oleh kecepatan dan kekuatan gerakan itu. Qiu Chanfeng merespons dengan insting tempur yang telah diasah ribuan pertarungan. Kedua lengannya terangkat, bersilang di atas kepala. Benturan keras terjadi, menghentak tulang dan ototnya, namun tekanan yang dilepaskan Xiao Tian masih cukup besar untuk memaksa tubuhnya jatuh menghantam arena beladiri. BOOM!!! Arena terguncang hebat, gelombang retakan menjalar cepat ke segala arah. Lantai yang biasanya mampu menahan hantaman dahsyat dari para Dewa Abadi peringkat puncak kini mulai terbelah, mengeluarkan suara nyaring seperti logam retak. Padahal arena ini dibangun dari b

  • Kultivator Inti Semesta   884

    Xiao Tian menjawab dengan senyum sinis. Tanpa kata, ia memutar tubuh di udara, otot-ototnya menegang sempurna, lalu melesat maju secepat kilatan petir. Tinju kanannya mengayun tajam ke arah ulu hati lawannya, membelah udara seperti tebasan pedang tak terlihat. Qiu Chanfeng memiringkan tubuh, menghindar dalam jarak yang nyaris mustahil, membiarkan tinju itu lewat di sampingnya. Tanpa memberi jeda, ia memutar bahu, mengerahkan seluruh kekuatan fisik, dan menghantam punggung Xiao Tian dengan sikunya. BOOM!!! Dentuman itu meledak di udara. Tubuh Xiao Tian terpental ke depan seperti meteor yang tak terkendali, menghancurkan dua gunung kecil berturut-turut hingga runtuh menjadi puing-puing. Batuan beterbangan, debu menyelimuti udara, namun dari balik reruntuhan, sosoknya kembali muncul. Langkahnya tidak melambat sedikit pun, nafasnya stabil seperti mesin perang, seolah hantaman tadi hanya percikan kecil. Luka di punggungnya tampak jelas, darah segar mengalir, menetes di udara, namun matan

  • Kultivator Inti Semesta   883

    Xiao Tian memperhatikan gerak lawannya dengan tatapan penuh kewaspadaan. Setelah ucapan itu, tubuh Qiu Chanfeng mulai menunjukkan perubahan. Otot-ototnya berderak pelan, suara tulang yang meregang terdengar jelas, lalu ukuran tubuhnya membesar sedikit, memberi kesan bahwa di bawah kulitnya, ada kekuatan yang selama ini tertahan dan kini dilepaskan. Di tribun kehormatan, Kaisar Dewa Qilin tersenyum kecil, matanya berkilat puas. “Anak bernama Tian Xiao itu sangat luar biasa, bahkan dia bisa memaksa Chanfeng menggunakan kekuatan sejatinya yang tidak pernah ia tunjukkan di hadapan umum.” Kaisar Dewa Pedang Surgawi yang duduk di sisi lain menoleh, rasa penasaran terpancar jelas di matanya. “Kaisar Dewa Qilin, kekuatan apa yang digunakan tuan muda Qiu Chanfeng?” “Kekuatan tubuh fisik. Sebenarnya, kekuatan tubuh fisik anakku lebih kuat daripada kekuatan beladiri-nya. Karena yang ia gunakan adalah Tubuh Perang Binatang Qilin,” jawabnya dengan nada penuh kebanggaan yang tidak berusaha ia se

  • Kultivator Inti Semesta   882

    Orang-orang di tribun penonton seketika menegang. Dada mereka terasa sesak, pandangan bergetar hebat oleh tekanan tak kasatmata itu. Tidak ada yang menduga bahwa seorang Qiu Chanfeng yang masih tergolong generasi muda bisa memiliki aura pembunuh setebal ini. Bahkan dibandingkan dengan para senior yang telah hidup ribuan tahun, kepadatan aura itu membuat mereka tampak seperti anak-anak yang baru belajar membunuh. Bayangan jumlah nyawa yang telah ia lenyapkan berkelebat di benak penonton—terlalu banyak untuk dihitung. Xiao Tian menyunggingkan senyuman sinis, tatapannya tajam seperti bilah yang menantang badai. “Ingin mengintimidasi ku dengan aura pembunuh? Kamu salah orang!” BAANG!!! Gas hitam pekat meledak di balik tubuh Xiao Tian. Tidak sekadar memenuhi udara, tetapi menyelimuti setiap jengkal arena dengan tekanan yang membuat langit seolah lebih berat. Jika aura pembunuh Qiu Chanfeng adalah ombak dari pantai tenang yang menghantam perlahan namun mantap, maka aura pembunuh Xiao Tia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status