Di tribun penonton, kondisi Daniel perlahan mulai membaik berkat perawatan Liu Qingyun. Setelah cukup stabil, Xiao Tian memberikan beberapa pil untuk memastikan tidak ada luka tersembunyi yang tertinggal dalam tubuh Daniel.Setelah pulih, Daniel mengalihkan pandangannya ke arah arena, di mana pertarungan sengit antara Ershita'er dan Luyanzhi sedang berlangsung. "Tuan Muda, menurutmu siapa yang akan keluar sebagai pemenang di antara mereka?" tanya Daniel, penasaran.Xiao Tian menatap arena dengan tenang. "Ershita'er memang sangat kuat. Dengan kultivasi peringkat lima pendekar raja bumi, dia sudah bisa memanipulasi kekuatan es dengan bebas. Namun, meskipun dia luar biasa, aku rasa pemenangnya tetap akan menjadi Luyanzhi.""Luyanzhi?" Daniel dan kedua tetua yang mendengarnya terkejut. Mereka sulit mempercayai kata-kata Xiao Tian, mengingat kekuatan Ershita'er yang begitu mengesankan. Bahkan seorang pendekar peringkat tujuh sekalipun mungkin akan kesulitan melawannya.Xiao Tian tersenyum
Orang-orang di tribun penonton sudah mengenal reputasi She Huan. Meski lebih kuat dari She Feng, She Huan tidak memiliki status setinggi sepupunya itu. Ia hanyalah putra seorang Tetua dengan kedudukan yang tidak terlalu tinggi di Kekaisaran.She Huan melangkah maju dan menangkupkan tangannya dengan sopan. "Saudara Tian, mohon bimbingannya."Xiao Tian membalas dengan gerakan serupa. "Aku juga berharap mendapatkan bimbingan dari saudara She Huan."Meskipun di permukaan keduanya tampak sopan dan penuh hormat, dalam hati mereka tak ada niat sedikit pun untuk mengalah. She Huan segera melepaskan momentumnya, menunjukkan aura yang kuat dan mendominasi. Namun, Xiao Tian tidak tinggal diam. Ia juga merilis auranya, menunjukkan bahwa dirinya tidak akan kalah dalam hal kekuatan dan determinasi.Kedua kekuatan besar itu bertemu di udara, membuat suasana di Arena Beladiri menjadi semakin tegang. Penonton menahan napas, menantikan siapa yang akan mengungguli siapa dalam pertarungan yang sudah mema
Semua orang di tribun penonton kini mengetahui tingkat kultivasi Xiao Tian. Namun, alih-alih merasa terkesan, banyak yang justru mengerutkan kening. “Aku kira Tian memiliki ranah yang lebih tinggi. Ternyata dia hanya peringkat lima,” gumam beberapa orang di antara mereka.Ranah itu jelas tidak sesuai dengan dugaan mereka. Selama ini, Xiao Tian selalu memenangkan pertarungan dengan mudah, bahkan lawan-lawan di peringkat enam tidak mampu berbuat banyak di hadapannya. Ini membuat banyak orang bertanya-tanya, bagaimana mungkin seseorang dengan ranah lebih rendah mampu mengalahkan lawan yang seharusnya lebih kuat?"Mampu mengalahkan ranah yang lebih tinggi darinya berarti Tian memiliki kekuatan yang menantang surga. Tapi untuk bisa mengalahkan Luyanzhi? Sepertinya itu akan sangat sulit. Bahkan Ershita'er, yang memiliki tubuh spesial es, masih bisa dikalahkan olehnya. Apalagi Tian," bisik seseorang di antara penonton, mencerminkan keraguan mereka akan kemampuan Xiao Tian di final ini.Perc
Luyanzhi bergerak mundur, menyadari bahwa pedangnya tak mampu menandingi pedang Xiao Tian. Namun, Xiao Tian tak memberinya ruang untuk melarikan diri. Api yang menyelimuti tubuh Luyanzhi tak mampu mengintimidasi Xiao Tian. Dengan petir yang membalut kakinya, gerakannya begitu cepat, seolah-olah dia adalah bayangan yang tak terjangkau. Sslash— Dengan satu tebasan kuat, pedang Luyanzhi hancur berkeping-keping. "Tian, kau memaksaku menggunakan seluruh kekuatanku!" teriak Luyanzhi. Boom— Energi besar meledak dari tubuh Luyanzhi. "Aku tidak akan kalah dari bocah sepertimu!" Ia melemparkan pedang yang kini hanya tersisa beberapa centimeter, lalu mengeluarkan sebuah cakram dari kantong penyimpanannya. Melihat kantong penyimpanan Luyanzhi, tidak hanya Xiao Tian, tetapi juga para penonton di tribun, terkejut. Kantong itu bukanlah kantong penyimpanan biasa—melainkan kantong sihir yang mampu menyimpan banyak hal, bahkan objek yang sangat besar. "Aku tak menyangka Sekte kelas tiga memi
Xiao Tian tidak berhenti setelah melepaskan serangan energi pedangnya. Dengan tekad bulat, ia maju menyerang Luyanzhi secara langsung. "Bocah, kau cari mati!" Luyanzhi berteriak, mengayunkan cambuknya dengan ganas. Suara cambuknya mengiris udara, membuat getaran yang terasa hingga ke sekeliling arena. Melihat cambuk beracun yang melesat ke arahnya, Xiao Tian menebaskan pedangnya tanpa ragu. Slash— Namun, cambuk Luyanzhi dengan cepat melilit pedang Xiao Tian. "Bocah, biar kuingatkan, racun dalam cambukku bukan hanya mampu menghancurkan tubuh manusia. Racunku bisa merusak pusaka apa pun!" Luyanzhi berteriak dengan penuh keyakinan. Namun, dalam sekejap, kepercayaan diri Luyanzhi runtuh. Matanya terbelalak, mulutnya terbuka lebar. Racun mematikan dari cambuknya terserap habis oleh pedang karat misterius milik Xiao Tian. Bang— Cambuk itu terputus, terbelah tanpa ampun oleh pedang karat yang tampak tak berdaya namun ternyata mampu menghancurkan pusaka tingkat tinggi. "Luyanzhi, kau
Xiao Tian merasa canggung ketika seorang wanita mengajukan pertanyaan padanya. Meskipun begitu, dia tetap memaksakan diri untuk tersenyum. “Terima kasih,” jawabnya singkat.Daniel, yang berdiri di belakang Xiao Tian, hanya menggelengkan kepala. Jika orang lain disapa oleh Shouxue, mereka pasti akan kegirangan. Bagaimanapun, Shouxue, Yi Min, dan Ershita'er adalah tiga wanita tercantik yang diakui oleh seluruh Dinasti She.Shouxue, yang dikenal ramah, tidak sedingin Yi Min dan Ershita'er. Dia mulai bertanya lagi dengan senyum indahnya, “Saudara Tian, aku masih sulit percaya kalau kamu berusia 10 tahun. Bisa kah kamu jujur tentang usiamu?”Senyumnya begitu mempesona, tak berlebihan jika dikatakan bisa melelehkan hati siapa pun yang melihatnya.“Senior Shouxue, aku memang baru berusia 10 tahun,” jawab Xiao Tian dengan nada rendah.Tak ingin terjebak lebih lama dalam situasi ini, Xiao Tian mencari alasan. “Kita harus bergegas, jangan sampai membuat Kaisar She menunggu.”Namun, Shouxue tida
Melihat delapan pendekar Raja Bumi melesat ke arahnya, Xiao Tian mulai mempraktikkan tarian pedangnya yang memukau. “Tarian Seratus Pedang!”Kali ini, dia mengeluarkan seluruh kekuatan dari teknik tersebut. Dalam kompetisi sebelumnya, Xiao Tian sengaja menahan diri karena teknik ini adalah salah satu andalan dari Lembah Tanpa Batas.Ketua kelompok lawan terbelalak tak percaya. "Bagaimana mungkin kamu bisa menguasai teknik pedang Lembah Tanpa Batas? Dan kekuatanmu bahkan melampaui para anggota lembah itu sendiri."Yang membuatnya semakin terkejut adalah kenyataan bahwa tarian Seratus Pedang yang biasanya hanya mampu menciptakan beberapa klon, kini benar-benar menghasilkan seratus klon. Bukan ilusi, klon-klon itu tampak nyata.Slash—Klon-klon Xiao Tian langsung menyerang. Gerakan mereka tidak hanya kuat, tetapi juga sangat mematikan. Beberapa klon melakukan tebasan, sementara yang lainnya menusuk lawan mereka dengan tepat.Whoosh—Baang—Serangan pedang Xiao Tian mengarah ke jantung pe
Melihat seorang Setengah Kaisar Beladiri telah menolongnya, Liu Qingyun segera membungkuk hormat dan mengucapkan rasa terima kasih. "Senior, terima kasih atas bantuan Anda." Liu Qingyun tidak mengenali pria yang berdiri di hadapannya. Penampilannya tampak seperti rakyat biasa, tidak ada ciri yang mencolok jika dilihat dari segi pakaiannya. "Tidak perlu berterima kasih, ini sudah menjadi tugasku," jawab pria itu dengan suara tenang. "Sekarang, aku akan mengantar kalian kembali ke Sekte Pedang Tertinggi. Aku tidak hanya mengantarkan kalian, tetapi juga akan tinggal sementara di sana untuk memastikan keselamatan kalian semua." Setelah menyampaikan niatnya, pria tersebut memperkenalkan diri. Dia adalah She Comping, orang yang dikirim langsung oleh Kaisar She untuk melindungi Sekte Pedang Tertinggi. Tentu saja, perlindungan ini bukan semata untuk sekte itu, melainkan karena keberadaan Xiao Tian yang dianggap sangat berharga. *** Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Pangera
Di sisi lain, di wilayah generasi tua, situasi jauh lebih tegang. Di sebuah dataran yang berbeda dari lahar sebelumnya, kekuatan yang saling berhadapan sudah terkumpul dalam formasi penuh. Pemimpin Paviliun Gerbang Kematian berdiri di garis depan, diapit oleh Pemimpin Rumah Suci Matahari Hitam dan Rumah Suci Langit Berdarah. Di belakang mereka, para tetua berdiri sejajar, auranya menggelegar. Mereka mengepung dua kelompok kecil: Pemilik Villa Hati Seribu Bintang dan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, bersama para tetua mereka yang terlihat jauh lebih sedikit. Gu Yang, Pemimpin Paviliun Gerbang Kematian, melangkah maju, senyum licik mengembang di wajahnya. “Gu Yang, apa maksudnya ini?” tanya Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, suaranya tenang tapi tegas. Wajahnya tidak menunjukkan kepanikan, sebaliknya sangat tenang, seolah ia telah memperkirakan semua ini sejak awal. Gu Yang tertawa panjang. “Hahaha, orang tua... kalian telah hidup terlalu lama. Daripada menjadi makhluk tua
Di luar, tak satu pun tahu apa yang sedang terjadi. Mereka tidak memahami kekuatan itu, tidak mengenal kemampuan melahap selevel ini. Mereka hanya bisa menyaksikan monster darah sebesar gunung itu perlahan memudar—dari kokoh, menjadi transparan, lalu hancur menjadi aliran energi yang tersedot ke dalam cincin Xiao Tian. BAANG!!! Monster darah itu akhirnya meledak. Energinya terserap sepenuhnya ke dalam cincin Xiao Tian. Di saat yang sama— PLOF! PLOF! PLOF! Neo Jhinyu, Wong Hai, dan Xi Wangmu memuntahkan darah segar. Wajah mereka kini benar-benar seperti mayat hidup. Daging mereka menghilang. Hanya kulit keriput yang menempel pada tulang. Mata mereka nyaris keluar dari rongganya. Ketiganya menatap Xiao Tian dengan mata membelalak, tubuh mereka gemetar hebat. Rasa takut tak lagi bisa disembunyikan. Nafas mereka bergetar, dan langkah pun tak bisa lagi diambil. Teknik rahasia mereka—teknik yang telah mereka gunakan untuk membantai banyak kekuatan besar, bahkan menghancurkan beberap
Xiao Tian menatap monster darah itu tanpa berkedip. Tatapannya dingin, namun dalam hatinya bergemuruh rasa ingin membantai. Ia sangat ingin mengeluarkan pedang karat misterius yang selama ini setia bersamanya. Energi pekat dari monster darah itu adalah santapan sempurna bagi artefak itu. Namun, ia menahan keinginannya. Karena dia tahu, sekali pedang itu keluar, maka penyamarannya akan berakhir. Semua orang akan langsung mengenalinya, sebab pedang karat misterius bukanlah artefak biasa. Ribuan pasang mata sudah mengenalnya sebagai tanda tangan Xiao Tian. Dalam hati, dia berkomunikasi cepat. “Roh tua, tenang saja. Walaupun kamu tidak aku keluarkan, aku akan memastikan monster darah itu menjadi makananmu!” Jawaban belum terdengar, namun dari dalam cincin dewa, aura pedang karat misterius mulai bergemuruh antusias, seolah-olah mengerti maksud tuannya. Cincin itu bergetar ringan, mengeluarkan denyut lembut yang tak terdengar oleh siapapun kecuali Xiao Tian. Di sisi lain, Neo Jhinyu, W
Neo Jhinyu mencoba bangkit dengan membalas. Giginya bergemeletuk menahan emosi yang berbaur dengan rasa malu. “Sebenarnya siapa kamu? Aku tidak percaya kamu adalah anggota Villa Hati Seribu Bintang!” Xiao Tian mengangkat dagunya sedikit, mendengus dingin. Dalam sikapnya tidak ada tergesa. Suaranya tetap tenang, seolah ia adalah hakim yang akan memutuskan akhir hidup di hadapannya. “Siapa aku itu bukan urusanmu. Hal yang perlu kamu tahu adalah, tempat ini akan menjadi kuburanmu.” Mata Neo Jhinyu menajam. Ia tak bisa lagi berpura-pura tenang. Sorot matanya bergetar hebat, wajahnya memucat, tapi dari mulutnya meluncur teriakan terpaksa. “Sial, karena kamu menolak untuk mengampuni kami, maka walaupun kami mati, kami akan menyeretmu mati bersama!” Suara teriakannya menggema. Ia menatap Wong Hai dan Xi Wangmu, memberi aba-aba dengan pandangan yang sudah penuh keputusasaan. “Gabungkan teknik terkuat kita. Biarkan bajingan itu mati bersama kita!” Tanpa ragu, ketiganya langsung membaka
Dengan tenang, Xiao Tian mengangkat tangannya. Dari dalam tubuhnya, kilatan petir melingkar dan membentuk sebuah cambuk panjang yang mendesis ganas, memancarkan tekanan seperti binatang buas yang baru dibangkitkan dari tidur panjang. Cambuk itu tidak hanya bergerak, tapi mengaum—menggigilkan tulang-tulang siapa pun yang mendengarnya. Lalu, dia bergerak. Bagaikan singa kelaparan yang menerkam kawanan tikus. Slash! Slash! “EAAAAAAHHHHH!!” “EAAAAAAHHHHH!!!” “EAAAAAAHHHHH!!!” Jeritan demi jeritan mengoyak udara panas. Setiap kali cambuk petir menghantam tubuh lawan, bukan hanya luka yang tercipta—tetapi ledakan. Tubuh-tubuh meledak menjadi kabut darah, daging mencair, tulang hancur, dan jiwa terlempar sebelum lenyap. Tanah bergetar, udara terasa sesak karena aroma darah yang membumbung tinggi. Darah menyembur ke segala arah. Suara cambuk dan jeritan kematian membentuk orkestra kematian yang tidak bisa dilupakan oleh siapa pun yang mendengarnya. Bahkan para anggota Paviliun Bayang
Wajah Long Hotian menjadi sangat buruk. Ia tahu, kekuatan seperti ini bukan hal yang bisa mereka lawan. Ia mungkin bisa melarikan diri jika ingin, tapi anggotanya—termasuk Bai Ruochen—tidak akan selamat. Skenario ini adalah jebakan yang sempurna. Perangkap yang telah disusun dengan rapi, dan kini mulai dijalankan. Di tengah tekanan hebat itu, saat semua orang menahan nafas, dan sebagian mulai dilanda kepanikan— Xiao Tian melangkah maju. Langkahnya tenang, bahkan ringan. Wajahnya datar, tak menunjukkan rasa gentar sedikit pun. Setiap gerakannya tidak menciptakan gelombang energi besar, namun diam-diam menyalakan perubahan atmosfer. Seakan ruang mengenali bahwa sesuatu yang asing telah bergerak. “Akhirnya… kebetulan aku sudah pegal tidak bertarung. Kalian cukup untuk sedikit merentangkan otot-otot ku!” Semua pandangan tertuju padanya. Para anggota ketiga kekuatan besar mengalihkan fokus mereka. Namun alih-alih waspada, mereka justru tertawa keras—tawa mengejek, meremehkan, seolah k
Dataran tandus yang awalnya hening berguncang hebat, seperti ditarik dari inti bumi oleh kekuatan yang tak terlihat. Suara retakan menyebar di segala arah, angin berdesir memutar liar, menciptakan pusaran energi yang mencakar langit. Dua pusaran raksasa terbentuk dengan sempurna tepat di tengah-tengah dataran. Pusaran itu berputar perlahan, namun menyimpan kekuatan luar biasa yang seakan mampu menelan seluruh langit di atasnya. Salah satu pusaran memancarkan cahaya ungu keemasan, sinarnya berdenyut pelan seperti napas makhluk hidup. Sementara yang satu lagi menyala merah darah bercampur hitam pekat, menciptakan bayangan kelam yang menyebar hingga ke kaki para pengamat. Pemilik Villa langsung berseru lantang, suaranya bergema kuat di seluruh penjuru area. Nada bicaranya tidak terburu-buru, namun penuh otoritas. “Kalian generasi muda, memasuki pusaran sebelah kiri! Sedangkan yang berusia di atas empat puluh tahun, kalian memasuki pusaran sebelah kanan! Generasi muda dan generasi tua
“Kita harus bergegas. Paviliun Bayangan Naga Abadi sudah menunggu kita terlalu lama. Mereka akan ikut masuk ke area terlarang,” ucap Pemilik Villa dengan suara penuh wibawa. Salah satu Tetua bertanya pelan, nada suaranya hampir tenggelam di tengah gemuruh siaga kapal perang. “Tuan, apakah itu tidak menjadi pemborosan?” “Tidak. Paviliun Bayangan Naga Abadi ikut berkontribusi untuk merawat area terlarang ini. Lagipula lokasinya berada di perbatasan antara Villa Hati Seribu Bintang dan Paviliun Bayangan Naga Abadi. Jadi itu adalah hal wajar untuk berbagi kekayaan.” Jawaban itu membuat semua Tetua langsung diam. Tidak ada lagi pertanyaan. Semua langsung menaiki kapal perang. Satu per satu, formasi pelindung diaktifkan dan energi mengalir deras, menyelimuti seluruh badan kapal dengan lapisan perlindungan rapat. Kapal itu melesat menembus langit, meninggalkan jejak cahaya panjang di belakangnya. Sepanjang perjalanan, suasana dalam kapal dipenuhi bisik-bisik dan pandangan penuh rasa ingi
Xiao Tian mengikutinya dari belakang, langkahnya mantap namun tanpa suara, dan ketika burung raksasa itu terbang, pemandangan megah Villa Hati Seribu Bintang terbentang luas di bawah mereka. Gunung-gunung yang menembus awan jumlahnya tak terhitung. Ada air terjun spiritual yang jatuh dari puncak-puncak suci, padang rumput berbunga, hingga formasi-formasi terapung yang berkilauan di langit. Tiang-tiang cahaya spiritual menghubungkan langit dan bumi, dan setiap sudut wilayah itu menunjukkan kemegahan sebuah kekuatan yang telah mengakar selama ribuan tahun. Semua pemandangan ini tidak bisa dilihat oleh orang luar, hanya mereka yang berada di lingkaran inti Villa yang bisa menyaksikannya. Dari kejauhan, beberapa murid dan Tetua yang sedang beraktivitas di langit dan daratan melihat Bai Ruochen terbang bersama seseorang. Tatapan mereka langsung tertuju ke pemuda asing yang duduk di belakang Putri Suci. “Siapa pemuda itu? Beruntung sekali dia bisa duduk di belakang Putri Suci sambil menu