Share

Teman Masa Lalu.

Penulis: Winarsih_wina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 14:42:26

"Maya Lestari?"

Aku menyipitkan mata, saat melihat seorang pria datang menghampiri mejaku. Dia terlihat mengakrabkan diri, tapi aku masih belum ingat siapa dia.

"Kau pasti melupakan aku? Dasar tak beradab, dengan teman sendiri bisa lupa."

Aku mengerutkan keningku, karena pria ini seperti mulai kurang ajar. Sepertinya dia mulai sadar, kalau aku merasa tak nyaman.

"Keterlaluan, bisa-bisanya kau lupa sungguhan."

Kembali pria itu bicara dengan nada kesal. Tangannya mengambil kaca mata dan meletakkan di wajahnya.

"Ya Allah, kau si cupu? apa kabar? Lama tak ketemu. Dengar-dengar kau ke Singapura karena patah hati."

Begitu ingat namanya, aku jadi bicara panjang, tanpa memperdulikan raut wajahnya yang terlihat merah.

"Maaf aku kelepasan ngomong."

Aku segera menutup mulut, karena sadar kalau ucapanku sudah keterlaluan. Dia tak bersuara hanya kembali menyimpan kacamatanya.

"Tentu saja aku pergi karena wanita itu benar-benar tak bertanggungjawab. Sudah membuatku jatuh cinta, tapi nikah dengan pria lain, tak mengundang pula."

Aku menarik napas lega, berarti bukan aku wanita yang dia maksud. Aku mengundangnya tapi dia tak datang, setelah itu aku dengar dia pergi melanjutkan kuliah ke Luar Negeri.

"Untunglah, berarti bukan aku yang membuatmu patah hati. Mulai sekarang ku bisa tenang."

Aku tertawa cukup keras, tapi dia hanya diam menatap dengan heran. Aku menghentikan tawa karena merasa aneh sendiri.

"Maaf aku berlebihan, eh ...ngomong-ngomong kau bersama siapa?"

Aku melihat ke segala arah, untuk mencaritau dengan siapa dia datang.

"Aku sendiri sama seperti mu, jadi tak perlu sok mencari begitu."

Aku menatapnya dengan heran. Kenapa nada bicaranya jadi ketus begitu? Apa aku salah bicara lagi kali ini?

"Memangnya kenapa kalau sendiri? Kau tak perlu malu begitu. Dunia masih baik-baik saja, meski kita makan sendirian."

Aku kembali tertawa namun tak sekeras tadi. Untunglah di saat cangung begini pelayan datang mengantar pesanan, kembali dia menatap dengan heran, setelah melihat apa yang aku pesan.

"Masih menu yang sama ternyata kau tak berubah."

Aku menatap menu makanan di atas meja. Dia melambai pada seorang pelayan, yang mengantar pesanannya.

"Bawa kemari saja mbak."

Aku hampir tertawa, karena menu yang dia pesan sama dengan ku.

"Perasaan kau tak suka sambal terasi, kenapa kau membelinya?"

Aku menatap pria di depanku, dia tak menjawab tapi begitu menjawab membuatku tersedak.

"Karena aku suka aroma tangan mu. Sehabis makan, kau pasti menciumkan padaku."

Aku melirik padanya yang kini terlihat menikmati sambal dan ayam penyet itu. Dulu waktu sekolah, aku sering memaksanya makan sambal terasi tapi dia menolak. Katanya bau dia mual, tapi sekarang lihatlah gaya makannya.

"Sepertinya kau jadi punya makanan favorit sekarang. Lihat kau bahkan pesan dua sekali makan.".

Aku menatap piring yang sudah kosong satu. Dia masih menikmati piring kedua, terlihat keningnya mulai berkeringat. Aku menyerahkan tisu, bukan mengelap keringat dia justru mengelap matanya.

"Kau menangis karena pedas atau karena senang makan dengan ku?"

Brak ....

Aku terkejut karena tiba-tiba dia mengebrak meja. Aku terkejut sekaligus malu, karena semua pengunjung menatap kearah kami.

"Apa menurutmu semua ini Lucu, Ay? Daritadi aku lihat kau terus tertawa. Tak ada kata maaf sama sekali."

Aku tak mengerti apa yang dia katakan. Aku terdiam karena berpikir apa ada yang salah, namun saat sadar dia sudah pergi ke kasir, lalu hilang tanpa pamit.

"Aneh, dia seperti jelangkung saja. Datang tak di jemput pulang tak di antar, marah-marah tanpa sebab setelah itu pergi begitu saja."

Aku menyingkirkan piring yang masih terisi nasi dan ayam. Karena pria itu hilang sudah selera makanku.

"Apa kau tak bisa mengejar? Walau untuk sekedar mencaritahu, kenapa aku marah-marah?"

Ya Allah ujian apa lagi ini? Baru saja menarik napas lega, dia kembali lagi dan bilang minta di kejar.

"Memangnya aku anak ABG yang harus membujuk jika temannya merajuk. Ogah banget, kau kan tau itu bukan sifatku, kalau merajuk ya sudah pergi sana."

Aku menarik sudut bibirku, ternyata dia tak berubah banyak. Semakin ganteng iya? Tapi sifat manjanya tak berkurang mungkin bertambah.

"Pantas saja jadi jomblo abadi, ternyata masih anak mami."

Aku berdiri dengan angkuh, sembari menatap matanya yang mulai berair. Dia pikir aku berubah cengeng, setelah menikah tidak lah ya.

"Jangan bilang kau mau menangis? Ingat tak ada ibu mu di sini. Aku tak takut dia marah, karena aku menganggu anaknya."

Aku tersenyum mengejek, tapi kemudian aku meringis karena seseorang menjewer kupingku.

"Anak nakal, kau tak berubah juga rupanya? Masih suka membuli anak Tante."

Aku mengibaskan tangan wanita itu. Dia hanya tersenyum tipis, sepertinya aku mengalami Dejavu.

"Tante Maira? Maaf ini bukan seperti yang Tante kira. Dia menangis bukan karena aku, lihat dia saja yang manja."

Aku menunjuk pada anaknya yang memang cengeng, anehnya mereka berdua justru tertawa. Apa ada yang aneh dengan ucapanku?

"Dia memang tak berubah masih sama."

YUK TERUS BACA DAN BERI ULASAN 🌟 5 NYA BIAR MAKIN SEMANGAT. JANGAN LUPA VOTED JUGA SEBAGAI DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
lucu juga wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   ENDING.

    "Kalian penipu, untuk menguasai harta ibu kalian sengaja bilang bangkrut. Kalian ingin menguasai hak Aina putriku."Siti berteriak, membuat semua orang yang datang ke acara tujuh hari nenek Fandy terkejut. Mereka tak menyangka kalau wanita itu tidak memiliki sopan-santun. Membuat Hardi muak."Cukup! Hak apa yang kau maksudkan, Siti. Aina bahkan bukan darah dagingku, dia anak harammu dengan pria lain. Apa kau mau semua orang tau siapa ayah Aina? Sudah siap di hancurkan istri dan keluarga pria itu?"Siti terkejut dia tak menyangka Hardi akan semarah itu. Selama ini tak ada yang tau soal Aina selain Hardi dan orangtua Fandy, tapi sekarang Hardi siap membuka aibnya."Bagaimana?"Siti gemetar dia hanya bisa menatap Hardi tanpa berani untuk bicara. Dia tak siap berhadapan dengan keluarga kekasihnya, apalagi tanpa perlindungan Hardi."Sebaiknya kau pergi daripada hanya membuat omong kosong. Demi harta kau tak sadar sedang berada di mana, selama ini kau sudah enak hidup dari belaskasihan kami

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Keputusan Akhir.

    "Ini gak mungkin, pasti akal-akalan kalian kan. Jangan mentang-mentang ibu tinggal bersama kalian lalu kalian berusaha menguasai hartanya."Sari terlihat marah saat pengacara keluarga datang sesuai permintaan Sari. Malas ribut orangtua Fandy menuruti permintaannya."Awalnya aku tak mau melibatkan kalian. Sayangnya kau terlalu serakah Sari, apa boleh buat segera kosongkan rumah yang kalian tempati, karena itu termasuk harta ibu yang di gadaikan. Bahkan rumah ini sudah bukan milik ibu lagi, hutang dan kesombongan membuat semuanya hilang."Kali ini Maya dan Fandy tak berani bersuara. Mereka lebih memilih untuk mendengarkan para orangtua yang bicara, agar tak terjadi keributan yang lebih panjang."Bagaimana Har? Apa kau siap bicara pada wanita ini? Wanita yang tak sadar siapa dirinya. Hanya mantan tapi masih merasa berkuasa, aku rasa sudah waktunya kau buang dia, daripada menyusahkan mu terus-menerus."Maya dan Fandy terkejut begitu juga dengan Sari. Wanita itu tak menyangka akan mendapat

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   ekstra Part(2) Warisan.

    "Setelah ibu meninggal akhirnya kalian datang juga. Begitu inginnya kalian mendapat warisan ibu."Baru saja masuk ke rumah, belum juga mendudukan bokong ke kursi. Susah terdengar ucapan pedas seorang wanita."Maksud Tante Sari apa ya? Kenapa bicara soal warisan? Saat nenek belum genap tiga hari meninggal."Fandy yang terkejut langsung menatap istri adik papanya. Mereka memang tak dekat, bahkan saat dia dan Maya menikah tak ada keluarga papanya yang datang. Sepertinya dia tau sebabnya."Heran saja, sejak ibu sakit tak ada kalian datang menjenguk tapi begitu dia meninggal cepat sekali datang pasti menginginkan harta warisan kan? Sudahlah aku bisa menebaknya dengan mudah."Fandy terlihat mengepalkan tangan, tentu dia emosi mendengar tuduhan Tantenya. Namun tidak dengan Maya, wanita itu terlihat santai sekali membuat Fandy heran dan juga bingung."Sayangnya Tante salah besar. Kami berdua tak membutuhkan warisan dari siapapun, asal tau aja kami berdua sudah memiliki dua perusahaan besar un

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Ekstra Part (1) Warisan.

    Fandy dan Maya duduk menghadap gundukan tanah merah yang masih basah. Di sana terbaring seorang wanita yang pernah merusak pernikahan mereka, wanita yang hingga akhir hayatnya tak sempat meminta maaf pada Fandy Maya."Sudah siang, kita pulang sekarang. Papa dan mama ingin bicara dengan kita."Fandy menautkan jari tangan pada tangan sang istri. Dia tau Maya masih belum bisa percaya pada kedua orangtuanya, setelah mereka sempat melakukan kesalahan pada wanita itu."Berapa lama kita di sini, Mas? Apa bisa aku pulang duluan? Rasanya tak nyaman berada di sini apalagi ada Hera."Maya terlihat tak nyaman tapi Fandy juga tak mungkin membawa istrinya pulang sekarang. Apa kata orang kalau mereka pulang, mereka saja datang setelah tiga hari kematian sang nenek. Jadi gak pantas kalau langsung pergi."Tenang ada aku bersamamu. Lagipula mama dan papa kan sudah meminta maaf, apa salahnya kita beri mereka kesempàtan, jangan sampai kejadian yang di alami nenek terjadi pada orangtua ku juga.""Apa kau

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Ending.

    Kedua pasangan itu berciuman dengan panas. Mereka bahkan lupa berada di mana saat itu, Sandoro benar-benar bahagia, saat gadis yang dia cintai membalas perasaannya. Sandoro menarik tangan gadis yang baru satu jam yang lalu menerima cintanya. Mereka duduk di kursi ruangan Maya, posisi duduk mengangkang kekasihnya, membuat milik lelaki itu semakin tegang. Apalagi wanita itu justru duduk di pangkuannya, jelas membuat miliknya semakin membesar."Ah ....Pak milikmu menusuk milikku."Gadis itu terkejut hingga melepaskan ciuman di bibir kekasih barunya. Pria itu tersenyum dan meremas pantatnya."Mau buka celana dalammu? Agar dia bisa benar-benar masuk dan membuatmu merasakan nikmatnya."Gadis itu mengerjabkan matanya. Seperti berpikir antara takut dan ingin merasakan, benda besar yang menusuk miliknya. Perlahan dia bangun dari pangkuan Sandoro, menatap mata kekasihnya lalu membelai wajah pria yang tengah memejamkan mata itu, dia tau Sandoro tengah berusaha menetralkan panas di tubuhnya."Maa

  • Kunci Brankas Rahasia Suamiku.   Hikmah Dibalik Musibah

    "Hai ...mau kemana kau?"Sandoro dan bapak Maya terkejut, saat melihat Fandy berdiri menuju pintu kamar yang di tempati istrinya."Aku rela menerima rasa sakit yang di berikan istriku, tapi aku tak bisa tetap diam saat dia merasakan sakit, karena apa yang dia pikirkan apalagi semua itu tidak benar."Fandy membuka pintu dan menemukan sorot mata dingin dan penuh rasa kecewa. Perlahan dia mendekat dan bersiap, seandainya sang istri kembali menyerangnya."Kau bisa memukul atau menamparku jika itu membuatmu lega, Yank. Aku memang bodoh, hingga tanpa sadar terus membuatmu terluka dan kecewa. Hanya saja kau harus tau, aku mencintaimu tak ada wanita lain yang bisa menggantikan cinta itu. Lagipula apa yang kau pikirkan? Hingga jatuh pingsan sebelum Sandoro bicara. Apa mungkin itu bawaan bayi kita, yang sudah berkembang di rahimmu? Mungkin dia juga ikutan marah, karena mamanya berpikir papanya melakukan kesalahan lagi."Maya terlihat bingung dengan apa yang suaminya bilang. Mata wanita itu ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status