Share

Bab 10 Mengotori Rumahku

Di rumah Ibuku bisnis online ku terus berlanjut.  Walaupun pikiran kalut, tetapi uang harus tetap mengalir. Aku tidak boleh kalah dari si Gavin congkak tersebut.  Dia tidak tahu kalau uang yang Aku hasilkan terkadang melebihi uang yang dia kasih ke Aku. Sedangkan uangnya sendiri sebagian besar ia habiskan untuk dirinya sendiri. Biarlah dia menganggapku bodoh tidak tahu apa-apa. Memangnya itu penting buat di pikirkan? Tentu saja tidak.

      

Dari rumah Ibuku Aku terus memantau gerak gerik mereka. Pertama ku coba mengecek penyadap suara di kamar kami. Lalu terdengarlah pembicaraan-pembicaraan mereka.

      

"Wah itu foto anak-anak ya, Mas. Mereka ganteng dan cantik-cantik. Mereka mirip sama Ayahnya. Beda jauh sama Ibu mereka."

      

"Iya dong sayang, siapa dulu ayahnya. Apalagi kalau Mas punya anak dari kamu, pasti wajah mereka tambah cantik lagi mirip kamu. Untung anak-anakku mirip sama saya. Kalau mirip ibu mereka, iiiih jeleeeek, buluk."

      

"Bener itu, Mas. Lihat saja penampilannya. Eh dia itu nggak tahu fashion ya, Mas? Habis fotonya pake jilbab dan gamis model emak-emak ketinggalan zaman ya. Kok Mas betah sih sama dia?"

"Boro-boro ngerti fashion kekinian. mukanya saja nggak terurusi olehnya.  Ngertinya itu ya cuman daster. Itupun daster nenek-nenek."

"Kasihan kamu, Mas. Punya istri yang nggak ngertiin kamu. Nggak bisa manjain mata suami."

      

"Makanya Mas sayang ke kamu. Kalau nggak ada kamu bisa-bisa sumpek menyaksikan dia yang penampilannya gitu-gitu saja. Membosankan. Muka kusam kayak ondel-ondel."

      

"Hahahaaa bisa saja kamu, Mas. Kalau begitu kenapa Mas mau nikahin Vina?"

      

"Halah dulu terpaksa. Habis di jodohin orang tua. Apalagi dulu Vina ngebet banget sama Mas. Teruus saja nyamperin Mas. Sampai-sampai sering datang kerumahnya Mas tidak mau pulang."

      

"Ih perempuan murahan itu. Udah tahu  orang nggak cinta malah nyamperin terus."

"Dua minggu ini pasti Mas akan bahagia sebab di temenin sama perempuan secantik kamu, Alwa."

      

Eeewww. Keterlaluan sekali Mas Gavin ini. Dia bilang Aku yang mengejar-ngejar dia. Padahal dulu bukannya dia yang terus membujukku agar mau menikah dengannya? Dasar mulut lelaki. Munafik.

Ku cek juga di rekaman cctv. Maka terlihatlah kegiatan mereka. Alwa tidak sungkan-sungkan di rumahku. Duduk, tidur sesuka hatinya. Bahkan mereka bercumbu di manapun mereka suka. Dasar betina nakal. Mengotori rumah ku saja. Panas juga hatiku melihat perbuatannya. Dia pikir itu rumahnya apa?. 

      

Royal sekali Mas Gavin terhadap perempuan ini. Makan mereka pesan online. Terlihat mereka pulang bersama dengan banyak tentengan belanjaan di tangan perempuan itu. Rupanya mereka belanja bersama. Beda sekali dengan cara dia memperlakukanku. Kalau Aku jangankan memesan makanan, atau belanja. Bisa-bisa image boros mewarnai ku di mata Mas Gavin.

      

Sebelum Mas Gavin berangkat kerja, tak lupa perempuan itu mencium punggung tangan Mas Gavin dan mengecup kiri kanan pipi Mas Gavin. Jijik Aku menyaksikannya. Dan Mas Gavin pun dengan lembutnya membelai rambut manusia betina itu yang tampak ikal kecoklatan tersebut.

      

Setelah kepergian Mas Gavin kulihat si Alwa tersenyum lega sambil memainkan gawainya. Da sepertinya dia menelpon seseorang. Mungkin temannya atau siapalah?  Aku tidak peduli.  Begitu santai kehidupan wanita ini di rumahku. Setelah lama kusaksikan  tidak ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ku tutup rekaman itu. Tapi eeeeit.. ketika itu seperti ada seseorang yang datang. 

      

Benar saja seorang lelaki paruh baya mendatangi rumahku. Siapa laki-laki itu?. Mungkin Ayahnya Alwa kali ya. Begitu lelaki itu masuk, bergegas Alwa menutup pintu. Alwa menyambutnya dengan wajah berbinar-binar. Tidak mungkin ini Ayahnya. Lelaki itu menyerahkan semacam amplop ke Alwa. Alwa menerima dengan wajah sumringah. Penasaran apa yang mereka bicarakan. Ku buka sadapan suara mereka.

      

"Akhirnya Om datang juga. Rindu deh sama om. Oh ya ini rumah baru Alwa Om. Rindu sama permainan om."

      

"Ih permainan yang mana sayaang?" 

      

"Aduh kok nggak maksud sih? Ini Om kasih tarif buat Alwa. Tujuh juta cukup ya?. Tapi jangan lupa sesuai perjanjian. Pelayanan maksimal oke?"

      

Aku mengernyitkan dahi, ini apa maksudnya. Apakah Alwa juga memanfaatkan lelaki ini? Atau..... Ah apa pikiranku yang kotor. 

      

"Jam berapa suamimu pulang?"

      

"Nanti jam 2 Om. Ah jangan tanya masalah suamiku Om. Lebih baik kita menikmati waktu oke?"

      

"Oke nih Om bawain pengantar buat menghangatkanmu. Heheee.. biar hot"

      

Ku cek lagi ke cctv, astaga kulihat pria itu mengeluarkan dua botol minuman keras dan meletakkannya di atas meja. Lalu tanpa sungkan Alwa menenggaknya seperti tanpa beban.  Atau mungkin dia sudah terbiasa. Inilah perempuan yang kau bangga-banggakan itu Mas. Rupanya kelakuannya tak secantik wajahnya.

      

Setelah itu mereka melakukan sesuatu yang menurutku tidak layak di pandang. Tidak senonoh, memalukan. Sungguh mengotori rumahku. Tapi akan ku simpang rekaman itu. Untuk senjata dilain waktu.

      

Rupanya akhlak wanita itu sangat buruk. Menjual dirinya demi uang. Perempuan malas yang tidak mau bekerja keras. Hingga menjual tubuh ke pria hidung belang.

      

Memanfaatkan kecantikan hanya untuk di nikmati para lelaki. Demi rupiah. Padahal kalau dia mau apa salahnya bekerja yang halal agar mendapatkan uang yang halal. Bukan malah menjual diri.

      

Perempuan ini pantas untuk di kasihani.  Tidak sadar diri tadi mengatakan Aku perempuan murahan pada Mas Gavin. Ternyata dialah wanita yang sungguh wanita rendahan. Menggaet suami orang demi uang, menggaet Om-om demi uang. Tidak  pandang bulu asalkan ada uang. Dia pikir kecantikannya itu permanen? Kalau terus mendapatkan uang dengan cara seperti itu, bagaimana jika usia mulai uzur? Siapa yang mau seiring kecantikan yang terus memudar. Apakah dia tidak berpikir sampai di situ? Benar-benar rugi Mas Gavin menaruh kepercayaan padamu, Alwa. 

      

Kamu tidak Tahu Alwa perbuatanmu itu akan memalukan dirimu sendiri di lain waktu. Dan Gavin yang telah merendahkanku demi perempuan ini, nanti akan ku percepat keinginan kalian untuk hidup bersama.  Biar dia tahu citra perempuan yang telah menguasai hatinya. Di jamin apes hidupmu Gavin.

      

      

      

      

      

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tiwi Nurhayati
ujung nya koiin kan......
goodnovel comment avatar
Tiwi Nurhayati
lanjuut dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status