Share

Bab 3 - Tensi Tinggi

“Uh… se … selamat pagi, uh …” Salah seorang resepsionis yang tergagap ketika melihat Akira datang ke dalam kantor membuat dirinya menahan senyum. 

Dia beberapa kali mengalami kejadian seperti ini, tapi tetap saja dia selalu tidak terbiasa! 

“Halo selamat pagi! Saya Akira, ini hari pertama saya di sini. Saya ingin bertemu dengan Pak Hasan …” ucap Akira sambil melempar senyum dan dibalas dengan raut wajah memerah dari sang resepsionis. 

Setelah memberitahukan namanya dan menyatakan tujuannya untuk bertemu dengan Pak Hasan, dia dibawa ke ruangan pribadi Senior Partner. 

“Akira! Akhirnya! Selamat datang di The Converge. Senang sekali kamu akhirnya bergabung dalam tim kami.” Pak Hasan yang tadinya sedang duduk sambil membaca sebuah berkas mendadak berdiri dan menyambutnya dengan hangat. 

“Ayo duduk dulu, kita bisa berbincang sebentar sebelum saya mengenalkan kamu dengan rekan-rekan kerja di sini,” ujar Pak Hasan dengan sumringah. 

Akira tersenyum dan sukses membuat lesung pipinya tercetak dalam. Dia senang di hari pertamanya mendapatkan suntikan semangat dari Senior Partner yang sudah malang melintang dalam dunia consulting ini. 

“Gimana… gimana? Apa kesan pertama kamu saat tiba di sini?” tanya Pak Hasan dengan ramah. 

“Wah saya merasa disambut dengan hangat Pak. Jadi semakin semangat untuk bertemu rekan-rekan lainnya, Pak.” Jawaban Akira disambut dengan anggukan semangat dari Pak Hasan. 

“Mau bertemu sekarang? Sekalian kita bisa berkeliling kantor dulu sebelum kamu nanti ngobrol sama tim HR kita dan juga menjadwalkan meeting pertama dengan tim baru kamu.”

“Ide yang bagus, Pak Hasan. Saya sudah tidak sabar memulai hari di The Converge,” ucap Akira percaya diri. 

Mereka akhirnya beranjak dari ruangan Pak Hasan dan Akira mengedarkan pandangannya di sekeliling open space yang dipakai beberapa karyawan untuk berkumpul dan berbincang mengenai sesuatu. 

Para karyawan dan ehem – terutama staff perempuan melirik diam-diam dan penuh rasa takjub ke arah Akira. Penasaran siapa pria tampan misterius bersama Pak Hasan. 

Apakah potensial klien mereka?

Dan rasa penasaran mereka terjawab ketika Pak Hasan dengan nada riang mengenalkan kalau Akira adalah tim baru The Converge dan menjabat dengan posisi partner menggantikan posisi Mas Dirga yang kosong dua bulan lalu. 

Koor suara ‘ooh’ diselingi dengan cekikikan memenuhi ruangan, sampai-sampai Pak Hasan menggelengkan kepalanya melihat itu semua. 

“Ayo kita lanjut. Dua ruangan lainnya adalah ruang senior partner. Ada Bagas dan juga Teddy. Tapi mereka hari ini tidak datang karena ada meeting dengan klien di luar, jadi mungkin nanti saja kamu bisa mengobrol kalau mereka sudah di kantor.” 

Pak Hasan kemudian mengajaknya berkeliling, melihat beberapa ruang pertemuan yang bisa digunakan Akira dengan memberikan jadwal sebelumnya kepada sekretaris. 

Menunjukkan di mana pantry berada, serta terakhir membawa ke satu ruangan kecil yang ada di pojok kantor. 

“Dan ini… ruang salah satu senior konsultan kita. Dia luar biasa brilian dan berbakat, dan nanti dia akan bekerja denganmu,” ungkap Pak Hasan dengan bangga. 

“Dia sebelumnya dimentori oleh Dirga, yang sebelumnya ada di posisi kamu, makanya peningkatan karirnya sangat pesat.” tambah bosnya. 

Akira mengangguk senang. Dia merasa sepertinya senior konsultan ini sangat kompeten, dan dia tak sabar untuk bekerja bersama pria ini. 

“Ah, satu lagi… Giselle ini orangnya perfeksionis, and some say she’s difficult to work with. Tapi kurasa itu karena dia memang sangat teliti dalam pekerjaannya. ”

Otak Akira mencerna ucapan Pak Hasan yang membuatnya terperanjat. 

Oh, ternyata senior konsultan ini adalah perempuan! Dia malu sendiri karena timbul pikiran bahwa orang kompeten hanyalah laki-laki. 

Snap it out, Akira!

Tunggu dulu ... 

Giselle ... nama itu sepertinya beresonansi dalam otak dan hatinya.

Giselle ... 

Dia mencoba mengingat kembali apakah dia pernah mengenal seseorang yang bernama Giselle yang menurut Akira namanya begitu familiar. 

Hatinya entah kenapa bergelenyar ketika dia mencoba melafalkan nama tersebut. 

Pintu ruangan kecil itu terbuka dan seorang dengan kaki jenjang keluar dari dalam sambil membawa tumbler dan membaca iPad yang digenggam di tangan kanannya. 

Awalnya perempuan cantik itu tidak sadar ada Pak Hasan dan Akira yang berdiri di dekat ruangannya. Sampai akhirnya dia mengangkat wajahnya dan matanya membulat besar ketika melihat Akira. 

“Ah, Giselle. Perkenalkan, ini Akira. Mulai hari ini dia akan menjadi bagian dari keluarga besar The Converge sebagai Partner. Dia menggantikan posisi Mas Dirga mulai saat ini.” Pak Hasan saling mengenalkan antara Akira dan perempuan asing yang terlampau sering menghampirinya di dalam mimpi. 

Giselle terkesiap melihatnya. 

Sama seperti Akira yang terperanjat kaget, namun dia lebih jago menyembunyikan gejolak yang berkecamuk dalam dadanya. 

“Hai, Giselle … akhirnya kita berjumpa,” ujar Akira seraya menyodorkan tangannya kepada si gadis cantik yang berdiri mematung di hadapannya kini. 

“Kamu!” seru Giselle dengan kaget. Ia hanya bisa membuka dan menutup mulutnya tanpa bisa berkata-kata lagi.

"Pak Hasan? Kenapa ada dia di sini?" 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
ciyee.. ketemu juga sama tuan putri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status