Share

Kemesraan

Esoknya saat membuka mata, hari sudah terang dan aku sudah berada di tenda. Melirik ke sana kemari, tapi cuma aku yang berada di tenda.

Mencoba bangun untuk duduk, tapi terasa kakiku berat. Rupanya sudah dililit perban, pasti mereka yang mengobatinya. Tetiba aku ingat tadi malam saat jatuh, saat Randy menolongku dan menggendongku naik.

Dan ya, kuingat juga ucapan sebelum tertidur itu. Astaga! Benarkah aku ucapkan itu di telinga Randy. Apa dia mendengar? Duh, malunya mau ditaruh di mana mukaku, aku bergumam sendiri.

"Ra ... Kamu udah bangun!" panggil Tania tiba-tiba masuk tenda dan membuatku terkejut.

"Sudah, kamu dari mana Nia?"

"Di luar, masak buat sarapan kita semua," jawab Tania senyum-senyum.

Yaelah, nih anak kenapa senyum-senyum. Apa senang melihatku kena musibah, seharusnya sedih malah senang, tak setia kawan nih memang.

"Kenapa kamu senyum-senyum, teman celaka malah senang!" tanyaku heran.

"Tentu saja aku sedih saat tadi malam nggak bisa menemukan kamu, kami suda
Rini Annisa

Maaf ya kalo author lambat up, asbab jatuh sakit. Tolong maklumi , terima kasih!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status