Hari ini hari ulang tahunku. Dua puluh tahun. tidak ada yang istimewa. Hidupku masih sama biasanya seperti yang sudah-sudah. Aku tidak bisa bilang membosankan. Karena kenyataan bahwa nyawaku kapan saja bisa hilang baik karena penyakitku atau karena orang-orang jahat yang mengincar Daddy.
Kami pulang hari ini dari peternakan orang tua Richard ke Villa. Tidak lama seharusnya, tapi serasa bagai seabad karena kami berdua saling bungkam.
Aku yang mendiamkannya sejak semalam. Dia masih mencoba mengajakku berbicara semalam saat makan malam yang kujawab sekenanya. Aku juga tidak ingin jika orang tuanya mengetahui apa yang sebelumnya terjadi pada kami.
Tai pagi ini, kami saling diam. Aku hanya membuka mulut saat berpamitan tadi, selebihnya, aku diam sembari memandang keluar jendela mobil. Mengucapkan selamat ulan
Mungkin karena musim liburan. Atau karena berita mencekam tentang penculikan putra mahkota itu kini sudah menyebar ke seluruh negeri, suasana kota jadi sepi dan lengang. Kami tidak mampir kemana - mana dan langsung pergi ke rumah.“Kau yakin tidak ingin langsung ke istana?” tanyaku saat Richard mengikutiku turun dari mobil.“Tugasku di sini, Mira. Menjagamu.”Entah otakku yang sedang tidak berfungsi dengan baik, atau memang semua perkataan Richard jadi ambigu akhir - akhir ini. Arti yang dimaksud selalu bisa membuatku salah paham. Sejak kejadian di istal kuda siang itu, aku jadi tak bisa berpikir jernih tentang apapun yang berkaitan dengannya.“Aku tidak akan kemana - mana. Rumah akan kukunci semua.”
Richard’s Tidak ada hal mencurigakan di sekitar rumah. Aku kembali masuk untuk mandi dan bersiap untuk melapor ke istana. Prosedur untuk mengabarkan bahwa aku sudah kembali ke kota dan siap bertugas sepenuhnya. Cedric sudah sampai di istana. Dia bilang situasinya masih sama seperti semalam. Belum ada update apapun. CCTV di lorong kamar Putra Mahkota mati secara misterius sehingga kami tidak mendapatkan bukti apapun. Penurut pelayan khusus Pangeran, beliau masih ada di istana untuk makan malam bersama Ratu sore itu. Makan malam yang singkat karena ratu ada undangan untuk peresmian cruise di Ghent, dan Putra Mahkota diantarkan kembali ke kamar. Sampai di sini, semua terekam jelas dan akurat. Beberapa saat kemudian, semua CCTV di sayap tersebut mengalami kerusakan. Putr
Richard’s “Richard, periksa CCTV di pos Laurent dan kirim ke tempatku segera.” Titah Pak Tua. Aku bergegas mengerjakannya. Tetap sibuk adalah pengalih perhatian terbaik dari semua hal mengerikan yang terjadi belakangan ini. Terlebih, karena mereka mendapatkan Mira saat gadis itu berada dalam pengawasanku. Aku segera keluar, menuju Pos Laurent. Si Tua itu sudah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. CCTV di pagar dimatikan. Ya, benda itu sudah tidak merekam lagi sejak kemarin malam. Bahkan tidak ada footage saat aku dan Mira sampai sore tadi. Selain itu, semuanya berjalan dengan baik. Hanya saja, dengan posisi CCTV yang tidak se detail CCTV pagar, sangat susah mengidentifikasi pelaku. Selain mobil yang kami pakai, hanya terekam satu mobil lagi masuk ke dalam rumah. Yaitu Mobil yang mengantarkan Milg
Seseorang melepas penutup mataku. Cahaya dari jendela besar di sebelah kananku membuat mataku mengernyit karena terbuka tiba - tiba. Aku sangat tidak sabar melihat mereka, walaupun aku yakin itu percuma. Aku tidak kenal siapapun di sini. Tapi aku ingin menatap mata mereka. Apa yang membuat mereka melakukan ini?Mataku bertemu dengan mata paling biru yang pernah kulihat. Tatapan dinginnya seketika membuat dadaku sesak. Siapa dia?“Halo Mira.”Dia bahkan tau namaku?!***Orang itu sudah pergi. Dia tidak mengatakan apa - apa lagi selain ‘Halo Mira’. Aku sudah tidak dalam keadaan terikat lagi. Mereka meninggalkanku dalam sebuah kamar, yang walaupun terlihat sudah amat lama tidak ditempati dan kosong, masih
Richard’s Cedric kembali malam itu membawa hasil pemeriksaan ponsel Corrine. Aku dan beberapa pengawal istana yang bertugas di sini ikut dipanggil ke ruangan Pak Tua. Sejak dua hari yang lalu penjagaan di maison diperketat. Pak Tua juga syok karena mereka bisa menembus penjagaan Laurent di depan dengan sangat mulus. Laurent belum siuman. Kata dokter, kadar obat bius dalam darahnya terlalu banyak hingga membuatnya koma. Kami masih beruntung karena dia masih bisa diselamatkan mengingat usianya yang tak muda lagi, walau belum siuman. Telat sedikit, kami bisa kehilangan dia untuk selamanya. Dan saksi kasus ini akan semakin sedikit. Sore tadi petugas gambar forensik menemui Corrine dan Milgueta untuk membuat sketsa supir yang menyamar menjadi Gerlain. Mereka masih disana, meminta agar tidak diganggu agar konsentrasi M
Richard’sFootage CCTV yang dikirimkan Abe Villich pada kami sungguh tak terduga. Kami semua diam, berusaha mencerna plot twist yang terjadi di sini.Walaupun agak gelap, dan hanya menampilkan sedikit sudut balkon kamar Putra Mahkota, kesimpulan awal sudah bisa ditarik dari sini. Putra Mahkota tidak diculik. Dia pergi dengan sukarela dengan mobil yang menjemputnya.“Ratu sudah melihatnya?” Pak Tua bertanya. Rahangnya kaku dan suaranya amat tenang. Menandakan tensi yang berusaha dia tahan.“Belum. Saya menunjukkannya terlebih dulu pada anda.” Abe Villich menjawab sama datarnya. Raut wajahnya sama sekali tidak berubah. Tetap menyebalkan, seolah habis menginjak tahi ayam.Dia memang bukan oran
“Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku, Mira.”Orang yang mengaku Putra Mahkota tadi berkata begitu sebelum pergi meninggalkan kamar yang kutempati. Sudah. Dia hanya berkata seperti itu. Tanpa menjelaskan apa tepatnya yang harus kulakukan dan apakah aku mau melakukannya.Aku banyak berpikir sejak dia meninggalkan kamar yang kutempati ini. Kalau dia Putra Mahkotanya, berarti berita tentang penculikan Putra Mahkota adalah bohong?! Lalu? Apa dia sedang merencanakan skenario penculikan dirinya sendiri? Dia terlihat amat nyaman di sini. Seperti ini semua adalah daerah kekuasaannya. Baiklah, memang secara wilayah, daerah ini mungkin masih masuk dalam wilayak kerajaan. Maksudnku dia terlihat... Tidak cranky sepertiku, walaupun saat ada yg berkunjung aku selalu mencoba berpura - pura bahwa tidak ada yang aneh dengan situasiku di sini.
Richard’sWe found her!!Alive, tidak terluka, tapi tdak sadarkan diri.setelah beberapa hari merekonstruksi kegiatan putra mahkota dari sekretaris pribadinya, akhirnya kami menemukan beberapa ‘kejanggalan’ yang cocok yang bisa membawa titik terang.Dimulai dari properti baru Putra Mahkota yang berada di pinggiran kota. Lumayan mencurigakan karena pemerintah setempat beberapa kali mengajukan usulan untuk demolisasi dan selalu mendapat penolakan dari pihak istana. Tidak sulit mengetahui siapa yang menolak karena wilayah selatan ini memang diserahkan untuk menjadi wilayah otoritas Putra Mahkota.Setahun lalu, dia terang - terangan membeli beberapa properti di sana dan mulailah kompleks kumuh tersebut menjadi a