Share

Tetua Macan Giok

"Lanting, apa kau benar-benar tidak punya malu?" Lila Sari benar-benar mau muntah saat ini,  beberapa pendekar dari Desa Ranting Hijau juga menjauhi pemuda itu. "Kau ini, harus diletakan dimana muka Pimpin Desa, melihat dirimu kelak."

Lanting Beruga tidak peduli meski semua teman-teman satu desanya menggunjing, bahkan meninggalkan dirinya sendiri. Ini sudah biasa, telinganya sudah kebal karena cacian.

"Beruntung kita punya Kakak Coyo Wigoro, kalau tidak aku tidak tahu bagaimana tanggapan desa tetangga terhadap kita," sambung Lila Sari.

Ketika nama Coyo Wigoro di sebut, membusung dada pemuda itu. 

"Huh ...semua orang membuat telingaku semakin sakit," gumam Lanting Beruga, mengucek daun telinganya beberapa kali.

Karena ditinggal oleh teman-temannya, Lanting Beruga bersiul kecil, meletakan dua tangan di belakang kepalanya, sambil berjalan mondar-mandir.

Tindakannya jelas membuat orang semakin mengejeknya.

"Lihatlah, dia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Suro Wiro Sentono
kurangi koinnya ,biar ga mehong......
goodnovel comment avatar
Super Siboro
pembayaran koin lah yg buat pembaca jadi malas membaca kelnjutannya
goodnovel comment avatar
Dyah Subadiyah
semakin kecanduan lanjutannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status