Kelahiran putra pangeran Kerajaan Niswa telah di nanti-nantikan keluarga Kerajaan selama bertahun-tahun. Termasuk juga rakyatnya. Ia sangat ditunggu keberadaannya untuk menggantikan posisi ayahnya memimpin kerajaan. Namun sayang kelahirannya justru terjadi pada saat perang berlangsung di Kerajaan Niswa. Serangan Kerajaan Bahara telah membuat bayi pangeran harus diasingkan dari istana demi keselamatannya. Bertahun-tahun mencari keberadaan bayi pangeran. Namun pangeran tak kunjung ditemukan hingga mereka berpikir pangeran telah tiada. Putri Aleta izin menikah dengan Rafles, putra ketiga Kerajaan Bunga. Namun belum sempat cinta mereka bersatu lamaran dari kerajaan Flambuana telah mendatangi Puti Aleta. Singkat cerita akhirnya ayahnya mengizinkan Putri Aleta menikah dengan Pangeran Rafles. Ternyata Pangeran Rafles tidaklah sebaik yang Putri Aleta kira. Ia memiliki rencana untuk menghancurkan kerajaan Niswa. Ternyata dan ternyata Kerajaan Bunga dan Kerajaan Bahara sepakat untuk membalaskan dendam mereka pada Kerajaan Niswa. Ditengah kekacauan dan penderitaan yang dialami Kerajaan Niswa, Putra Mahkota Kerajan Niswa kembali ke istana. Ia akan menyelamatkan istananya. Cara tercepat untuk menghentikan kekacauan pada Kerajaan Niswa adalah dengan meminta harapan Pada sebuah Cermin yang tersembunyi di Goa Bukit Rindau. Namun cermin tersebut justru malah memperburuk keadaan istana. Akankah isatana akan dapat diselamatkan? Atau justru istana akan hancur lebur sekalian tanpa sisa?
View MoreSakit ...eeeeeeee eeeeeee heh heh heh eeee eeeee heh.. heh.. heh..
Hembusan nafas ratu Neda terdengar sangat terengah-engah, keringat bercucuran dari dahinya dan hampir membasahi sekujur tubuhnya. Tanggannya masih terus menggenggam putri Aleta yang berusaha menggantikan posisi ayahnya, menemani sang ratu melahirkan. Sungguh menyakitkan memang melahirkan tanpa ditemani seorang suami di sampingnya. Namun semua itu tak Ratu Neda masalahkan karena keadaan memang sedang darurat. Keadaan istana sedang sangat genting. Tak mungkin raja meninggalkan prajuritnya untuk berperang tanpa kehadiran dirinya. Dengan kehadirannya pun pasukan Kerajaan Niswa tampak kewalahan.
Rasa sakit dan cemas berbaur menjadi satu dirasakan Ratu Neda. Melahirkan tanpa ditemani seorang Raja Reja sebagai suaminya mau tidak mau harus terjadi. Peperangan di kerajaan masih terdengar sangat hebat. Untung prajurit masih bisa menahan Prajurit lawan untuk menerobos masuk ke dalam istana.
Eeeee... heh.. heh.. heh..
Eeeeee oe.. oe.. oe..
Tak beberapa lama terdengar tangisan bayi. Putra mahkota telah lahir, rasa bahagia telah menyelimuti hati sang ratu. Akhirnya putra yang telah ditunggu tunggu kelahirannya telah lahir di dunia.
Trang! Trang! Trang!
Suara pedang yang saling bertemu terdengar sangat nyaring di Kerajaan Niswa. Hal ini membuat seluruh warga istana panik.Begitu juga yang dirasakan oleh Ratu Neda. Rasa bahagia Ratu Neda bercampur dengan rasa panik terhadap keselamatan putra mahkota yang baru saja dilahirkannya. Jika Raja Juza dan pasukannya dari Kerajaan Bahara tahu kelahiran ini, pastilah bayi mungil putra mahkota menjadi sasaran untuk di bunuh. Mereka sangat menginginkan Kerajaan Niswa hancur. Dayang-dayang dan beberapa prajurit berjaga-jaga di depan pintu kamar utama dengan begitu awasnya
Peperangan antara dua kerajaan ini memang kerap kali terjadi. Hal ini karena dendam yang tak kunjung padam sebab kematian putra mahkota Kerajaan Bahara yang waktu itu ingin mempersunting putri Aleta. Ya pangeran telah jatuh hati pada kecantikan yang dimiliki Putri Aleta. Karena penolakan itu, pangeran bunuh diri. Untunglah prajurit jaga Kerajaan Niswa terbilang cukup banyak sehingga keamanan pintu masuk ke dalam istana masih dapat terjaga. Namun hal itu sepertinya tidak akan bertahan lama karena pasukan dari kerajaan bahara cukup ahli dalam siasat peperangan. Jumlah mereka juga tak kalah banyaknya dengan jumlah prajurit Kerajaan Niswa.
Dengan cemasnya sang ratu memikirkan nasib putra mahkota yang baru saja terlahir dari rahimnya. Kelahiran putra mahkota telah lama ditunggu tunggu, namun kalau bisa memilih, ratu tidak ingin melahirkan pada hari dan detik ini. Mengapa haru lahir disaat keadaan istana tak aman. Namun, mau tak mau kelahiran seseorang memang tidak bisa diminta kapan waktunya. Ratu sungguh khawatir dengan nasib Pangeran yang ditunggu-tunggu keberadaannya bertahun-tahun. Suasana kamar ratu makin panik. Dengan kerasnya semua dayang memikirkan bagaimana cara membawa pergi Putra pangeran keluar dari Istana. Karena tidak bisa berlama-lama memikirkan cara yang efektif untuk membawa putra pangeran keluar dari istana, maka diputuskan untuk salah seorang dayang istana dan seorang prajurit berkuda akan membawa Putra mahkota keluar jauh dari istana. Segala penyamaran pun dilakukan. Dengan terpaksa putra pangeran di masukkan ke dalam kotak kayu dengan ukiran cantik diatasnya. Kotak kayu itu adalah tempat penyimpanan sepatu Ratu yang tidak terpakai. Dayang yang akan membawa pergi putra mahkota telah siap dengan penyamarannya, ia memakai baju seperti rakyat desa dan mengenakan jubah bertudung dengan warna hitam. Dekorasi hiasan di delman kerajaan segera di rusak supaya tidak begitu menandakan delman tersebut milik kerajaan.
Dengan segera, dayang segera keluar lewat pintu belakang di kawal oleh beberapa prajurit kerajaan. Di luar pintu, sudah terlihat delman lengkap dengan seorang supir delman kerajaan terlihat sigap membawa dayang pergi. Belum sempat prajurit masuk kembali ke kamar Ratu, beberapa pasukan Kerajaan bahara sudah berhasil menerobos masuk ke dalam istana. Dengan terburu-buru prajurit segera berlari menuju kamar ratu untuk berjaga.
Berpuluh-puluh prajurit mencoba menghentikan pasukan Kerajaan bahara supaya tidak bisa masuk ke istana lebih dalam . Namun kekuatan dan kelihaian dari pasukan bahara cukup sukses melumpuhkan prajurit yang menghadang. Mereka berhasil menerobos masuk tanpa ampun. Bahkan mereka sampai berhasil masuk ke dalam kamar ratu.
Dari dalam kamar, ratu merasa sangat cemas dan memeluk Putri Aleta. Dayang-dayang dengan sibuk dan terburu-buru masih berusaha menutupi jejak kelahiran sang putra mahkota.
BRAR, ah pintu kamar utama berhasil terbuka. Sebenarnya tujuan mereka hendak mencari batu Kristal Regana. Sebuah batu kristal abadi yang dapat menghidupkan kembali satu nyawa setiap seratus tahun sekali. Waktu yang sangat lama untuk menantikan batu kristal itu bekerja. Kebetulan sekali batu kristal itu dapat menghidupkan satu nyawa lagi lima belas tahun kemudian. Mereka menerobos kamar utama istana karena mereka memiliki dugaan bahwa batu kristal itu disimpan di kamar utama dengan penjagaan langsung dari rajanya.
Namun pencarian mereka nihil. Baru kristal tak kunjung ditemukan, ntah dimana batu kristal itu disembunyikan. Tiba tiba saja seorang pasukan Bahara melihat bercak darah yang menempel di sprei sang ratu. Ah ternayata masih ada darah yang terlewat untuk di tutupi. Sontak mereka teringat perkataan raja mereka beberapa bulan yang lampau, bahwa ratu Kerajaan Niswa tengah hamil. Sontak prajurit mengetahui bahwa telah lahir seorang bayi di kamar ini. Mereka semakin yakin setelah melihat wajah ratu yang sedikit pucat dan lemas. Ratu terlihat sangat ketakutan.
āMana anakmu??ā teriak panglima perang Kerajaan Bahara, sambil menunjuk ke arah ratu. Ratu Neda hanya bisa diam seribu bahasa dengan deraian air mata yang membasahi pipinya. Para dayang pun merasa takut. Prajurit penjaga dengan sigap langsung melindungi ratu dari berontaknya Pasukan Bahara yang berhasil masuk ke kamar ratu. Berkali-kali mereka mencoba mencari seorang bayi, namun nihil. Bayi itu tidak juga ditemukan. Bahkan niat awal mereka mencari batu kristal terlupakan. Mereka beralih fokus untuk mencari seorang jabang bayi. Mereka tidak menemukan jabang bayi jua. Tanpa sengaja salah seorang pasukan Bahara melihat ke luar jendela istana. Tampak sebuah delman berlari dengan cepat. Delman itu sudah mulai terlihat kecil. Tampaknya jarak yang ditempuhnya sudah cukup jauh dari istana.
Tanpa komando, mereka segera keluar mengejar delman itu, segala upaya pencegahan dilakukan oleh para prajurit Kerajaan Niswa. Namun dengan tidak beruntungnya, mereka gagal untuk mencegah prajurit Bahara keluar istana. Prajurit Kerajaan Niswa kewalahan menghadapi serangan dari mereka. Akhirnya prajurit Bahara berhasil keluar kamar ratu dan dengan segera menyusul delman yang sudah jauh itu. Beberapa ekor kuda langsung melesat cepat mengejar delman yang sudah terlihat kecil karena jarak yang sudah semakin jauh.
BAB 13Kepemimpinan BaruāRatu, saya ada izin menyampaikan sesuatu..āāTidak tahukah kamu jika ratu sedang bersedih?ā teriak Putri Aleta yang duduk di samping bundanya. Tampak juga Pangeran Rafles ada di sana.āMohon maaf putri, tapi ini kabar mengenai putra pangeran yang hilangā tabib masih berusaha medesak untuk dapat menyampaiakan informasi yang dibawanya.āMemangnya apa yang ingin disampaikan?āāMohon maaf Rangeran Mahkota ada di dalam istanaāāAnakku yang hilang??ā ratu langsung menyautāBenar sekali ratuāāDimana ia sekarang?āāAda di ruang pengobatan ratuāRatu segera beranjak lari. Ia menuju ke ruang pengobatan ingin memastikan jika yang disampaikan tabib istana benar.Benar sesuai apa yang dikatakan sang tabib. Kalung mutiara ratu menyala. Ini menandakan keberadaan putra pangeran berada di sini. Ruangan penuh dengan orang orang. Yang mana pangeran masih menj
Hari yang ditunggu-tunggu Putri Aleta telah tiba. Akhirnya penantian panjangnya membuahkan hasil. Semua sudut istana telah siap untuk ikut andil dalam acara pernikahan perdana Kerajaan Niswa. Tamu tamu istana mulai berdatangan, rakyat Kerajaan Niswa juga mulai memenuhi aula pernikahan. Suasananya tampak ramai. Melebihi ramainya orang memadati pasar.Kecantikan Putri Aleta benar benar menari perhatian semua yang hadir. Bahkan Putra Kerajaan lain terlihat sangat ingin menggantikan posisi Putra Rafles. Matanya berbinar menandakan bahwa mereka kagum melihat kecantikan paras Putri Aleta. Putri Aleta sudah terduduk di kursi ditemani oleh raja dan ratu, sementara kursi mempelai pria beserta keluarganya masih kosong. Mereka masih menanti nantikan kedatangan Putra Rafles dan keluarga Kerajaan Bunga.Tengku, seorang anak laki laki yang belum diketahui identitas aslinya tampak hadir ditengah tengah kerumunan ribuan m
Hari yang ditunggu-tunggu Putri Aleta telah tiba. Hari ini juga Putra Rafles akan berkunjung ke istananya. Pancaran kebahagiaan Putri Aleta tersorot dari bola matanya yang sedikit kecoklatan. Raja Reja mulai gusar. Ia sempat beberapa kali pindah posisi dalam duduknya. Ya hal ini sangatlah wajar mengingat mereka menunggu kedatangan Pangeran Rafles dan Rombongan sudah begitu lama. Putri Aleta mulai merasakan kecemasan. Bagaimana tidak, Putra Rafles yang ditunggu-tunggunya belum juga menampakkan batang hidungnya. āPutriku, Apakah rombongan Kerajaan Bunga jadi kesini? Kenapa lama sekaliā ucap Sang Raja yang mulai terlihat tampak bosan. āPasti mereka jadi kesini ya, sepertinya mereka masih dalam perjalananā Putri Aleta mencoba menenangkan ayahnya walau dirinya sebenarnya tidak tenang. Yang lebih membuatnya lebh takut lagi adalah Putra Rafles memang tidak jadi pergi ke istananya. āBaiklah kalau begitu..ā Putri Aleta mondar-mandir. Hatinya tak
“Paduka.. mohon maaf kami berdua tidak dapat menemukan putra pangeran selama berkelana mencarinya” utusan yang ditugaskan untuk mencari keberadaan Putranya selama bertahun-tahun telah kembali. Ya penampilannya sedikit berbeda, hal ini karena dimakan usia.“Apakah kalian yakin sudah menelusuri semua tempat di bawah kekuasaan kerajaanku?”“Sudah paduka, mohon maaf sekali kami belum dapat menemukan putra kerajaan” dengan wajah menghadap lantai“Baiklah sekarang beristirahatlah..”Akhirnya raja menyuruh mereka untuk segera beristirahat. Raja tidak memerintahkan mereka untuk mencari putranya kembali. Raja akan mencari cara lain untuk menemukan putranya. Ternyata caranya selama ini tidak efektif dan tidak membuahkan hasil.Ratu kembali merasa sedih. Sebelumnya, ia sudah bisa sedikit menghilangkan kesedihannya. Namun, dengan kembalinya utusan ke istana seakan memaksa hati ratu untuk membu
Kelas memanah telah usai dari dua pekan lalu. Dalam dua pekan ini pula Pangeran Rafles tidak bertemu dengan Putri Aleta. Ia sangat cemas dengan kabar Putri Aleta. Apakah ia baik baik saja? ataukah ada lamaran datang untuk meminangnya? Pikiran itu selalu menghantui Pangeran Rafles sejak dua pekan lalu. Di tambah lagi kala mengingat ucapan Putri Aleta terakhir kali mereka di taman waktu itu.Ia makin tersiksa dalam keadaan tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia tak mungkin mendapat izin dari ibunya untuk pergi ke Kerajaan Niswa. Jaraknya yang lumayan jauh bukan menjadi masalah, Namun ayahnya yang terbaring tak berdayalah yang membuat kami putra putra kerajaan tidak boleh pergi ke luar dari istana.Kecemasannya kepada Putri Aleta sudah tak tertahankan, dengan memberanikan diri Pangeran Revan berbicara pada ibunya.“Wahai bunda Ratu, bolehkah hamba meminta izin pergi ke Kerajaan Niswa untuk melihat pujaa
“Bagaimaan suamiku? Akankah kita menerima maksud baik Kerajaan Flambuana?”akhirnya ratu memberanikan diri untuk bertanya kepada suaminya. Ia sudah begitu pusing memikirkan hal ini selama berhari-hari.“Sebenarnya aku masih mempertimbangkan ini” sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Tampak beberapagaris guratan di wajahnya menandakaniatengah berpikir keras.“Apa yang engkau pikirkan wahai Suamiku?” Ratu dengan lembutnya bertanya lagi. Sepertinya masih ada sesuatu pikiran yang mengganjal di kepalanya.“Jujur aku sungguh ingin menjalin hubungan keluarga dengan Kerajaan Flambuana. Namun masalahnya pastilah nanti putri kita yang akan di boyong kesana. Sedangkan kita sedang memerlukan seseorang yang dapatmenggantikan posisiku. Sampai kini kabar putra kita pun belum diketahui. Masih hidup atau tidak pun tidak ada yang mengetahuinya”raut wajahnya kini
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments