Share

Kemarahan Mey

       Mey sedang membereskan pakaiannya saat Rey kembali ke kamar hotel, Rey tidak berbicara apapun pada Mey begitu pula sebaliknya. Rey hanya meletakkan surat perjanjian kontrak pernikahan di tempat tidur, Mey tidak peduli dan hanya sibuk mengemasi pakaiannya. 

       "Bacalah, jika ada yang ingin kamu tambahkan katakan saja." kata Rey datar dan mulai membuka permbicaraan. 

       "Aku tidak akan melanjutkan pernikahan ini." ucap Mey sama datarnya.

       Rey terdiam dan menarik napas dalam. 

       "Bukankah sudah ku bilang kamu tidak akan pernah bisa lari dari pernikahan ini?" kata Rey, ada emosi yang tertahan di balik suaranya itu.

       "Aku bahkan belum menandatangani kontraknya. Jadi aku berhak untuk mundur sekarang." jawab Mey hendak pergi meninggalkan Rey.

       Rey langsung berlari dan menahan tangan Mey dengan keras.

       "Mey!" bentak Rey.

       "Aaahhhh, sakit Pak Rey tolong lepaskan." kata Mey merintih kesakitan, tapi Rey seakan tidak peduli.

       "Kamu mau kemana? Kamu yang kemarin setuju dan sekarang ingin membatalkan semuanya? Apa kamu ingin kita bercerai setelah menikah 1 hari?" tanya Rey benar-benar marah.

       "Kenapa tidak? Kita bahkan bisa menikah tanpa kesepakatan sebelumnya jadi untuk bercerai pun pasti akan sangat mudah untuk Pak Rey!" jawab Mey.

       Mey berusaha melepaskan genggaman keras Rey pada lengannya tapi itu justru membuat Mey semakin kesakitan.

       "Pak Rey tolong lepaskan! atau aku akan teriak hingga semua orang datang dan melihat pertengkaran kita." ancam Mey marah.

       Rey akhirnya melepaskan genggamannya, di tatapnya punggung Mey yang berjalan pergi meninggalkannya. Rey terduduk di tempat tidur hotel dan bingung harus berbuat apa, mami papinya bahkan sudah menyuruh mereka untuk segera kembali kerumah. Setelah cukup lama berdiam Rey akhirnya bangkit dan memutuskan untuk pulang sendirian kerumahnya, di raihnya surat kontrak pernikahan yang tergeletak di sampingnya sejak tadi.

       "Baiklah jika itu yang kamu inginkan! Aku pun tidak akan memperdulikannya lagi." jawab Rey dingin dan langsung beranjak pergi.

       Mey berjalan meninggalkan hotel, dia menenteng tas yang berisi pakaian miliknya. Mey tidak pernah membayangkan akan bercerai di hari kedua pernikahannya, tapi ia juga sadar dirinya juga tidak pernah membayangkan akan menikahi laki-laki yang tidak dicintainya sama sekali. Mey menyadari keputusan bodoh yang di ambilnya kemarin.

       Saat sedang berjalan menuju ke jalan raya untuk mencari taksi, tiba-tiba mobil Rey melaju melewatinya. Mey tidak menyadari bahwa itu adalah mobil Rey, tapi Rey yang sadar bahwa wanita yang di lewatinya tadi adalah Mey hanya bisa menatapnya dari kaca spion mobil, ia bahkan tidak berniat memberikan tumpangan pada istrinya itu.

       "Haaahh, inilah buah dari keputusan bodohmu kemarin Mey." gumam Mey menyalahkan dirinya sendiri.

       Saat sudah berada didalam taksi Mey mulai berpikir apa yang harus di lakukannya, dia menuju ke kantor tempat ia bekerja untuk menemui Citra. Sebelum itu Mey mengambil selendang miliknya untuk menutupi wajahnya agar tidak di kenali oleh oarang-orang kantor. Sesampainya disana Mey langsung menelpon Citra dan setelah menunggu selama 10 menit akhirnya Citra datang menemui Mey yang sudah duduk manis menunggunya di sebuah cafe yang ada di depan kantor.

       "Apa yang kau lakukan di sini? Mana Pak Rey?" tanya Citra, ia menoleh ke kanan dan kiri mencari keberadaan Rey.

       "Aku memutuskan untuk membatalkan pernikahan itu." kata Mey pelan, hal itu membuat Citra kaget bukan main.

       "Apa maksudmu Mey? Kamu bercanda sekarang? Kemaren kamu mendadak menikah dan sekarang mendadak mau cerai di hari kedua pernikahanmu." ucap Citra tidak percaya dengan apa yang di katakan Mey.

       "Huaaaahh, sepertinya kemarin aku salah mengambil keputusan. Aku tidak bisa menikah dan hidup dengan pria dingin tak berhati itu." jawab Mey frustasi.

       "Lantas sekarang apa kamu benar-benar siap dengan konsekuensi yang akan kamu hadapi setelahnya? Kemarahan ayah dan bundamu, lalu statusmu yang akan berubah menjadi janda dan pastinya kehilangan pekerjaan." tanya Citra.

       "Mau tidak mau aku harus siap." jawab Mey yakin. 

       Citra menghela napas, ia mengelus tangan Mey untuk memberikannya sedikit dukungan. Citra akhirnya menyetujui keputusan Mey, bahkan ia menyuruh Mey untuk tinggal sementara di rumahnya sampai semua kembali tenang dan Mey siap bertemu dengan ayah dan bundanya.

       "Sebaiknya kamu istirahat di rumahku." kata Citra sambil menyerahkan kunci rumahnya. 

       "Terimakasih Cit." jawab Mey tersenyum.

       Sementara itu Rey baru saja sampai dirumahnya ia dengan tenang melangkah memasuki rumah itu, tentu saja mami dan papinya sudah menunggu kedatangan Rey dan Mey. Namun melihat Rey hanya datang sendirian membuat mami dan papinya bertanya-tanya kemana menantunya, Rey tampak cuek dan tidak memperdulikan keberadaan orang tuanya yang sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.

       "Dimana Mey?" tanya nyonya Serly.

       "Dia kembali kerumah orang tuanya." jawab Rey masih dengan gaya santainya.

       "Apa maksudmu Rey?" tanya tuan Will.

       "Aku akan menceraikan Mey." kata Rey datar. 

       Nyonya Serly langsung spontan lemas mendengar pernyataan putranya itu, baru sehari kemaren menikah dan mereka sudah ingin cerai. Tuan Will yang mulai kesal dengan ulah putranya langsung memarahi Rey.

       "Apa maksudmu Rey?"

       "Apa Papi tidak dengar? Rey akan menceraikan wanita itu." jawab Rey mengulang kalimatnya.

       "Rey! apa kamu pikir pernikahan itu main-main? Kemarin pasangan kamu menghilang di hari pernikahan dan kami sudah mengerti saat melihatmu justru menikah dengan wanita lain, tapi apa katamu sekarang? Kamu akan menceraikannya? Apa kamu ingin mempermalukan keluarga kita di depan umum?" teriak tuan Will marah.

       "Rey akan mengurus semuanya Pi, jadi Papi tenang saja." kata Rey hendak pergi menuju kamarnya.

       "Kalau kamu tidak membawanya kembali kerumah ini hingga besok, mami akan menyuruh Exel untuk menggantikanmu dan jangan harap kamu akan bisa menjadi penerus perusahaan Global group." ancam nyonya Serly benar-benar marah pada Rey. 

       Exel adalah sepupu Rey, sejak kecil Exel sudah tinggal dirumahnya karena ayahnya yang juga adalah adik dari maminya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat bersama sang istri saat akan pergi mengunjungi nenek Exel yang sedang sakit parah. Beruntung Exel tidak ikut karena ia yang juga sedang sakit pada waktu itu dan sejak saat itu Exel yang seorang yatim piatu akhirnya tinggal di rumah Rey.

       Exel adalah anak yang baik dan penurut, berbeda dengan Rey yang selalu berulah dan semaunya. Mendengar maminya mengucapkan hal itu membuat Rey semakin marah, Rey langsung menyuruh pak Dev untuk datang kerumahnya. Pak Dev yang selalu cepat tanggap itu pun langsung bergegas datang saat Rey menyuruhnya.

       "Apa yang harus saya lakukan Pak Dev?" tanya Rey setelah menceritakan semuanya pada pak Dev.

       "Sebaiknya anda meminta maaf pada Mey." kata pak Dev memberikan saran.

       "Apa tidak ada cara lain? Saya tidak mungkin memaksanya." ucap Rey bingung, pak Dev yang sudah berpengalaman perihal dunia pernikahan cukup mengerti dengan posisi Mey. 

       "Sepertinya tidak ada, kecuali Pak Rey siap untuk kehilangan semuanya." jawab pak Dev.

       "Anda hanya perlu membujuknya dengan sedikit lebih lembut dan hati-hati pak Rey, wanita itu sangat sensitif." kata pak Dev menambahkan.

       "Itulah yang menyebabkan aku sangat membenci mahluk bernama perempuan itu." gumam Rey kesal.

       Rey terdiam mendengar ucapan pak Dev, ia mencoba memikirkan semuanya. Rey tahu betul kalau maminya tidak akan main-main dengan ucapannya, ia pun jelas tidak ingin kehilangan posisinya saat ini karena ia begitu mencintai pekerjaannya. Namun Rey benar-benar tidak bisa memperlakukan Mey layaknya seorang istri, ia punya alasan tersendiri yang tidak bisa di ceritakannya pada siapapun. Setelah berpikir cukup lama akhirnya Rey memutuskan untuk mendengarkan saran pak Dev.

        "Baiklah, saya akan coba untuk menemui Mey." kata Rey yakin, pak Dev tersenyum mendengar keputusan yang di ambil oleh bosnya tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status