Share

Bab 3 : Akhirnya Mengunduh

“Cloud, kamu harus mendengarkan permintaan Mama. Mama akan memaksamu kali ini, pergilah berkencan dengan pria, atau Mama akan mencopot jabatanmu sebagai direktur di Niel Fashion.

“Apa?”

Cloud terkejut dengan ancaman Bianca, bagaimana bisa wanita yang melahirkannya itu memberinya pilihan yang sangat kejam. Pekerjaan dan urusan percintaan jelas sangat beda.

“Mama pikir aku bodoh? jika Mama memecatku sebagai direktur, aku akan pergi ke DAN dan melamar pekerjaan di sana,” jawab Cloud. Dia balik mengancam dengan menyebutkan perusahaan fashion saingan Niel Fashion.

“Ya, pergilah ke sana dan Mama pastikan kamu akan dinikahi oleh si peyot CEOnya, apa kamu tidak tahu bahwa pemilik perusahaan itu sudah kakek-kakek tapi playboy?”

Cloud menelan saliva, merinding juga dia membayangkan harus bekerja di bawah pimpinan pria playboy yang sudah tua. Akhirnya gadis keras kepala itu mengalah, dia mengiyakan saja permintaan Bianca meski sedikit terpaksa.

“Oke … baiklah! Mama ingin aku mengunduh aplikasi itu ‘kan? oke aku akan mengunduhnya tapi berhenti mengancam dengan jabatanku di Neil Fashion,” ujar Cloud.

“Hem … baiklah, setelah kamu mendaftar beri tahu username-mu pada Mama, Mama akan mengupgrade akunmu ke akun VVIP,” jelas Bianca.

“Untuk apa?” Cloud heran, belum jika dia mengunduh sang mama sudah membicarakan soal upgrade.

“Agar kamu mendapatkan pria yang tepat,” jawab Bianca sebelum menutup panggilan. Wanita itu membiarkan putrinya kebingungan.

Setelah telepon itu terputus, Cloud pun berdiri dari kursinya. Ia berjalan menuju luar lalu berdiri tepat di depan Tasya. Sekretarisnya itu mendongak kaget, Tasya takut karena Cloud menatapnya dengan sorot mata seperti mencurigai sesuatu.

“Bu Cloud, apa ada masalah?”

“Unduhkan aplikasi itu untukku!” pinta Cloud.

“A-a-aplikasi apa bu?”

“Itu LOLOLOVE apa lagi,” ketus Cloud, dia tidak sudi mengunduh aplikasi itu dengan tangannya sendiri. Gadis itu meletakkan ponselnya tepat di depan Tasya lantas berucap kembali.” Unduh setelah itu berikan padaku!”

Tasya pun melongo tak percaya, dia tidak tahu bagaimana jalan pikiran atasannya itu, jika tidak sudi kenapa mengunduh? Benar-benar aneh, tapi mau tak mau dia pun harus melakukannya, Tasya mengingat ucapan Cloud tadi, bahwa jika ingin betah menjadi sekretarisnya dia hanya perlu mengikuti apa kata gadis itu.

_

_

Lima belas menit kemudian, Cloud terbeku menatap aplikasi bernuansa merah muda itu di ponselnya. Ia bersedekap dan membuang muka, tak percaya ada pengembang yang menciptakan aplikasi perjodohan seperti ini.

“Apa dia mantan makcomblang?” gumamnya sambil meraih benda pipih miliknya dari meja. Ia mulai memasukkan data diri, dan langkah terakhir adalah melakukan verifikasi wajah.

“Ah … menyusahkan, bagaimana jika yang pengunduh aplikasi ini bulukan,” ucap Cloud dengan sombongnya sambil mengambil potret dirinya sendiri. “Pasti percuma mengunduh aplikasi ini,” imbuhnya. Padahal aplikasi itu memang dirancang sedemikian rupa agar tidak banyak kebohongan di dalamnya.

Namun, alih-alih memulai mencari pasangan atau mengabari Bianca, Cloud lebih tertarik ke banner game yang ada di aplikasi itu. Telunjuknya pun mengarah dan menekan tepat di tulisan ‘bantu Ariel menemukan cinta sejati’

Cloud mengernyit bahkan mengedikkan bahu saat permainan itu mulai berjalan, tertulis keterangan di sana bahwa Ariel adalah gadis yatim piatu dengan ibu tiri dan saudara yang kejam. Ia harus membantu Ariel dengan beberapa pertanyaan dan mendandaninya agar bisa menaklukkan hati seorang pria.

“Nic?” Cloud menyebut nama tokoh pria yang ada di sana. “Dari pada menikahi pria tak berguna di dunia nyata, bagaimana kalau aku menikah denganmu saja Nic?”

Harapan gila Cloud ucapkan, dia tertawa dan malah sibuk memainkan game itu. Namun, beberapa kali dia gagal, dia mendandani Ariel secantik mungkin tapi sistem memberikannya nilai buruk hingga dia tidak bisa alias gagal naik ke level selanjutnya.

“Permainan bodoh, ini gaya fashion dan make up ter-up to date. Apa dia tidak tahu siapa aku? aku Cloud, salah satu orang berpengaruh di dunia fashion, bisa-bisanya dia memberiku nilai buruk,” amuknya. 

“Hei … kamu gadis Cinderella, untung kamu hanya ada di dalam game. Jika di dunia nyata benar-benar ada gadis sepertimu, aku pasti akan menamparmu sampai tersadar, untuk apa menangis, seharusnya kamu jambak rambut ibu tiri dan saudarimu itu.”

Cloud larut dalam perasaannya sendiri, hingga dia sadar dan melempar ponselnya ke meja. Entah sudah ke yang berapa kali hari ini benda itu menjadi korban kekesalan. 

“Ah … sial, aku tidak bekerja malah sibuk merutuki manusia virtual.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status