Share

Bab 2 : LOLOLOVE

Cloud mengayunkan kaki masuk ke gedung Niel Fashion. Sudah dua tahun ini dia menjabat menjadi direktur utama di perusahaan fashion milik ibundanya itu. Sejak disentuh oleh tangan dingin Cloud, Niel Fashion mengalami banyak kemajuan dan perubahan. Bahkan, banyak pengusaha-pengusaha tekstil yang ingin bekerja sama dengan perusahaan itu hingga berlomba-lomba untuk menarik perhatian dan simpati sang direktur utama.

“Singkirkan itu dari mejaku? Apa dia pikir aku orang mati yang perlu dikirimi bunga setiap hari?” titah Cloud ke sang sekretaris. Ia semprotkan cairan antiseptik ke seluruh tangan setelah memegang bucket bunga. Tak hanya itu dia juga menyemprot ruangannya dengan air disinfectant. 

“Tapi Bu, ini sangat indah,” ucap Tasya – sang sekretaris. Namun, sedetik kemudian gadis itu menunduk karena Cloud sudah menatapnya dengan sorot mata tajam.

“Aku tahu kamu baru dan belum tiga bulan bekerja menjadi sekretarisku, aku beri tahu satu hal. Semua sekretaris sebelum dirimu tidak betah karena tidak menuruti perintahku. Jadi, jika kamu memang butuh pekerjaan ini dan ingin betah berada di sisiku, maka lakukan saja semua perintahku tanpa membantah, jika aku bilang singkirkan maka singkirkan.”

Tasya menunduk, dia memeluk bucket bunga itu dan mohon pamit keluar dari ruangan Cloud. Baru saja memutar tumit, sebuah notifikasi merdu terdengar dari dalam saku blazer Tasya. Gadis itu pun bergegas merogoh kantong dan mematikannya.

“Apa kamu juga mengunduh aplikasi itu?” sindir Cloud yang mendengar bunyi notifikasi yang sangat khas. 

Belakangan sebuah aplikasi berbalas pesan sedang viral dan digandrungi para remaja bahkan lansia. Pasalnya aplikasi itu seperti sebuah biro jodoh. Siapa pun yang mendaftar ke sana akan dimintai data pribadi dan bahkan pertanyaan ‘apa anda mencari teman, pacar, atau pasangan hidup?’, jika memilih teman, maka si pengguna akan dihubungkan dengan akun-akun yang sesuai, dalam artian orang yang juga sedang mencari teman, begitu juga jika menjawab dengan pacar atau pasangan hidup. Aplikasi bernama LOLOLOVE itu akan mencarikanmu orang yang juga sedang mencari pacar atau pasangan.

“Ah … iya Bu,” jawab Tasya canggung. Ingin rasanya dia mengutuk diri karena lupa mematikan alarm notifikasi lololove miliknya. 

“Aplikasi bodoh, aku tidak akan pernah mau mengunduh aplikasi seperti itu. Mengenal lawan jenis dari dunia nyata saja kadang masih bisa ditipu, apa lagi mengenal mahkluk berkromosom XY itu dari sebuah aplikasi,” ketus Cloud. Sepertinya merusak suasana hati dan hal yang membuat orang lain bahagia menjadi hobinya. 

“Kamu harus hati-hati, jangan sampai kamu mendapat pasangan dari sana dan hanya kedok belaka,” imbuhnya yang mulai cerewet menasehati perihal cinta.

Tasya mengangguk, dia kemudian berpamitan dan berjalan dengan langkah lebar keluar dari ruangan Cloud. Gadis itu tak habis pikir dengan apa yang ada dipikiran sang atasan, dia hanya iseng mengunduh aplikasi itu seperti orang-orang tapi malah terkena wejangan panjang lebar dari Cloud.

“Dia seharusnya mengunduh aplikasi ini agar tahu, bahwa siapa pun yang ingin menambah pertemanan dengan akun kita harus terverifikasi lebih dulu,” gumam Tasya. “Aku tidak mungkin bisa masuk ke pengguna VVIP, gila saja harus membayar lima puluh juta agar memiliki akses pertemanan dengan para pengusaha dan artis,” gerutunya. Tasya menghempaskan tubuh ke kursi lantas berucap lagi, “Bukankah aplikasi ini sama saja membuat yang kaya makin kaya? Orang kelas atas pasti mendapat jodoh yang setara.”

Bahu sekretaris ke sepuluh Cloud itu pun mengedik. Tasya kembali fokus ke pekerjaannya dari pada nanti terkena omelan sang atasan lagi. 

Sementara itu, Cloud memilih untuk melihat rekama video dari sebuah gelaran fashion show ternama. Ia memiliki ambisi Niel Fashion harus bisa menembus gelaran fashion show itu tahun ini. Cloud masih saja fokus, hingga iklan tentang LOLOLOVE muncul menginterupsi. Iklan aplikasi itu mengganggunya sampai dia memilih membuang muka dan melempar ponselnya dengan kasar ke atas meja.

“Hah … jodoh, pria. Aplikasi yang sangat tidak masuk akal, siapa juga yang ingin mendapat pasangan hidup dari sebuah aplikasi? seperti membeli kucing dalam karung,” cicit Cloud gemas. Hingga dia melihat ponselnya mengedip dan mau tak mau menerima panggilan yang ternyata dari Bianca – sang mama.

“Cloud, apa kamu mau melakukan kencan buta?”

“Tidak!” tolak Cloud tanpa perlu berpikir. 

“Kalau begitu, apa kamu tidak ingin mengunduh aplikasi yang sedang viral itu dan mencoba mencari pasangan sendiri?” tanya Bianca lagi.

“Mengunduh? Aplikasi bodoh itu? hah … tak sudi.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status