Share

Bab 4 : The Goddess Of Fashion

Mencoba fokus kembali dengan pekerjaannya, Cloud membuka berkas berisi beberapa design baju yang rencananya akan diluncurkan oleh Niel Fashion tiga bulan lagi. Seperti biasa, design yang akan dia setujui adalah design yang bisa membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama. Jika tidak membuatnya tertarik, sudah pasti gadis itu akan mencoret dan mengomentari designernya dengan ketus disertai beberapa tuduhan.

“Apa kamu memplagiat koleksi brand lain? Aku hafal semua bentuk baju yang diluncurkan pesaing kita, kamu hanya merubah model kantong dan krahnya.”

“Kamu pikir ada yang mau mengenakan apa lagi membeli baju seperti ini? pergilah jalan-jalan dan lakukan riset lapangan. Kamu pikir utuk apa perusahaan memberimu gaji besar?”

Dan jika sudah seperti itu semua tim design hanya akan terdiam dan melakukan apa yang Cloud perintahkan. Mereka tidak bisa mengelak bahkan mendebat karena apa yang diucapkan Cloud selalu terbukti kebenarannya. Terakhir kali direktur muda itu meminta rancangan kemeja dengan model lengan balon, semua orang tercengang dengan ide Cloud karena model baju seperti itu dinilai sudah kono dan tidak fashionable lagi. Namun, ternyata setelah produk itu diproduksi dan diluncurkan. Antusias pasar begitu besar. Cloud pun semakin jemawa, dan satu kalimat yang terus terngiang di kepala bawahannya adalah -

“Selama aku menjadi direkturnya Niel Fashion tidak akan pernah mengikuti pasar, pasar yang harus mengikuti kita.”

_

_

Kesombongan dan keangkuhan Cloud sudah tersiar ke banyak pengusaha di bidang serupa, salah satunya DAN Company, perusahaan fashion yang setiap bulan menjadi kompetitor terbesar Niel Fashion itu beberapa kali dibuat kalang kabut oleh Cloud. Mereka beranggapan gadis itu benar-benar licik, beberapa kali DAN harus menelan pil pahit karena design produknya terlalu mirip dengan Niel Fashion. Parahnya perusahaan mereka selalu telat satu langkah, sehingga mereka kerap kali dianggap plagiat dan hanya mengikuti trend dari Niel fashion.

“Sial, apa aku harus menyingkirkan gadis arogan ini?”

Seorang pria mengeram kesal melihat foto Cloud di sebuah majalah Fashion. Ia bahkan menutup dan membuang majalah itu hingga mengenai vas dan menyebabkan pecahan benda itu berserakan di lantai. Pria itu beranggapan karena Cloud lah perusahaannya mengalami banyak kerugian.

“The Goddess of fashion?” gumam pria itu menyebutkan julukan yang diberikan orang-orang ke Cloud. “Cih … Dewi Fashion mereka bilang? Lihat saja! bahkan dewa saja tidak akan bisa membantumu kali ini,” imbuhnya dengan seringai licik di wajah.

***

“Apa kamu sudah mengunduhnya? Coba Mama lihat? apa username-mu?”

Berondongan pertanyaan dari Bianca membuat Cloud mencebik kesal. Ia menyerahkan ponselnya ke sang Mama dengan malas lalu menghempaskan tubuh ke sofa. Wajahnya yang lelah sangat kentara, tapi gadis itu tetap saja tidak mau menunjukkannya, Cloud kembali memasang ekspresi dingin saat Bianca mendekat dan menunjukkan ponsel miliknya tepat di depan muka.

“Taraaa …. Mama sudah menjadikanmu member VVIP LOLOLOVE, selamat Nona Awan,” ucap Bianca dengan wajah ceria. “Cepat carilah pria single kaya dan ajak berkencan!”

“Bagaimana bisa Mama memintaku melakukan hal bodoh seperti itu? aku tidak akan pernah mengajak pria berkencan lebih dulu, tidak akan lagi.”

Bianca mengernyitkan kening, sedangkan Cloud tidak sadar sudah mengatakan sebuah rahasia ke wanita yang melahirkannya.

“Apa kamu pernah mengajak pria berkencan? Apa kamu ditolak?” tanya Bianca yang terlanjur penasaran.

Cloud yang sadar pun hanya bisa mengedipkan mata, dia berusaha menyembunyikan rasa canggung bercampur malu di dalam dada. “Hah … mana mungkin, mengajak pria berkencan tidak ada di dalam kamus seorang Cloudia,” jawabnya setelah itu bangkit dan berjalan meninggalkan Bianca.

“Cloud ayolah! Coba lah berkencan dengan pria, jangan bekerja terus. Niel Fashion tidak akan bangkrut hanya karena kamu pergi berkencan, percayalah pada Mama sayang.”

Bianca sampai terbatuk-batuk karena berteriak tapi sang putri tidak mendengarkannya sama sekali, dia pun mengusap tenggorokan sebelum bergumam, “Apa aku sudah benar-benar tua? Kenapa tenggorokanku terasa mengecil, ya ampun aku memang harus buru-buru meminta Cloud menikah, aku masih ingin melihat cucu dari anak perempuanku.”

Sementara itu, Cloud yang seharian lelah bekerja memilih melompat ke atas ranjang setelah mengunci pintu kamar. Ia terlentang memandangi langit-langit dengan pikiran yang tak pernah dia ungkapkan ke seorang pun bahkan Bianca.

“Dulu dia menolakku karena bentuk tubuhku, sekarang aku sudah cantik tapi dia sudah memiliki istri. Cloud apa mungkin kamu ditakdirkan menjadi pelakor?”

Cloud masih terus diam, hingga beberapa pesan masuk ke dalam group chat alumni kampusnya. Ucapan selamat ke salah satu teman wanita yang baru saja menggelar resepsi pernikahan dengan pria yang tak lain kakak angkatannya di universitas. Dan pria itu adalah pria yang Cloud cintai.

“Kenapa bisa aku patah hati lagi?" gerutunya setelah itu membuang napas kasar dari mulut. Bersamaan dengan itu, nada merdu dari aplikasi LOLOLOVE miliknya berbunyi, sebuah pemberitahuan masuk dan dia diminta melanjutkan game Ariel.

“Hah … membantumu mencari cinta sejati? aku sendiri saja tidak bisa mendapatkan cinta, dasar bodoh!” amuknya. Hingga sosok virtual pria di dalam game itu kembali menarik perhatiannya.

“Ah...Nic mungkin kamu lah satu-satunya pria yang tidak akan pernah menyakiti hati.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status