☁Selamat Membaca☁Nic dan Cloud akhirnya berangkat ke bandara. Namun, sepanjang perjalanan Cloud benar-benar merasa aneh. Terakhir dia bicara dengan Nic hari Rabu, kenapa tiba-tiba sudah hari Sabtu. “Kenapa aku tidak ingat kejadian dua hari ini?” Cloud bertanya-tanya dalam hati.Nic melihat Cloud yang melamun sejak dari berangkat dan menuju bandara, sampai sekarang menunggu keberangkatan pesawat gadis itu hanya diam termenung.“Ada apa? Kenapa kamu melamun?” tanya Nic.Cloud tersadar hingga kemudian menatap Nic dengan senyum canggung karena terkejut. “Tidak ada,” jawabnya. “Aku hanya berpikir, jika aku tahu sebuah rahasia dari pengacara ayahnya Ariel, apa yang akan aku lakukan setelah itu,” kilah Cloud yang tak mungkin mengatakan kejanggalan yang dialaminya belakangan ini.Nic mengangguk paham, mungkin hal itu memang harus dipikirkan. Cloud kembali terdiam, sampai kemudian mengingat perbincangannya dengan Loloco sebelum berangkat.“Kamu mau ke mana?” tanya Loloco saat melihat Cloud
☁Selamat Membaca☁Cloud benar-benar dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Nic. Dia belum bisa meredam rasa kagum ketika melihat puluhan mawar merah yang membentuk hati di tengah danau, kini Nic tiba-tiba berlutut dan menyodorkan kotak yang berisi cincin di dalamnya. Pria itu sepertinya memang sudah merencanakan melamar dirinya di sana.“Ap-apa ini, Nic?” tanya Cloud sampai tergagap.“Maukah kamu menikah denganku, Cloud?” Nic benar-benar melamar, pria itu tersenyum manis ke arah Cloud yang masih kebingungan.“Apakah hubungan kami sudah sedekat ini? Bukankah perjanjian kencan juga sudah berakhir? Apa Nic kini benar-benar menyukaiku?Ah … maksudku Ariel?” Cloud malah bertanya-tanya dalam hati karena bingung.Nic memandang Cloud yang tampak ragu, hingga kemudian dia berkata, “Siapapun kamu, aku akan tetap menyukaimu. Entah itu kamu atau Ariel.”Cloud bergeming, dia merasa pening karena banyak hal yang dilewatkannya. Mungkinkah benar ada yang salah dengan game itu, atau apa ini pertanda
☁Selamat Membaca☁Cloud terbangun di pagi hari, tapi seperti kejadian yang pernah terjadi, hari itu dia kembali melewatkan beberapa hari dari kejadian sebelumnya. Hal ini semakin membuat Cloud bingung, belum lagi Loloco yang kini sudah berubah menjadi kucing biasa.“Apa Loloco sudah kembali?”Baru kemarin rasanya Cloud melihat kucing itu bersikap layaknya hewan biasa, hingga saat bangun di pagi hari kalender di jamnya sudah melompat beberapa hari sejak kepulangannya dari bertemu Luis, tentu saja hal itu membuat Cloud bingung hingga meremas sisi rambut begitu kuat. Ia menunduk, bahkan mengabaikan ponselnya yang berdering. Hingga dia segera menjawab panggilan itu.“Halo, Nic.” Cloud bicara tanpa semangat, itu karena dirinya tengah bimbang sebab kembali melewatkan hari yang entah kapan sudah terjadi.“Kamu sudah bangun? Aku ingin mengajakmu keluar. Aku sedang dalam perjalanan ke rumah,” ucap Nic dari seberang panggilan.“Baiklah, aku akan bersiap.”Cloud mengakhiri panggilan itu, kemudia
☁Selamat Membaca ☁“Apa yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini?”Ansara Cloudia Natania. Putri satu-satunya dari keluarga Prawira itu mematut diri di depan cermin. Dagunya naik, dadanya membusung memperlihatkan kesombongan. Cloud – sapaan akrab gadis itu, baru saja memenangkan sebuah penghargaan bergengsi dunia. Namanya masuk sepuluh besar daftar wanita berpengaruh di bidang fashion. Meski kesuksesannya tidak murni dia dapat dari nol, tapi tetap saja Cloud merasa bangga. Gadis berumur dua puluh empat tahun itu menjadi sosok yang paling disegani di dunia fashion saat ini.Cloud menyapa Skala dan Bianca sesampainya di ruang makan, tapi bukannya cepat-cepat menghabiskan sarapan, papa dan mamanya itu malah sibuk melakukan panggilan video dengan cucu dari putra mereka yang bernama Rain - yang tak lain kakak kandung Cloud. Gadis itu mencebik kesal. Ia memilih untuk tak memperdulikan papa dan mamanya. Seperti biasa, Cloud hanya sarapan satu buah apel yang sudah dikupas bahkan dipotong-pot
Cloud mengayunkan kaki masuk ke gedung Niel Fashion. Sudah dua tahun ini dia menjabat menjadi direktur utama di perusahaan fashion milik ibundanya itu. Sejak disentuh oleh tangan dingin Cloud, Niel Fashion mengalami banyak kemajuan dan perubahan. Bahkan, banyak pengusaha-pengusaha tekstil yang ingin bekerja sama dengan perusahaan itu hingga berlomba-lomba untuk menarik perhatian dan simpati sang direktur utama.“Singkirkan itu dari mejaku? Apa dia pikir aku orang mati yang perlu dikirimi bunga setiap hari?” titah Cloud ke sang sekretaris. Ia semprotkan cairan antiseptik ke seluruh tangan setelah memegang bucket bunga. Tak hanya itu dia juga menyemprot ruangannya dengan air disinfectant. “Tapi Bu, ini sangat indah,” ucap Tasya – sang sekretaris. Namun, sedetik kemudian gadis itu menunduk karena Cloud sudah menatapnya dengan sorot mata tajam.“Aku tahu kamu baru dan belum tiga bulan bekerja menjadi sekretarisku, aku beri tahu satu hal. Semua sekretaris sebelum dirimu tidak betah karena
“Cloud, kamu harus mendengarkan permintaan Mama. Mama akan memaksamu kali ini, pergilah berkencan dengan pria, atau Mama akan mencopot jabatanmu sebagai direktur di Niel Fashion.“Apa?”Cloud terkejut dengan ancaman Bianca, bagaimana bisa wanita yang melahirkannya itu memberinya pilihan yang sangat kejam. Pekerjaan dan urusan percintaan jelas sangat beda.“Mama pikir aku bodoh? jika Mama memecatku sebagai direktur, aku akan pergi ke DAN dan melamar pekerjaan di sana,” jawab Cloud. Dia balik mengancam dengan menyebutkan perusahaan fashion saingan Niel Fashion.“Ya, pergilah ke sana dan Mama pastikan kamu akan dinikahi oleh si peyot CEOnya, apa kamu tidak tahu bahwa pemilik perusahaan itu sudah kakek-kakek tapi playboy?”Cloud menelan saliva, merinding juga dia membayangkan harus bekerja di bawah pimpinan pria playboy yang sudah tua. Akhirnya gadis keras kepala itu mengalah, dia mengiyakan saja permintaan Bianca meski sedikit terpaksa.“Oke … baiklah! Mama ingin aku mengunduh aplikasi i
Mencoba fokus kembali dengan pekerjaannya, Cloud membuka berkas berisi beberapa design baju yang rencananya akan diluncurkan oleh Niel Fashion tiga bulan lagi. Seperti biasa, design yang akan dia setujui adalah design yang bisa membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama. Jika tidak membuatnya tertarik, sudah pasti gadis itu akan mencoret dan mengomentari designernya dengan ketus disertai beberapa tuduhan.“Apa kamu memplagiat koleksi brand lain? Aku hafal semua bentuk baju yang diluncurkan pesaing kita, kamu hanya merubah model kantong dan krahnya.”“Kamu pikir ada yang mau mengenakan apa lagi membeli baju seperti ini? pergilah jalan-jalan dan lakukan riset lapangan. Kamu pikir utuk apa perusahaan memberimu gaji besar?”Dan jika sudah seperti itu semua tim design hanya akan terdiam dan melakukan apa yang Cloud perintahkan. Mereka tidak bisa mengelak bahkan mendebat karena apa yang diucapkan Cloud selalu terbukti kebenarannya. Terakhir kali direktur muda itu meminta rancangan kemeja
Jangan Lupa masukkan ke rak buku ya__Pagi itu, setibanya di kantor Cloud langsung meletakkan tas di atas meja, tapi bukannya bekerja dia malah meraih ponsel untuk melanjutkan bermain game yang membuatnya kecanduan. Kakinya yang jenjang dia luruskan sedang punggungnya merebah malas di sofa. Matanya yang tajam terus menatap layar benda pipih di tangan dengan sengit. Bibirnya rapat menahan geram hingga akhirnya terjadi lagi, dia gagal mendapat nilai yang memadai agar bisa naik level. Cloud melemparkan ponselnya ke sofa. Terus gagal membuatnya marah-marah tapi tidak membuatnya jera."Ini game kenapa susah sekali? Pengembang aplikasi ini sepertinya tidak ingin ada orang yang bisa memenangkan permainan. Aku sudah keluar banyak uang untuk membeli berbagai jenis baju untuk mendandani Ariel. Heran, harus secantik apa lagi sih dia agar mendapat nilai sempurna dan naik level. Astaga. Apa aku harus mencari pembuat game ini lalu aku ceramahi? Sial!" umpatnya.Meski marah, Cloud tetap mengambil