Share

48. Lucu Banget, Sih!

Untuk beberapa saat, Acasha memandangi Demian tanpa berucap. Ia menerka-nerka tentang kemungkinan bahwa Demian sebenarnya mengetahui fakta mengerikan ini. Ataukah mungkin, dia bagian dari mereka?

Tidak. Mau dilihat dari sudut pandang mana pun, dari sisi mana pun, Demian memang sangatlah tampan. Ah, bukan. Bukan saatnya untuk itu. Demian memang tampan, tapi dia sekarang sedang memakan makanan manusia di meja makan yang sama dengan Acasha yang seorang manusia.

"Jika Demian vampir, dia tidak mungkin memakan roti panggang. Jika dia vampir, dia pasti minum darah. Tapi, dia makan roti panggang bersamaku, berarti Demian bukan vampir. Demian adalah manusia. Sama sepertiku," batin Acasha menarik kesimpulan paling logis.

Acasha mengangguk pelan sambil mengunyah sarapannya. Ia semakin percaya diri dengan menaruh keyakinan dan kepercayaan kepada Demian. Ia tidak perlu takut dan mengkhawatirkan hal lain selama bersama Demian. Ya, itu adalah keputusan terbaik karena mereka sama-sam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status