Warna langit berubah menjadi hitam kegelapan dan perlahan bulan menggapai kedalam langit yang gelap, memancarkan sinar indah di malam ini, aku yang sedang asik ditemani beberapa wanita penghibur di dalam ruangan dan tiba-tiba bayi iyu merangkak kedalam ruangan ku, beberapa wanita penghibur awalnya terkejut karena ada bayi di kediaman ku, mereka pun menanyakan bayi tersebut mengapa ada bayi disini "ucap salah satu dari wanita penghibur".
Anggoro : "Berteriak" Rara mengapa bayi ini bisa masuk ke dalam ruangan ku. Rara : Maaf tuan saya pikir Anggun sudah tidur di kamar. Anggoro : Bawa pergi bayi itu dari sini. Rara : Baik tuan "menggendong bayi". Wanita penghibur : Mengapa bayi itu di suruh pergi, biarkan saja bayi itu ikut bersenang-senang bersama kita. Wanita Penghibur yang lain : "Betul" "Betul". Anggoro : Diam kalian semua, krek "suara pintu terbuka" aku sudah tidak berselera disini. Seluruh wanita penghibur : Yahh kamu sih, kamu juga, bos Anggoro jadi marah kan. Setelah meninggalkan ruangan tersebut aku menuju ke halaman belakang untuk menenangkan pikiran sebentar, salah satu anggota geng ku datang menghampiri membawakan sebotol minuman untuk ku, tak lama di susul oleh Albert dan Roy bergabung dengan ku di halaman, kita ber tiga menikmati sebotol minuman dibawah sinar rembulan yang menerangi malam ini. Albert : Bos.. apakah kamu ingin merawat bayi itu ? Anggoro : Aku tidak tahu, saat peperangan kemarin aku beberapa kali mencoba untuk membunuhnya tetapi seperti ada yang menahannya. Roy : Pertama kalinya aku melihat kamu bos sangat memikirkan untuk membunuh orang. Albert : Betul bos apa yang di ucapkan Roy. Anggoro : Entah lah aku juga bingung, saat aku ingin menembaknya, bayi itu seolah-oalah ingin bermain dengan ku. Albert : Oh iya bos, bagaimana dengan anak baru itu Baret? Roy : Betul bos apakah dia bisa di andalkan? Anggoro : Saat dia datang ke geng gagak dan meminta untuk bergabung, aku mencoba melihat keahlian orang itu dalam menembak, lumayan bagus seperti Musa. Albert : Halaman samping rumah mu itu sudah sangat penuh dengan kuburan anggota geng gagak yang telah tewas. Saat kita ber tiga sedang asik bercanda gurau terdengar suara sirine dari kejauhan dan suara tersebut semakin dekat ke arah rumah ku, mendengar suara sirine yang semakin dekat Albert langsung berlari untuk melihat ke depan, baru beberapa Albert melangkah dari tempat kami bersantai Dor.. Dor.. "suara tembakan beberapa kali", aku pun berbicara kepada Roy dengan cerutu yang masih terjepit dalam jari di tangan kanan, dan di tangan kiri ku memegang segelas minuman, Roy tolong bereskan secepat mungkin jangan menggangu malam santai ku ini dan merusak suasananya. Roy pun berlari dengan secepat mungkin dan melompat beberapa tembok yang ada di halaman belakang rumah ku, jadi memang keahlian Roy itu adalah atlet parkur profesional sebelum ia bergabung dengan geng gagak, jadi bakatnya itu sangat aku andalkan dalam beberapa kali peperangan yang pernah kita hadapi sebelumnya, kring... kring... kring... "suara telepon berbunyi" Albert menelepon ku. Albert : Halo bos, ada beberapa mobil polisi menyerang, mereka ingin kita menyerahkan diri. Anggoro : Selesaikan mereka dalam 10 menit. Albert : Apakah Bos tidak pergi dengan bayi dan Rara untuk menyelamatkan diri kalian. Anggoro : Sudah kamu jangan banyak omong, selesaikan saja dalam 10 menit, kalau tidak selesai aku yang akan membunuh kalian semua. Albert : Baik bos. Mendengar hal itu Albert pun memerintahkan Baret untuk menembaki dengan mesin senjata terbaru yang di ambil di pabrik persenjataan milik Farhat, hanya mengarahkan ke kiri dan ke kanan ratusan peluru melesat dengan cepat menembaki polisi tersebut, tak butuh waktu lama mereka pun tewas semua, mobil yang mereka kendarai ikut rusak akibat tertembus oleh peluru dari mesin penembak terbaru milik geng gagak, setelah membereskan semua polisi tersebut, Albert datang menghampiri dan disusul oleh Roy untuk memberikan laporan atas kejadian barusan. Albert : Lapor bos sudah kami bereskan semua. Anggoro : "membakar rokok" mari kita lanjutkan kembali, angkat gelas kalian. Albert dan Roy : "mengangkat gelas". Albert : Oh ya bos, bagai mana untuk jasad mereka? Anggoro : Hanyutkan ke sungai "sambil melipat kaki". Albert : Baik bos. Albert pun langsung melaksanakan tugas tersebut satu persatu jasad di hanyutkan ke aliran sungai yang mengalir, setelah mendengar kabar kalau anak buah dari kepolisian gugur dalam melaksanakan tugas, Tejo selaku komandan mereka sangat murka kepada ku dan dia berniat akan meluluhlantakkan geng gagak, Tejo juga akan menyerang balik dengan beberapa personil gabungan keesokan harinya, tetapi aku yang sudah memikirkan hal tersebut mengosongkan kediaman yang aku tempati dan berpindah ke tempat kedua untuk mengamankan diri ku bersama rara dan bayi itu. Tetapi seluruh anggota geng gagak tidak ikut dengan ku, mereka semua berkumpul di markas dengan persenjataan yang lengkap dan canggih, pihak kepolisan pun memikirkan dua kali bila mereka menyerang kesana, karena hal yang ditakuti Tejo adalah malah akan menimbulkan korban yang lebih banyak lagi, jadi Tejo bagimana caranya hanya mengincar pemimpin dari geng gagak tersebut yaitu adalah aku Anggoro, mereka semua menjuluki setan dari kegelapan. Di markas polisi. Tejo yang sedang duduk di ruang kantor kepolisian tempat ia bekerja, bersama beberapa anggota dan tim kepercayaannya sedang menyusun strategi untuk menangkap ku dalam ke adaan mati ataupun hidup-hidup, Tejo membentuk anggota tim khusus dari kepolisian untuk menangkap dan membereskan geng gagak, tetapi Tejo tidak mau ambil resiko bila langsung menyerang ke markas geng gagak. Akhirnya Tejo berencana untuk bekerja sama dengan beberapa geng lainya, yang dimana nantinya perkumpulan itu mempunyai pemikiran yang sejalan, yaitu untuk membereskan geng gagak beserta seluruh anggota yang terlibat dalam geng tersebut. Tetapi Tejo memutar otak bagai mana cara masuk kedalam geng-geng lainya, karena tidak akan segampang itu pasti seluruh geng akan berfikir macam-macam dan menaruh curiga kepada pihak kepolisian nantinya, karena tiba-tiba pihak kepolisian ingin bekerja sama dengan para mafia, karena hal ini semua akan bersebrangan terkait perbedaan pola pikir dan visi misi, karena geng mafia-mafia juga musuh terbesar dari pihak kepolisian Hampir delapan jam lamanya rapat Tejo beserta anggota kepolisian dari timnya itu telah disepakati, keluar lah nama geng Jeruji yang menjadi incaran Tejo untuk di ajak bekerja sama nantinya, pikirkan jahat Tejo adalah sekali mendayung dua pulau akan terlampaui, selesai membereskan geng gagak Tejo juga akan membereskan geng jeruji. "Kembali ke kediaman Anggoro saat ini" Di kediaman kedua ku saat ini memang sangat tersembunyi sekali karena letak nya berada di tengah-tengah hutan, memang aku sengaja membuat rumah di sini, untuk aku pakai mengasingkan diri ku, Albert dan Roy ikut dengan ku untuk sementara waktu tinggal disini. Albert : Bos ada informasi dari Rangga, Tejo merencanakan ingin bekerja sama dengan geng Jeruji untuk menyingkirkan geng gagak. Anggoro : Sebelum Tejo menjalankan strategi nya itu, besok sebelum matahari terbit kita serang markas geng jeruji. Roy : Apakah anda akan ikut berperang bos? Anggoro : Tidak.. tugas ini aku serah kan kepada kalian. Albert dan Roy : Baik bos. Albert : Rencana apa yang harus kita lakukan nanti bos?? Anggoro : Kumpulkan kurang lebih 50 anggota dalam misi penyerangan ini, lalu sebelum matahari terbit kita akan menyerang mereka semua, bawa granat sebanyak mungkin, karena tidak adanya persiapan dari mereka, hujan ni markas geng jeruji dengan seluruh granat yang kita bawa. Roy : Baik bos nanti akan saya persiapkan seluruh granat yang kita punya. Anggoro : Misi kali ini kita tidak perlu menghabisi pemimpin mereka, tetapi kalau memang dia ada di markas itu pasti dia juga akan mati. Albert : Terus misi kita apa bos ? Anggoro : Habisi sebanyak-banyaknya anggota geng jeruji, jadi kalau anggota nya semakin sedikit, Tejo akan berpikiran dengan jumlah yang sangat sedikit, tidak mungkin bisa melancarkan strategi yang ia sudah persiapkan. Albert dan Roy : Baik bos kalau begitu sebelum matahari terbenam saya harus kembali ke markas, untuk menginformasikan ke beberapa anggota yang nantinya ikut untuk berperang. Anggoro : Libatkan anak baru Baret, agar dia terbiasa dalam peperangan antar geng. Setelah matahari mulai lelah memancarkan sinarnya, perlahan-lahan sinarnya itu menjadi redup dan menghilang tidak terlihat sama sekali, dengan cepat Albert dan Roy langsung pergi ke markas untuk persiapan berperang kembali sebelum matahari terbit malam ini.Mentari yang perlahan memudarkan cahayanya solah-olah ia merasakan ketegangan enggan untuk menyaksikan dua kelompok yang menyimpan dendam akan berperang, di sini kekuatan lah menentukan siapa yang masih pantas menginjakan kaki di atas bumi ini, langkah senyap dari ke 16 anggota geng gagak perlahan mulai memasuki gedung terbengkalai dimana di dalam gedung tersebut kelompok Tejo yang sedang mengincar Semi, tetapi di posisi mereka juga sedang di incar oleh geng gagak, Baret seorang sniper handal mengarahkan moncong senjata api miliknya itu dan memantau pergerakan dari kejauhan, melihat ke 16 anggota geng gagak tiba di lokasi sekaligus memantau perkembangan ia segera melaporkan kepada Albert kalau anggota geng gagak yang di tugaskan sudah memasuki ke gedung terbengkalai dimana saat ini tempat Semi bersembunyi dari kejaran kelompok Tejo.Albert yang sudah mengetahui berita terkini di tempat kejadian ia segera melaporkan hal tersebut kepada pemimpin geng gagak Anggoro, bos anggota kita
Albert yang kebingungan melihat Roy yang tiba-tiba menjatuhkan ponsel miliknya dengan raut wajah panik, Albert segera menghampiri dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, baru saja Albert beranjak dari tempat duduknya itu terdengar suara pintu terbuka dari dalam kamar Anggun, ternyata itu Anggoro, melihat di teras rumahnya ada Albert dan Roy yang sedang duduk Anggoro pun segera datang menghampiri.Anggoro : Akhirnya aku bisa melihat kalian berdua lagi.Albert : Aku dan Roy tidak mati semudah itu bos.Anggoro : Bagaimana dengan Robby dan Semi?Albert : Saat kami di kejar oleh kelompok Tejo Aku dan Roy terpisah oleh mereka ber dua bos.Anggoro : Kamu kenapa Roy terlihat sangat syok begitu?Roy : "Menundukkan kepala dan terdiam".Albert : "Berteriak" Roy apa yang sebenarnya terjadi?Roy : "Nada gugup dan lemas" Baru saja aku melihat berita dari ponselku Robby terbunuh oleh kelompok Tejo.Albert : Apa!!!Anggoro : Kamu jangan bercanda Roy.Roy : "Memberikan ponsel miliknya".Anggor
Semi yang melihat rekan satu gengnya itu telah di habisi oleh kelompok Tejo, seketika membuat jantungnya berhenti sejenak, karena ia menyaksikan langsung di depan mata kepalanya, Robby yang mencoba melakukan perlawanan dengan senjata api miliknya dan beberapa kali Robby melesatkan tembakan ke arah kelompok Tejo tapi selalu meleset oleh sebab itu Tejo mengambil keputusan untuk menembak Robby di tempat yang mengakibatkan ia tewas seketika.Robby yang tak mau teman seperjuangannya itu mati terbunuh dengan sekuat tenaga mendorong Semi agar ia bisa menyelamatkan nyawanya, Semi terus berlari sambil menahan kesedihan terlihat dari air yang menggenang di matanya ia sangat terpukul, tetapi bagaimana pun yang terjadi Semi harus tetap berlari dari pengejaran kelompok Tejo, ternyata jalan yang di ambil Semi adalah gang buntu yang menyebabkan ia kebingungan, langkah apa yang harus di ambil, apa aku harus nekat berperang melawan kelompok Tejo "gumam Semi dalam hati".Anggota Tejo : Bagaimana pa
Di keramaian pusat perbelanjaan aksi kejar-kejaran antara kelompok Tejo dan kedua anggota milik Anggoro terjadi, terlihat di beberapa sudut barang-barang berserakan di lantai akibat benturan dari ke dua kelompok, hingga mereka berada di pintu keluar pusat perbelanjaan itu tetapi kelompok Tejo yang masih belum kehilangan jejak masih mengejar dua orang dari anggota geng gagak yaitu Semi dan Robi.Semi : Bagaimana ini apa yang harus kita lakukan sekarang? "Sambil berlari".Robby : Terus saja berlari.Semi : Kemana perginya Roy dan Albert?Robby : Entahlah yang terpenting bagaimana pun kita jangan sampai tertangkap oleh kelompok Tejo.Semi : Baik.Di tengah kebingungan Semi dan Robby ia tak tau ke mana tempat yang ia tuju untuk bersembunyi dalam pikiran mereka ia hanya perlu berlari cepat hingga kelompok Tejo tidak lagi melihat kemana arah ia berlari, dalam kerumunan orang banyak dan kendaraan yang berlalu lalang kelompok Tejo kebingungan mencari Semi dan Robby berlari.Anggota Tejo :
Dimana Anggoro yang sedang asik bermain dengan Anggun ia sudah menugaskan Albert untuk memantau pergerakan satu keluarga yang sudah memaki-maki Anggoro di salah satu tempat wahana bermain anak.Albert : Bos target sudah terlihat "berbicara melalui telepon".Anggoro : Segera lakukan tugas kamu Albert.Albert : Baik Bos.Albert pun segera mengikuti satu keluarga tersebut, lalu Roy dan beberapa anggota yang lain bertugas untuk mengawasi Anggoro yang sedang asik bermain bersama Anggun, ditengah asik bermain Anggun berlari menghampiri Anggoro yang sedang memperhatikan dirinya dari ke jauhan.Anggun : Papah "berteriak" maafin Anggun ya pah, atas kejadian tadi, papah jadi di marahi.Anggoro : Tidak apa-apa Anggun, sana kamu lanjut bermain kembali.Anggun : Tetapi anak tadi kasian pah, soalnya anak itu selalu mengalah untuk Anggun bermain.Anggoro : "Terdiam" Oh jadi begitu, Yah sudah Anggun main lagi habis ini kita langsung pergi makan.Mendengar pengakuan Anggun barusan seketika hati
Mentari yang sudah terbangun dari tidur nyenyak malam itu membangunkan seisi bumi, terlihat dari dalam kediaman Anggoro Rara yang sudah terbangun lebih awal dari yang lain Rara pun sudah beres menyiapkan sarapan untuk Anggoro, karena malam itu Anggoro sempat berucap saat malam pesta ulang tahun Anggun, kalau hari ini ia ingin mengajak Anggun pergi ke salah satu pusat perbelanjaan.Rara : Tok-tok (suara pintu di ketuk) maaf tuan kalau sarapan sudah saya siapkan di meja makan "ucap lembut sedikit takut".Anggoro : Ya nanti saya kesana.Rara : Baik tuan.Krek (suara pintu di buka) Anggoro yang baru keluar dari kamar tidurnya itu ia pun langsung melangkah berjalan menuju meja makan, satu persatu anak tangga di turunin oleh Anggoro, dimana dalam langkahnya sudah ada Anggun yang menanti Anggoro di meja makan bersama Rara.Anggun : Papah... (Berteriak) ayah sudah bangun.Anggoro : (hanya tersenyum senang).Rara : Silahkan duduk tuan "menarik bangku".Anggoro : Terima kasih "menatap