Share

45. Si biang masalah.

Hari ini aku begitu bahagia, karena saking bahagianya, hingga semua yang aku kerjakan menjadi sempurna. Senyum tak pernah lepas dari bibir ini. Hingga beberapa orang karyawan di resto sampai menggodaku.

"Cie ... Mbak Indah, seperti orang yang lagi kasmaran saja. Dari tadi senyum-senyum sendiri" ujar Bianca padaku, saat aku sedang menulis laporan keuangan resto di ruang kerjaku. Tentu saja membuatku menjadi malu. Apa lagi yang kutulis saat itu bukanlah laporan keuangan, melainkan ukiran namaku dan Mas Arman, dengan lambang hati dan bunga.

Inilah yang dinamakan orang, indahnya berpacaran setelah menikah. Memang sungguh indah. Seindah nama yang tersemat di diri ini.

Aku duduk di sebelah kasir menemani Dita, sekalian memantau resto yang sedang ramai, karena memang sedang jam makan siang. Sedangkan Mas Arman tidak datang makan siang di resto hari ini. Sebab, sedang menemani Mama untuk check up di rumah sakit. Gula darah Mama akhir-akhir ini naik.

"Ayo silahkan! Kalian boleh pesan makanan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status