Di pohon tak jauh dari tempat Kong Lao berada. Satu sosok orang berpakaian serba hitam memandang penuh dengan keseriusan. “Aku tidak menyangka, Tuan Muda benar-benar menyembunyikan dirinya.”
Pria berpakaian serba hitam ini benar-benar terkejut, dia sebenarnya tahu bahwa tuan muda tidaklah ada harapan. Dia sebenarnya merasa kasihan akan Patriark. Namun, ketika melihat pertandingan di depan mata, perasaan kasihan itu menghilang dalam sekejap.‘Level Tuan Muda sama sekali tidak berubah. Masih nol, akan tetapi aku merasa dia berada di level yang lain.’ Pria serba hitam ini berpikir dengan tenang, kemudian dia tetap diam dan mengawasi tuan mudanya itu.Sementara itu, bayangan hitam terus melesat dan akhirnya masuk ke bangunan megah di kota. Bangunan besar itu berlantai tiga, pemilik asli bangunan tersebut berada di ruangan lantai tiga.Tiba di ruangan lantai tiga, bayangan hitam berhenti di belakang sosok pria paruh baya dalam ingatan Kong Lao sebelumnya. Bayangan hitam menunduk dan berubah menjadi sosok pria pakaian serba hitam.“Salam Patriark!”“Oh, apakah ada sesuatu?” suara patriark tersebut sangat dalam, dia penasaran akan bayangan yang dirinya kirim untuk mengawasi putranya yang dirinya anggap sampah tersebut.Pria berpakaian serba hitam menceritakan Kong Lao yang mengalahkan Kong Yan. Tentu hal ini membuat patriark terkejut dalam hati. Ekspresi patriark sendiri tetaplah sama yaitu dingin dan acuh tak acuh.“Menarik, kalau begitu kembalilah dan amati lebih jauh tentang putraku itu!”“Dimengerti, Patriark!” pria serba hitam berubah menjadi bayangan dan pergi dari ruangan itu. Sementara patriark yang berada di dalam ruangan, memandang ke arah luar jendela. Senyum di wajahnya mekar membentuk seringai.“Apakah kau akan membalaskan dendammu, Nak? Aku akan menunggu hari itu. Namun, maafkan ayahmu yang membuatmu terhina, bagaimanapun juga dunia ini kejam. Tanpa ada penindasan, kau tidak akan berdiri tegak nantinya!”Selepas mengucapkan kalimat tersebut, patriark duduk di kursi kerja. Dia mulai mengurus beberapa surat yang mana disurat itu tertera jelas. ‘Peserta Pertandingan Mingguan Keluarga Kong.’Patriark tentu menambahkan putranya yang dirinya anggap aib itu ke dalam pertandingan. Dengan begini, seluruh pertandingan kali ini akan semarak.Sementara itu, Kong Yan yang sudah kembali ke kediaman, segera berlari menuju ke ruang ayahnya. Tepat saat pintu ruangan dibuka, dia melihat sosok ayahnya yang tengah berdiskusi dengan seorang lelaki dewasa.“Ayah, kakak!” Kong Yan benar-benar terkejut dengan apa yang dirinya lihat. Kakak yang paling dia cintai ternyata sudah kembali. “Kakak, kapan kamu kembali? Bagaimana aku tidak mengetahuinya?”“Oh, Kong Yan. Juga, ada apa dengan dirimu? Tidak biasanya kau buru-buru seperti itu.” Lelaki yang merupakan kakak Kong Yan mengerut, dia tidak pernah melihat sang adik yang begitu berantakan untuk datang ke ruangan ayahnya.“Eh, itu karena Kong Lao! Dia menyembunyikan kekuatan aslinya!” Kong Yan berteriak penuh dengan semangat. Ayah dan kakaknya sendiri menaikkan alis seolah penasaran dengan maksud dari pemuda di depan mereka itu.“Aku sebelumnya bertarung dengan Kong Lao. Namun, dia mengalahkan diriku. Juga tatapan orang itu benar-benar mengerikan!” Kong Yan mengingat mata yang ditunjukkan oleh Kong Lao sebelumnya.“Mata yang mengerikan?” Ayah Kong Yan mengerut. Kemudian, dirinya segera memejamkan mata dan dalam sekejap suasana dalam ruangan menjadi dingin dan saat ayah Kong Yan membuka mata. Ekspresi wajahnya benar-benar dingin. “Apakah seperti ini, Nak?”Kong Yan melihat itu gemetar dan dia mengangguk seperti ayam mematuk makanan. Suasana dalam sekejap kembali, pria paruh baya yang sudah mengkonfirmasi maksud putranya seketika menjadi serius.“Niat membunuh, hal ini hanya dimiliki orang-orang yang sudah pernah membunuh. Namun, lupakan saja.” Ayah Kong Yan tidak ingin membalas lebih jauh.“Apakah aku harus turun tangan, Ayah?”“Tidak perlu, Kong San. Menurut pikiranku, dia akan ikut pertandingan mingguan nanti. Balas dendam saja di arena, dengan begitu lebih mudah.” Pria paruh baya tersebut mengusulkan keputusan yang bagus.“Dimengerti, Ayah.” Kong San, kakak dari Kong Yan menunduk dan tersenyum. Dia akan melihat seberapa kuat pemuda yang dianggap aib klan tersebut.Sementara itu, Kong Lao yang berada di hamparan rumput hijau kini menghentikan kultivasinya. Dia sudah naik ke level tiga, sehingga perlu teknik untuk menyerang dan bertahan.Sebelumnya ketika bertempur, dirinya hanya menggunakan pengalaman bertarung tanpa teknik. Kali ini, dirinya perlu untuk meningkatkan prioritas bertahan hidupnya.“Banyak teknik yang bagus. Namun, perlu beberapa hal untuk memilih mana yang cocok untukku.” Kong Lao benar-benar tidak bisa memilih begitu saja. Dia mengingat suatu benda yang dapat menentukan apa teknik yang cocok untuk ke depannya.“Aku mengingat bahwa kristal penentu awan dijual bebas di toko. Sepertinya aku perlu mengunjungi toko tersebut.” Kong Lao segera berdiri dengan tegak, kemudian berjalan santai menuju ke kota.Namun, saat dirinya akan turun bukit. Matahari ternyata sudah hampir tenggelam. “Sepertinya, rencana pergi ke toko besok saja. Hari ini waktunya istirahat.”Kong Lao menunda kepergiannya menuju ke kota. Dia segera kembali menuju gubuk rumah yang kini dirinya tempati. Tentu perjalanan dirinya perlu beberapa menit untuk mencapai gubuk tersebut.Terlihat pagar yang mengelilingi rumahnya tak terawat, gubuk sendiri memiliki atap yang bolong. Bahkan sampah seperti rumput liar berserakan di mana-mana.Kong Lao menghela nafas segera. Dia tidak menyangka tempat tinggal di dunianya sekarang benar-benar buruk. “Rumah ini, hufff. Sepertinya perlu pembersihan terlebih dahulu!”Kong Lao melepas pakaiannya, menampilkan tubuh yang sedikit lebih berisi dari sebelumnya. Otot-otot miliknya juga sedikit kencang, belum sepenuhnya sempurna.Lelaki ini dengan cepat membersihkan rumput liar dan membuangnya di tempat sampah. Butuh dua jam lebih untuk menyelesaikan pembersihan. Kali ini lelaki tersebut tersenyum senang dan keringat mengucur deras.“Huff, akhirnya usai. Aku tidak menyangka akan kelelahan hanya untuk membersihkan tempat ini.” Kong Lao segera duduk di kursi panjang tempatnya berada itu. Kemudian, dia berbaring sambil memandang malam yang begitu indah.Dirinya sendiri juga sudah merasakan adanya dua orang yang sebelumnya mengawasi dirinya tadi. Kong Lao sama sekali tak peduli, dia tahu pasti kedua orang itu dikirim dari ayah yang bau.‘Kekuatan kedua orang itu benar-benar kuat, aku tidak bisa merasakannya.’ Kong Lao berpikir sebentar, kemudian menutup matanya untuk tidur. Hanya sesaat dirinya pulas, seolah tidak ada beban apa pun.Dua orang yang mengawasi Kong Lao saling memandang dan mengangguk bersama. Mereka menghilang dan pergi menuju ke rumah masing-masing karena misi hari ini telah usai.Pagi hari kemudian, Kong Lao yang tertidur mulai terbangun oleh sinar matahari. Dia menggosok kedua matanya dan menguap dengan lebar. “Aku benar-benar tertidur pulas, hahaha.”‘’Juga dua orang itu sudah ada di sana ternyata.’ Kong Lao tidak terkejut ketika dirinya merasakan ada dua orang yang mengawasinya kembali. Lelaki ini segera bangkit dan berdiri sambil melakukan peregangan terlebih dahulu.Senam yang dirinya lakukan membuat aliran di tubuhnya tertata rapi, kemudian perlahan-lahan keringat mengucur dan saat dirinya mengakhiri gerakan, air keringat segera terhempas dari tubuhnya.Uap panas keluar sesaat, kemudian dirinya segera beranjak menuju ke sungai tak jauh dari tempatnya berada. Kong Lao dengan santai melompat ke arah sungai, dia membersihkan diri sambil berenang ke sana kemari.Butuh beberapa menit untuk Kong Lao menyelesaikan mandi, dia kini sudah memakai pakaian yang dirinya kenakan sebelumnya. “Oke, semua sudah. Kali ini pergi ke kota membeli beberapa bahan yang diperlukan.”To be Continued."Anak ini...." Seluruh orang tergerak, terutama Hu Yan Hao. Ia yang melihat ke dalam debu tersebut, cukup terkejut dengan tindakan Kong Lao.Terlihat Kong Lao menghancurkan paksaan Hu Rong, agar tidak merusak Meridian perempuan itu. Namun, itu tidaklah mudah dan harus terkena oleh serangan lawan.Beruntung serangan yang diluncurkan Kong Lao mampu menghilangkan kekuatan lawan, sehingga serangan tersebut hanyalah serangan biasa.Sementara itu, debu mulai menghilang. Seluruh orang yang menonton melihat bahwa serangan Hu Rong melukai Kong Lao. Namun, mereka tidak tahu kisah dibaliknya itu.Hu Rong sendiri terkejut, ia yang mengalami barusan. Jelas jika dirinya tidak dihentikan oleh Kong Lao, Meridian dalam tubuhnya akan hancur."Kamu...." Hu Rong tidak bisa berkata-kata kembali, ia jelas tersentuh dengan tindakan Kong Lao. Jika itu orang lain, kemungkinan tidak peduli.Kong Lao dengan cepat menarik pedang Hu Rong. Semburan darah keluar membasahi pakaiannya. Namun, ekspresi lelaki ini teta
Arena pertandingan...Kong Lao memasuki ring pertandingan, sorot matanya penuh akan rasa tertarik. Lihatlah ring yang begitu besar, berbeda dari ring yang sebelumnya dirinya gunakan."Kalian berdua, apakah sudah siap untuk pertandingan kali ini?" Wasit yang berdiri di tengah-tengah kedua orang itu, menatap dengan cermat.Kong Lao mengangguk, begitu juga Hu Rong. Mereka tidak ada yang perlu dipersiapkan, hanya membawa pedang di tangan mereka masing-masing sudah cukup.Wasit mendengar itu, seketika melompat k3 tempat dirinya berada. Kemudian tangan terangkat dan mulai mengumumkan pertandingan."Para hadirin sekalian, pertandingan antara Kong Lao melawan Hu Rong akan dimulai selepas tiga hitungan mundur!"Seluruh penonton mulai menghitung mengikuti arahan dari wasit tersebut."Tiga! Dua! Satu!" Wasit segera mengayunkan tangan ke bawah, kemudian ia berteriak keras. "Mulai!"Kong Lao dan Hu Rong memiliki ekspresi serius, mereka melesat dan berbenturan satu sama lain. Kemudian, membuka jar
"Kalian terlalu lemah untuk kami berdua!"Dua belas orang berpakaian hitam terkejut ketika mendengar suara Kong Lao di belakang mereka itu.Masing-masing orang memandang ke belakang, tetapi mereka tidak mendapati adanya Kong Lao di tempat itu."Respons yang lambat. Shin, mari kita bunuh segera!" Kong Lao memberikan perintah dengan nada tenang, tetapi cukup serius.Tae Shin tidak menjawab, ia bergegas ke salah satu orang berpakaian hitam.Pedang terhunus, kemudian menusuk tepat jantung orang berpakaian hitam tersebut."Arh!" Orang berpakaian hitam melebarkan matanya, kemudian terlihat darah keluar dari sudut mulutnya.Pedang dikeluarkan dan Tae Shin memandang ke arah empat orang di depannya. Ekspresi wajah lelaki ini mengerut dalam sekejap.Ia merasakan bahaya dari belakangnya. Kemudian, pedang dengan cepat ia putar ke belakang. Suara benturan dua logam terdengar jelas.Ding!Orang berpakaian hitam tersentak dan mundur beberapa meter. Namun, Tae Shin segera muncul tepat di depannya."M
Terlihat banyaknya Stan yang berdiri memenuhi sisi kanan kiri jalanan.Kong Lao memandang beberapa stan, ia sama sekali belum menemukan sesuatu yang menarik minatnya. Kemudian, pandangan matanya tertuju ke arah stan yang terlihat biasa.Sorot matanya juga tertuju ke arah barang-barang yang dijual oleh stan biasa tersebut. Meski tidak ada yang menarik minatnya. Namun, stan tersebutlah yang menurut dirinya bagus dalam hal barangnya."Apakah kita akan pergi ke sana?" Mendengar pertanyaan Tae Shin. Dirinya mengangguk dengan ringan."Tidak ada yang menarik menurutku, hanya saja kualitas barang di sana lebih baik."Kong Lao menjelaskan beberapa hal yang membuat rekannya itu mengangguk paham. Selepas memberikan pemahaman singkat, ia dan Tae Shin telah tiba di depan stan tersebut.Tentu pemilik stan melihat pelanggan datang, matanya bersinar. Dengan cepat ia memulai mode bisnis layaknya pedagang biasanya."Selamat datang, Tuan dan Tuan terhormat. Stan milik saya ini hanya menjual ini saja, si
Kong Lao merasakan tatapan dari perempuan di depannya, ia mengerut. Kemudian matanya berkilat sebentar dan tepat saat melihat perempuan tersebut berbalik dan pergi. Dirinya memejamkan matanya kembali.***Ring ketiga, Lin Dong dan Sun Nan saling berbenturan terus-menerus. Ring yang semula utuh dan bagus. Kini berantakan penuh akan lubang di mana-mana.Tak lama kemudian, keduanya terpisah dan berlutut satu kaki. Mereka terengah-engah dan saling memandang satu sama lain. Ekspresi keduanya penuh akan semangat, tetapi tekanan dalam tubuh membuat mereka harus menyerah."Sepertinya kita sudah berada di ambang batas.""Ya!" Lin Dong menjawab sambil mengangguk, apa yang dikatakan Sun Nan benar. Dirinya sudah mencapai batas yang sama dengan lawannya itu."Bagaimana kalau kita akhiri dengan satu serangan?" Sun Nan memberikan saran terbaik. Ia ingin melihat seberapa jauh jarak antar dirinya dengan lawan di depan.Lin Dong sama sekali tidak menolak, ia mengalirkan qi ke dalam lengannya tersebut.
Ring kedua....Debu bertebaran, perlahan-lahan mulai menghilang. Terlihat seluruh medan dalam ring tersebut benar-benar kacau.Can Jian berdiri di tengah ring. Nafasnya menderu penuh kelelahan, pakaian yang ia kenakan compang-camping. Tatapannya sendiri tegas fokus ke arah depan.Garis pandang lelaki itu sendiri ialah sosok lawan yang tengah berlutut satu kaki. Kedua tangan memegang pedang. Pakaian sendiri sudah hilang hanya bagian bawah yang masih utuh.Ru Lan menatap ke arah Can Jian, ia benar-benar tidak menyangka dengan kekuatan yang dikeluarkan lelaki itu sebelumnya. Serangan begitu ganas, seakan-akan mencabik dirinya.“Beruntung aku memiliki waktu untuk mengatasi serangan itu. Jika tidak, kemungkinan besar aku sudah berada di alam lain.” Ru Lan tersenyum tak berdaya.“Sepertinya ini batasanku.” Ru Lan dalam sekejap jatuh ke lantai. Ia terbaring pingsan di tempat, kemudian wasit mendekat dan mengecek keadaannya itu.“Pemenang Ring kedua ialah Can Jian!”Mendengar suara wasit, are