Home / Fantasi / Legend Of Kong Lao / Bab 04 - Penjaga Kota

Share

Bab 04 - Penjaga Kota

last update Last Updated: 2023-05-29 12:57:01

Kota Bulan Merah, sebuah kota yang terletak di antara dua gunung yang paling dikenal gunung kembar. Mereka memiliki ketinggian yang sama dan penuh akan pepohonan yang mana daunnya tertutup oleh salju tebal.

Kota ini sendiri memiliki tiga musim yang selalu berganti setiap saat. Ketiga musim itu ialah semi, panas dan salju.

Kota Bulan Merah juga dikenal sebagai kota yang memiliki penjualan kayu tertinggi. Hal ini karena berbagai pohon di kota tersebut benar-benar berkualitas bagus.

Juga, mereka memiliki berbagai toko yang menjual obat, ramuan, rempah-rempah, senjata dan masih banyak lagi. Tentu dengan hadirnya toko-toko itu, membuat kota semakin semarak.

Keramaian kota sangat wajar, banyak pedagang asing yang ingin singgah dan membeli untuk perdagangan di kota selanjutnya.

Tidak ada yang berani membuat onar di kota tersebut. Di bawah tuan kota sendiri, ada empat klan terkuat dan ada juga klan-klan kecil yang tentu memiliki kekuatan tidak lemah dari mereka.

Kali ini, Kong Lao berjalan di jalanan kota. Banyak orang yang melihat dirinya itu dan selalu berbisik di pojokkan seolah mengejek dirinya.

“Hei, lihat itu. Bukankah itu si sampah yang dibuang Keluarga Kong. Mengapa dia berjalan di kota ini!”

“Haha, aku tidak menyangka sampah itu berani keluar. Apakah dia benar-benar sudah tidak takut lagi!”

Meski mereka berbisik-bisik, akan tetapi suara mereka benar-benar keras. Tentu hal ini menarik banyak perhatian dan mereka akhirnya menemui akar dari permasalahan tersebut.

Dua penjaga kota mendengar hal itu, pandangan mereka segera tertuju ke arah Kong Lao. Dalam sekejap mereka tersenyum mengejek dan berjalan menuju ke arah pemuda tersebut.

“Hahaha, Sampah! Mengapa kau berada di sini! Kau tahu, sampah sepertimu tidak cocok berada di kota ini!”

“Haha, pergilah dari sini atau kami usir dengan kekerasan!”

Dua penjaga menunjukkan wajah aslinya. Mereka menyeringai dan siap mempermalukan Kong Lao. Hal ini memiliki maksud tertentu yaitu menjelekkan Klan Kong.

Kedua penjaga itu berasal dari Klan Lin. Sebuah klan yang paling membenci Klan Kong. Mereka benar-benar tidak ingin Klan Kong berada di atas sendiri.

Ketika menemukan celah untuk menjelekkan Klan Kong, mereka akan lakukan. Contohnya seperti sekarang, Kong Lao yang dianggap sampah dan aib dari Keluarga Kong.

Kembali sekarang, Kong Lao yang menerima ejekan sama sekali tidak peduli. Dia menatap sebentar dan berbalik pergi meneruskan langkahnya.

Tentu hal ini membuat kedua penjaga muram. Mereka sama sekali tidak terima dengan perlakuan yang dilakukan oleh Kong Lao tersebut.

“Sampah sepertimu beraninya tidak patuh kepada kami!” salah satu penjaga melesat ke arah Kong Lao, dia dengan cepat mengayunkan kepalan tangannya.

Di kejauhan, dua pengawas sama sekali tidak bergerak. Mereka tahu, tuan mudanya dapat mengatasi kedua penjaga itu. Namun, ejekan yang dilakukan penjaga, membuat mereka muram.

Tepat dengan pemikiran dua pengawas itu. Kong Lao dengan santai menghindar ke samping, kemudian dirinya mengayunkan tendangan ke arah kepala penjaga.

“Bam!” tendangan itu keras, seluruh orang dapat mendengar suara benturan kaki dengan kepala itu. Mata para penonton sendiri melebar, ketika melihat penjaga yang terbang dan berakhir jatuh ke tanah.

“Tidak mungkin!” penjaga yang lain melihat temannya terbaring pingsan di sana. Dia tahu bahwa rekannya itu memiliki kekuatan di level dua, di mana seharusnya lebih dari cukup untuk berurusan dengan sampah Keluarga Kong.

“Sial! Kau Kong Lao!” raung penjaga tersebut tak terima melihat rekannya dikalahkan.

Kong Lao menatap sebentar, kemudian penjaga itu sudah tiba di depan matanya. Serangan penjaga melesat cepat menuju ke arah kepalanya.

Namun, Kong Lao dengan sigap menyilangkan kedua tangannya. “Bam!” dengan suara pukulan tersebut. Kong Lao sedikit mundur dan dirinya merasakan mati rasa di tangan.

‘Level tiga?’ Kong Lao merasakan pukulan penjaga tersebut sedikit keras, akan tetapi belum mencapai kekuatannya sendiri.

“Jangan beraninya mengalihkan perhatian!” Penjaga melompat dan mengayunkan tendangan miliknya.

Kong Lao dengan cepat merunduk. Kemudian, dia berguling ke samping ketika merasakan serangan dari atas ke bawah.

Penjaga sendiri terkejut akan reaksi Kong Lao itu. ‘Mengapa refleks dari sampah ini begitu ulet. Apakah dia benar-benar bukan sampah, akan tetapi persepsiku tidak mungkin salah. Dia masihlah level nol!’

Kong Lao melihat celah yang ditinggalkan penjaga itu. Tangan kanan mengepal dan berikutnya, dia menyerang dengan cepat ke arah perut penjaga tersebut.

“Bugh!” kekuatan Kong Lao sudah meningkat, sehingga pukulan itu cukup untuk membuat penjaga merasakan rasa sakit.

Tentu apa yang dipikirkan Kong Lao benar. Penjaga tersungkur ke tanah, dia yang level tiga dilumpuhkan begitu saja oleh level nol. Hal ini tentu tidak dirinya percayai, akan tetapi fakta susah ada.

Para penonton yang menghina sebelumnya kini terdiam, mereka menunduk dan keringat dingin terus mengalir. Mereka benar-benar tidak berani menatap ke arah mata Kong Lao.

Sementara itu, Kong Lao yang sudah mengalahkan dua penjaga, segera berbalik dan pergi menuju ke tempat yang dirinya inginkan.

Di kejauhan sendiri, dua pengawas terdiam. Mereka saling memandang dan mengangguk dalam-dalam. Jelas tontonan barusan membuka mata mereka.

“Tuan Muda dapat mengalahkan level tiga. Juga, dengan masalah ini kemungkinan besar Klan Lin akan balas dendam!”

“Tenang, kemungkinan mereka akan menyerang Tuan Muda. Klan Lin pasti akan menyerangnya terlebih dahulu, beginilah balas dendam mereka!”

Dua pengawas saling berbicara dampak pertarungan tuan mudanya dengan penjaga Klan Lin itu.

“Sampaikan kepada Patriark, aku akan mengawasi Tuan Muda!”

“Oke!”

Dua pengawas berubah menjadi bayangan dan mereka mulai berpisah satu pergi ke bangunan besar, sementara yang lain mengikuti Kong Lao pergi.

Di sisi lain, berita kekalahan penjaga perlahan-lahan menyebar di antara para pedagang dan klan-klan kecil. Berita ini dipastikan akan menyebar ke seluruh kota hanya butuh sehari.

Sementara itu, Kong Lao sudah tiba di toko yang menjual kebutuhan yang dirinya perlukan. Ada pun uang, dia hanya memiliki seribu koin perak.

Hal ini cukup untuk membeli Kristal Penentu Awan yang memiliki harga dua ratus perak.

Kong Lao dengan santai masuk ke dalam toko dan saat dirinya masuk. Ada seseorang yang menyambutnya segera.

“Selamat datang di toko kami....” pelayan toko seketika berhenti mengucapkan kalimatnya ketika melihat bahwa pelanggan ialah Kong Lao.

‘Mengapa sampah sepertinya pergi ke toko ini!’ pelayan perempuan itu geram dan tak senang akan kehadiran Kong Lao tersebut.

“Aku ingin membeli Kristal Penentu Awan, satu saja.” Kong Lao berkata dengan datar, dia tahu bahwa perempuan di depannya tengah menghina dirinya.

“Maaf, Kristal tersebut telah habis dijual.” Pelayan perempuan tersenyum, akan tetapi dalam hati dia tidak ingin menjual barang kepada Kong Lao.

“Oh, kalau begitu aku ingin membeli beberapa rempah-rempah.”

“Maaf, Tuan. Rempah-rempah sudah dipesan oleh orang lain.” Pelayan perempuan itu berkata dengan nada ringan.

Kong Lao menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian matanya berangsur-angsur menjadi dingin. Suhu ruangan menurun dan dia bertanya dengan suara dalam.

“Apakah begini caramu melayani pelanggan!”

To be Continued.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legend Of Kong Lao   Bab 22 - Putaran Kedua

    "Anak ini...." Seluruh orang tergerak, terutama Hu Yan Hao. Ia yang melihat ke dalam debu tersebut, cukup terkejut dengan tindakan Kong Lao.Terlihat Kong Lao menghancurkan paksaan Hu Rong, agar tidak merusak Meridian perempuan itu. Namun, itu tidaklah mudah dan harus terkena oleh serangan lawan.Beruntung serangan yang diluncurkan Kong Lao mampu menghilangkan kekuatan lawan, sehingga serangan tersebut hanyalah serangan biasa.Sementara itu, debu mulai menghilang. Seluruh orang yang menonton melihat bahwa serangan Hu Rong melukai Kong Lao. Namun, mereka tidak tahu kisah dibaliknya itu.Hu Rong sendiri terkejut, ia yang mengalami barusan. Jelas jika dirinya tidak dihentikan oleh Kong Lao, Meridian dalam tubuhnya akan hancur."Kamu...." Hu Rong tidak bisa berkata-kata kembali, ia jelas tersentuh dengan tindakan Kong Lao. Jika itu orang lain, kemungkinan tidak peduli.Kong Lao dengan cepat menarik pedang Hu Rong. Semburan darah keluar membasahi pakaiannya. Namun, ekspresi lelaki ini teta

  • Legend Of Kong Lao   Bab 21 - Kong Lao Vs Hu Rong

    Arena pertandingan...Kong Lao memasuki ring pertandingan, sorot matanya penuh akan rasa tertarik. Lihatlah ring yang begitu besar, berbeda dari ring yang sebelumnya dirinya gunakan."Kalian berdua, apakah sudah siap untuk pertandingan kali ini?" Wasit yang berdiri di tengah-tengah kedua orang itu, menatap dengan cermat.Kong Lao mengangguk, begitu juga Hu Rong. Mereka tidak ada yang perlu dipersiapkan, hanya membawa pedang di tangan mereka masing-masing sudah cukup.Wasit mendengar itu, seketika melompat k3 tempat dirinya berada. Kemudian tangan terangkat dan mulai mengumumkan pertandingan."Para hadirin sekalian, pertandingan antara Kong Lao melawan Hu Rong akan dimulai selepas tiga hitungan mundur!"Seluruh penonton mulai menghitung mengikuti arahan dari wasit tersebut."Tiga! Dua! Satu!" Wasit segera mengayunkan tangan ke bawah, kemudian ia berteriak keras. "Mulai!"Kong Lao dan Hu Rong memiliki ekspresi serius, mereka melesat dan berbenturan satu sama lain. Kemudian, membuka jar

  • Legend Of Kong Lao   Bab 20 - Membunuh Pembunuh

    "Kalian terlalu lemah untuk kami berdua!"Dua belas orang berpakaian hitam terkejut ketika mendengar suara Kong Lao di belakang mereka itu.Masing-masing orang memandang ke belakang, tetapi mereka tidak mendapati adanya Kong Lao di tempat itu."Respons yang lambat. Shin, mari kita bunuh segera!" Kong Lao memberikan perintah dengan nada tenang, tetapi cukup serius.Tae Shin tidak menjawab, ia bergegas ke salah satu orang berpakaian hitam.Pedang terhunus, kemudian menusuk tepat jantung orang berpakaian hitam tersebut."Arh!" Orang berpakaian hitam melebarkan matanya, kemudian terlihat darah keluar dari sudut mulutnya.Pedang dikeluarkan dan Tae Shin memandang ke arah empat orang di depannya. Ekspresi wajah lelaki ini mengerut dalam sekejap.Ia merasakan bahaya dari belakangnya. Kemudian, pedang dengan cepat ia putar ke belakang. Suara benturan dua logam terdengar jelas.Ding!Orang berpakaian hitam tersentak dan mundur beberapa meter. Namun, Tae Shin segera muncul tepat di depannya."M

  • Legend Of Kong Lao   Bab 19 - Disergap

    Terlihat banyaknya Stan yang berdiri memenuhi sisi kanan kiri jalanan.Kong Lao memandang beberapa stan, ia sama sekali belum menemukan sesuatu yang menarik minatnya. Kemudian, pandangan matanya tertuju ke arah stan yang terlihat biasa.Sorot matanya juga tertuju ke arah barang-barang yang dijual oleh stan biasa tersebut. Meski tidak ada yang menarik minatnya. Namun, stan tersebutlah yang menurut dirinya bagus dalam hal barangnya."Apakah kita akan pergi ke sana?" Mendengar pertanyaan Tae Shin. Dirinya mengangguk dengan ringan."Tidak ada yang menarik menurutku, hanya saja kualitas barang di sana lebih baik."Kong Lao menjelaskan beberapa hal yang membuat rekannya itu mengangguk paham. Selepas memberikan pemahaman singkat, ia dan Tae Shin telah tiba di depan stan tersebut.Tentu pemilik stan melihat pelanggan datang, matanya bersinar. Dengan cepat ia memulai mode bisnis layaknya pedagang biasanya."Selamat datang, Tuan dan Tuan terhormat. Stan milik saya ini hanya menjual ini saja, si

  • Legend Of Kong Lao   Bab 18 - Bayangan Misterius

    Kong Lao merasakan tatapan dari perempuan di depannya, ia mengerut. Kemudian matanya berkilat sebentar dan tepat saat melihat perempuan tersebut berbalik dan pergi. Dirinya memejamkan matanya kembali.***Ring ketiga, Lin Dong dan Sun Nan saling berbenturan terus-menerus. Ring yang semula utuh dan bagus. Kini berantakan penuh akan lubang di mana-mana.Tak lama kemudian, keduanya terpisah dan berlutut satu kaki. Mereka terengah-engah dan saling memandang satu sama lain. Ekspresi keduanya penuh akan semangat, tetapi tekanan dalam tubuh membuat mereka harus menyerah."Sepertinya kita sudah berada di ambang batas.""Ya!" Lin Dong menjawab sambil mengangguk, apa yang dikatakan Sun Nan benar. Dirinya sudah mencapai batas yang sama dengan lawannya itu."Bagaimana kalau kita akhiri dengan satu serangan?" Sun Nan memberikan saran terbaik. Ia ingin melihat seberapa jauh jarak antar dirinya dengan lawan di depan.Lin Dong sama sekali tidak menolak, ia mengalirkan qi ke dalam lengannya tersebut.

  • Legend Of Kong Lao   Bab 17 - Pertarungan Tangan Kosong

    Ring kedua....Debu bertebaran, perlahan-lahan mulai menghilang. Terlihat seluruh medan dalam ring tersebut benar-benar kacau.Can Jian berdiri di tengah ring. Nafasnya menderu penuh kelelahan, pakaian yang ia kenakan compang-camping. Tatapannya sendiri tegas fokus ke arah depan.Garis pandang lelaki itu sendiri ialah sosok lawan yang tengah berlutut satu kaki. Kedua tangan memegang pedang. Pakaian sendiri sudah hilang hanya bagian bawah yang masih utuh.Ru Lan menatap ke arah Can Jian, ia benar-benar tidak menyangka dengan kekuatan yang dikeluarkan lelaki itu sebelumnya. Serangan begitu ganas, seakan-akan mencabik dirinya.“Beruntung aku memiliki waktu untuk mengatasi serangan itu. Jika tidak, kemungkinan besar aku sudah berada di alam lain.” Ru Lan tersenyum tak berdaya.“Sepertinya ini batasanku.” Ru Lan dalam sekejap jatuh ke lantai. Ia terbaring pingsan di tempat, kemudian wasit mendekat dan mengecek keadaannya itu.“Pemenang Ring kedua ialah Can Jian!”Mendengar suara wasit, are

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status