Lu Shi tersenyum melihat Xia Qing Yue yang terkejut setelah mendengar nama Kahiyang Dewi dan juga Hu Shi Yun. Dua kekasih suaminya yang memiliki kekuatan di Ranah Cakrawala. "Hu Shi Yun juga kekasih tuan Bara. Begitu juga dengan diriku, Nona Qing Yue..." ucap Lu Shi. Qing Yue hanya bisa terdiam setelah mendengar ucapan gadis tersebut. "Apakah suamiku seliar ini? Dia dikelilingi banyak sekali wanita... Aku tidak tahu, apakah ini salahku atau memang takdir yang membuatnya seperti ini... Tapi, kenapa aku merasakan sakit?" batin Qing Yue. Melihat gadis itu diam, Lu Shi pun meraih tangan Qing Yue. "Lebih baik, Nona Qing Yue bertemu dengan Nona Kahiyang dan Nona Hu Shi Yun di puncak sana. Mereka pasti senang jika bertemu dengan nona," ajak Lu Shi. Xia Qing Yue yang penasaran dengan rupa dua gadis lainnya pun akhirnya menganggukkan kepala pertanda setuju dengan ajakan Lu Shi. "Gadis ini, kenapa baik sekali padaku?" batin Qing Yue. Mereka berdua pun berjalan menyusuri hutan rimba menu
Kelima gadis yang ada di luar kamar seketika langsung menoleh ke arah pintu saat pintu kayu tersebut terbuka. Bara Sena dan Bai Yue Zu keluar dari dalam kamar.Pandangan mata para gadis langsung tertuju pada Bai Yue Zu yang terlihat sumringah dan semakin terlihat cantik."Kakak Zu...Bagaimana?" tanya Yue Mey yang paling penasaran dengan apa yang tetua kedua alami.Yue Zu tersenyum. Dia menoleh kearah Bara Sena seperti meminta persetujuan dari pemuda tersebut. Sang pendekar hanya menganggukkan kepala."Kutukan Es itu sudah hilang...Aku sudah bebas berlatih kekuatan Seribu Es Langit," kata Yue Zu membuat semua gadis kecuali Yue Fei langsung datang mengerumuninya.Bara Sena menyingkir untuk memberikan tempat para gadis yang penasaran tersebut mengajukan pertanyaan pada Yue Zu. Dia melangkah mendekati Yue Fei yang duduk menyendiri sambil menatap kearah luar jendela.Gadis itu menoleh saat Bara duduk disebelahnya lalu mengusap punggungnya."Kakak.."Pemuda itu tersenyum."Bagaimana keadaan
Suara tawa itu begitu melengking terdengar hingga membuat gerakan badak raksasa itu terhenti selama beberapa saat. Hawa panas pun tiba-tiba terasa.Shi Tan dan delapan iblis lainnya celingukan mencari sumber suara. Mereka masih mendengar suara tawa seorang bocah yang begitu melengking sehingga membuat hubungan Shi Tan dengan Badak Raksasa tersebut terganggu."Suara siapa yang bisa membuat makhluk bayangan kami terhenti...?" batin Shi Tan.Dari arah langit nampak sebuah cahaya merah keemasan yang bersinar begitu terang. Awan putih seketika menyingkir saat cahaya merah itu muncul dan turun ke bumi.Semua mata menatap cahaya merah tersebut. Tiba-tiba saja ratusan orang berlutut membuat ribuan orang lainnya terheran-heran."Apa yang terjadi?" batin Panglima Chu yang belum sempat melompat kearah Badak Raksasa tersebut."Selamat Datang Untuk Dewa Pelindung Nezha...Kami mengucapkan terimakasih karena Dewa sudah berkenan untuk datan
Shi Tan melemparkan bola hitam yang baru saja dia ciptakan kearah Nezha yang dengan tenangnya menanti datangnya serangan. Tidak ada rasa khawatir sedikit pun padahal serangan Shi Tan adalah pukulan pamungkas yang itu artinya dia telah mengerahkan semua kekuatan miliknya ke dalam bola hitam tersebut.Bola hitam tersebut pun menghujam tubuh Nezha dengan telak lalu di susul ledakan dahsyat yang lagi-lagi mengguncang tanah.BLAAARRRR!!!Semua menduga sesuatu terjadi pada Nezha karena serangan tersebut mengenai tubuh dewa pelindung tersebut dengan telak. Begitu juga dengan Shi Tan yang sangat yakin serangan miliknya melukai Dewa bertubuh anak-anak tersebut.Saat asap dan debu menghilang diterpa angin, Shi Tan dan semua orang yang ada disana terbelalak melihat Nezha yang masih berdiri tak bergeming sedikit pun dari tempatnya.Malah, dia tersenyum lebar sambil menatap kearah Shi Tan yang masih terbelalak tidak percaya."Kau seperti
Perdana Menteri Zhou Lin masuk ke dalam istana Hubei dan bertemu dengan beberapa pendekar Aliansi Pemburu Iblis yang memang sudah berada disana sejak lama untuk mengawasi retakan di tengah kota Wuhan.Chen Mo yang menjadi ketua Aliansi di Kerajaan Hubei mengantar perdana menteri tersebut ke tengah kota menggunakan kereta kuda yang dikawal ratusan Pendekar Ranah Alam Mendalam!"Sepertinya sudah banyak yang siaga di tempat ini?" tanya Zhou Lin."Mandat dari Yang Mulia langsung kami laksanakan. Kami percaya dengan apa yang dikatakan anda," sahut Chen Mo.Tak berapa lama mereka pun sampai di sebuah tempat yang dibentengi tembok batu setinggi belasan tombak. Tembok itu memanjang hingga hampir dua ribu tombak membelah kota Wuhan menjadi dua bagian yaitu bagian utara dan selatan.Tujuan tembok itu didirikan tentu saja bertujuan untuk menahan para iblis yang hendak keluar dari dalam Retakan. Kota Wuhan sendiri sudah menjadi kota mati se
Raja Iblis Shen Su yang menjadi pemimpin dalam pertemuan Tujuh Raja di istananya mulai membuka suara."Seperti yang telah kita sepakati. Ini sudah 500 tahun berlalu semenjak Perang Dewa di Selatan. Sejauh ini Jaka Geni masih menghargai perjanjian yang pernah terjalin dulu. Tapi, rupa-rupanya, perjanjian itu tidak berpengaruh sama sekali dengan para Dewa Pelindung. Yang itu artinya, jika kita nekat menyerang manusia dan menguasai dunia manusia, kita juga harus berhadapan dengan para Dewa Pelindung yang tingkatannya jelas berada satu tingkat di atas kita," kata Raja Iblis Shen Su.Raja Shen Su memiliki wajah pucat dengan tanduk yang juga berwarna pucat. Kedua matanya merah darah dan dibagian telinganya terdapat satu anting besar berwarna hitam."Kedatangan Nezha benar-benar diluar dugaan. Untung saja kita menggunakan siasat dari Raja Orochi agar tidak terburu-buru mengeluarkan semua Iblis menuju Gerbang," sahut Raja Anubis yang berwujud kepala anjing.
Empat gadis itu saling pandang. Mereka menatap kearah cincin biru yang mereka kenakan. "Cincin itu akan memudahkan pertemuan kita nanti. Saat ini, aku hanya bisa melakukannya dengan Yue Zu. Nanti saat aku memiliki waktu, aku akan datang lagi ke Dunia ini." kata Bara Sena. "Jadi, cincin ini sebenarnya untuk apa?" tanya Yue Mey. "Kau akan tahu nanti. Saat aku meminta cincin itu kembali padaku, maka dia akan membawa tubuh salah satu dari kalian padaku, sesuai urutan tetua di Sekte Awan Es," terang Bara. "Jadi, kau tidak akan melakukan nya disini lagi?" tanya Yue Cang. Bara tersenyum. "Dunia milikku ini luas, dan ini adalah rumah Yue Fei. Bukankah tidak pantas melakukan hal itu di rumah orang lain? Apalagi dia adalah kakak pertama kalian," ucap Bara membuat para gadis itu jengah. Yue Fei tersenyum mendengar hal itu. "Kalau begitu, aku akan pergi dulu. Aku merasakan firasat buruk beberapa waktu yang lalu
Jaka Geni melangkah masuk kedalam hutan pohon kelapa yang tumbuh sangat rimbun. Iswara Aninda mengikutinya dari belakang dengan perasaan was-was. Hingga saat kedua kakinya memasuki satu wilayah yang memiliki aura kabut cukup pekat, wanita cantik itu terdiam terpaku seketika. "Apa yang terjadi...? Tiba-tiba saja tubuhku menjadi lemas..."Jaka Geni menoleh ke arah istrinya lalu meraih tangan lembut wanita itu sambil tersenyum. "Seperti inilah Penjara Dewa. Kau akan sangat terkejut saat pertama memasuki tempat ini." ucap nya. "Aku merasa tubuhku sangat berat dan sulit sekali untuk berjalan..." sahut Iswara Aninda dengan wajah yang terlihat pucat. "Kekuatanmu akan menghilang saat kau memasuki wilayah ini. Itu sebabnya kau merasa lemas dan tidak berdaya. Saat ini, kau tidak ubahnya seperti manusia biasa," kata Jaka Geni sambil menuntun istrinya berjalan. Dia ingat betul saat dirinya bersama dua istrinya, Ling-