Share

Balai Sumberdaya

Penulis: Alie-Afie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-14 15:59:07

“Aku akan menjual kristal jiwa.”

Pelayan tersebut tersenyum sinis menatap Lin Feng. “Menara Bulan tidak kekurangan kristal jiwa. Lebih baik kamu enyah dari sini! Kristal jiwa apa yang akan pemuda sepertimu jual? Kultivasimu bahkan hanya di tahap pembentukan kelima.”

Pelayan Menara Bulan meremehkan Lin Feng. Dia menganggap jika pemuda seperti Lin Feng hanya akan menjual kristal jiwa dari binatang spirit tingkat rendah.

“Ini ….” Lin Feng menunjukan puluhan kristal jiwa yang ada di tasnya kepada pelayan, kemudian berkata, “aku akan menjualnya di tempat lain jika Menara Bulan menolaknya.”

“I … i … ini kristal jiwa dari binatang spirit tingkat tinggi yang sangat berharga.” Pelayan tersebut tergagap saat melihat kristal jiwa yang ditunjukkan Lin Feng. “Tunggu sebentar, Tuan Muda.” Pelayan menara tersentak kaget dan langsung berlari untuk memanggil manager Menara Bulan sembari menggumam, “Mudah-mudahan tuan muda itu tidak marah kepadaku.” 

Pelayan Menara Bulan itu naik ke lantai atas dan kemudian kembali bersama dengan seorang wanita berusia dua puluhan tahun.

“Apa kamu yang akan menjual kristal jiwa?” 

“Benar.”

“Bisakah aku melihatnya?”

Lin Feng kemudian memberikan tas daunnya yang berisi puluhan kristal jiwa kepada manajer wanita itu.

“Darimana tuan muda mendapatkannya?”  Wanita itu menelan ludah, tidak percaya jika Lin Feng memiliki kristal jiwa dari binatang spirit tingkat tinggi.

“Guruku menyuruh menjual semua ini.”

Lin Feng menyadari bahwa kristal jiwa yang akan dia jual berasal dari binatang spirit tingkat tinggi. Dia tidak ingin orang-orang mempermasalahkan darimana dia mendapatkan kristal jiwa itu. Oleh karenanya, dia membawa nama gurunya.

Wanita itu terlihat mengangguk, menyimpulkan guru Lin Feng-lah yang membunuh binatang spirit tingkat tinggi. Jika saja dia mengetahui bahwa Lin Fenglah yang membunuh binatang-binatang spirit tingkat tinggi itu, dia mungkin akan memuntahkan darah tidak percaya.

“Berapa harga semuanya?” tanya Lin Feng kepada manajer tersebut.

Wanita itu tersenyum ramah, berbeda dengan perlakuan pelayannya tadi. “Bagaimana jika kristal jiwa tuan muda kami lelang besok hari? Kebetulan kami akan melakukan pelelangan.”

“Terserah jika kamu ingin melelangnya. Namun aku membutuhkan uang sekarang.”

“Jika tuan muda menginginkan uang sekarang, kami akan menghargai kristal jiwa ini seharga 100.000 koin emas dipotong 20 persen biaya untuk keuntungan Menara Bulan. Bagaimana menurut tuan muda?”

“Baiklah, aku setuju.”

Lin Feng tidak begitu peduli dengan harga jual kristal jiwa yang dia tawarkan. Baginya, hal mudah jika dia harus membuat lagi kristal jiwa tersebut, kalau dia butuh uang lagi. 

Sementara itu, wanita manajer yang menyangka guru Lin Feng masih hidup kemudian berpikir untuk menjalin hubungan baik dengan Lin Feng.  “Tuan muda … bisakah tuan muda hanya menjual ke kami jika memiliki kristal jiwa lagi?”

“Aku akan memikirkannya.”

Dengan hati-hati, manajer tersebut mengambil sebuah lencana dari cincin ruang dimensinya kemudian memberikannya kepada Lin Feng.

Lin Feng mengernyit. “Apa ini?” 

“Itu lencana Menara Bulan. Tuan muda akan mendapat potongan harga 10 persen jika membeli atau menjual sumberdaya di Menara Bulan di seluruh wilayah Kekaisaran Qilin.”

“Baiklah, aku hanya akan menjual sumberdaya ke Menara Bulan.” 

Wanita itu kemudian menyebutkan total harga jual yang akan diterima Lin Feng. Lin Feng mengangguk kemudian berpikir untuk mendapatkan beberapa sumberdaya di Menara Bulan.

“Aku akan menggunakan beberapa koin emasku untuk membeli sumberdaya.”

“Sumberdaya apa yang tuan muda inginkan?” tanya wanita itu dengan kernyitan di dahi.

“Aku menginginkan cincin ruang dimensi, sepuluh herbal rumput api, ginseng hitam, akar mawar kuning, daun pohon perak, jamur hitam, dan getah beracun.”

Wanita di hadapannya termenung memikirkan tentang apa yang akan Lin Feng buat dengan herbal tersebut.  Herbal langka seperti yang Lin Feng sebutkan seharusnya hanya dapat diproses oleh seorang Alkemis tingkat 5. Dia jadi semakin tertarik untuk menjalin hubungan baik dengan Lin Feng. Dia kemudian mengambil cincin ruang dimensi dan beberapa herbal yang dibutuhkan oleh Lin Feng.

Manajer itu kemudian mengambilkan semua sumberdaya yang dibutuhkan Lin Feng. Setelah memastikan tidak ada satu pun yang terlewat, dia menyebutkan kembali total pembelian yang akan dikurangi dari hasil penjualan kristal jiwa. “Sisa uang tuan muda berarti tinggal 72.000 koin emas,” katanya sambil memberikan sisa koin yang Lin Feng miliki dari hasil penjualan kristal jiwa.

Lin Feng menerima uang tersebut dan bergegas ingin meninggalkan toko tersebut. Namun, saat Lin Feng hendak berpamitan dan pergi dari Menara Bulan, Lin Feng melihat sebuah pedang berkarat.

“Pedang apa itu?” 

Manajer itu mengikuti arah pandang Lin Feng. Dia menunjukkan pandangan biasa tanpa penuh ketertarikan setelah mengetahui benda yang ditunjuk pemuda di hadapannya. 

“Itu hanyalah pedang berkarat yang tidak memiliki tingkatan. Tidak ada yang tertarik dengan pedang itu selama bertahun-tahun.” 

“Berapa harganya? Aku menginginkan pedang itu.”

Wanita itu mengerjapkan mata, tidak percaya. Seumur benda tersebut dipajang, baru kali ini ada pemuda yang tertarik ingin membelinya. “Apa tuan muda yakin? Di sini banyak pusaka pedang yang lebih bagus dan berada d itingkat tinggi.”

“Tidak, aku yakin. Aku menginginkannya.”

“Kalau begitu, ambil saja pedang berkarat itu! Anggap saja sebagai hadiah kerja sama kita.”

“Baiklah kalau begitu.” Lin Feng mengambil pedang berkarat itu yang ternyata memiliki bobot yang sangat berat. “Pedang ini sangat berat, tapi tidak apa-apa, aku akan membawanya, anggap saja untuk berlatih fisik,” gumam Lin Feng kemudian membawa pedang itu dipunggungnya.

Lin Feng merasa urusannya selesai di Menara Bulan pun bergegas melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan kota Kincir Angin. Beberapa warga kota memandang Lin Feng dengan pandangan hina karena kultivasi Lin Feng yang rendah dan pakaian Lin Feng yang dekil. Namun Lin Feng tidak menghiraukan pandangan beberapa warga kota.

Tidak berapa lama, Lin Feng melihat sebuah restoran. Dia yang lapar kemudian memasuki restoran tersebut.

Seorang pelayan menghampiri Lin Feng. “Tuan muda, hidangan apa yang ingin kamu makan?” tanya pelayan restoran dengan hormat.

“Aku ingin hidangan terlezat di restoran ini.”

“Tuan muda bisa ke lantai atas, aku akan menyiapkannya.”

Lin Feng melangkah untuk menuju ke lantai atas. Namun, dari arah belakang, seseorang berteriak sambil mendorong Lin Feng hingga dia terjatuh. “Minggir!” 

Orang yang mendorong Lin Feng merupakan salah satu pengawal dari seorang tuan muda. Lin Feng dengan mudah melihat perbedaan di antara empat orang pemuda yang baru saja mendorongnya. Tiga orang pengawal mendampingi seorang tuan muda.

Lin Feng tersenyum kecut, kemudian memandang ke arah si tuan muda dan ketiga pengawalnya. “Sialan … orang-orang lemah membuatku tidak bersikap waspada!”

“Hahaha … lihat! Lihat Si Sampah itu! Dia berkata hanya waspada dengan orang-orang hebat.” 

Tuan muda tersebut tertawa, karena menganggap kalimat Lin Feng begitu menghiburnya. Dia bahkan berteriak pada pengunjung restoran guna memamerkan ucapan Lin Feng yang begitu sombong. 

Lin Feng bangkit dari lantai, masih bersabar dan tidak menghiraukan tuan muda dan ketiga pengawalnya. Lin Feng melanjutkan langkahnya menaiki tangga begitu saja.

Namun, tuan muda tersebut rupanya marah. Mukanya langsung memerah saat Lin Feng meninggalkannya begitu saja. “Bajingan, apa kamu mengacuhkanku?”

Para pengunjung merasa jika nasib Lin Feng sudah tamat karena telah menyinggung tuan muda Huang. Beberapa dari mereka yang mengetahui sepak terjang Klan Huang berbisik-bisik. Klan tersebut konon adalah klan paling berkuasa di kota Kincir Angin. Tidak hanya itu, klan tersebut, terlebih tuan mudanya terkenal memiliki temperamen yang cukup buruk.

Lin Feng tidak menghiraukan dan terus menaiki tangga. Hal tersebut semakin membuat Tuan Muda Huang naik pitam. Dia kembali berteriak, kali ini dengan kemurkaan yang lebih besar.

“Berhenti atau kamu akan mati!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Muh Asgham Asgham
mcm mana pendekar di dorong terjatuh
goodnovel comment avatar
Wiyono Kasman
selamat beraktivitas
goodnovel comment avatar
Eko Suharyanto
sangat menarik...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Legenda Jenius Beladiri   Akar Spiritual Api

    Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l

  • Legenda Jenius Beladiri   Ular Es Raksasa

    Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye

  • Legenda Jenius Beladiri   Wanita Siluman

    Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set

  • Legenda Jenius Beladiri   Penguasa Hutan Setan

    "Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L

  • Legenda Jenius Beladiri   Racun Tingkat Tinggi

    Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as

  • Legenda Jenius Beladiri   Pendekar Mabuk Menggila

    Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status