Share

Kota Kincir

“Tunggu!” Qio Yinsi berteriak lantang, membuat Lin Feng menghentikan langkahnya kembali. “Setidaknya jangan biarkan gadis sepertiku di hutan seperti ini seorang diri.”

Meskipun tingkat kultivasi Lin Feng lebih rendah dari Qio Yinsi, Qio Yinsi berpikir lebih baik pergi berdua daripada sendirian di hutan yang mengerikan baginya.

“Apa maumu? Aku sudah membantumu melawan harimau emas, menawarimu untuk aku antar, tetapi kamu malah memandang rendah diriku.”

Qio Yinsi mengedikkan bahunya dengan tidak acuh. “Untuk apa marah jika kenyataannya kamu memang lemah? Kultivasiku memang lebih tinggi beberapa tingkatan darimu. Bukankah sama halnya aku yang mengantarmu ke kota?” 

“Terserah kamu saja, aku akan pergi. Aku tidak perlu diantar olehmu ke kota.” Gantian, Lin Feng membalas dengan ketus.

Entah kenapa, Qio Yinsi merasa tidak senang dengan sikap Lin Feng yang ketus, terkesan tidak acuh dan mudah marah kepadanya. Kecantikan Qio Yinsi dipuja seantero Kekaisaran–dialah salah satu gadis tercantik. Namun, Lin Feng terkesan tidak memandangnya sama sekali sebagai seorang wanita. “Apa kamu tidak tertarik denganku?”

Lin Feng memandangi Qio Yinsi dari atas ke bawah, bagaimana dia tidak tertarik dengan kecantikan seperti Qio Yinsi? Kulitnya putih, terlihat sangat mulus seperti giok, tubuhnya terlihat seksi. Namun, Lin Feng belum mengerti perasaan seperti itu dan hanya sekedar mengagumi kecantikan Qio Yinsi.

Qio Yinsi mendengus saat melihat Lin Feng menatapnya tanpa berkedip. “Huh … semua laki-laki sama saja.”

Lin Feng menggelengkan kepalanya. “Kenapa tiba-tiba bertanya hal konyol seperti itu? Tenanglah, aku tidak tertarik denganmu.” 

“Apa kamu benar-benar tidak tertarik denganku?” Qio Yinsi mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Hentikan omong kosongmu atau aku tinggal di sini!” Lin Feng melesat meninggalkan Qio Yinsi.

Qio Yinsi menghela napas kemudian mengejar Lin Feng. “Tunggu aku!”

“Di mana kota Kincir Angin itu? Aku akan mengantarmu,” tanya Lin Feng setelah Qio Yinsi berhasil menyusulnya.

“Kota Kincir Angin berada di selatan hutan kegelapan.”

“Baiklah, kita ke sana!”

Lin Feng dan Qio Yinsi melesat ke selatan hutan kegelapan. Dalam perjalanan mereka, Qio Yinsi menceritakan tentang rombongan kereta kudanya yang terpisah dari rombongan kereta pamannya.

Jika saja Qio Yinsi masih berada di dalam rombongan pamannya, dia mungkin tidak akan tersesat sampai hutan kegelapan karena pamannya sangat hebat dan pastinya dapat mengalahkan para assassin. Menurut Qio Yinsi, pamannya mungkin sudah menunggunya di kota Kincir Angin.

“Kenapa para assassin itu menyerang rombongan keretamu?”

“Aku tidak mengetahui alasan para assassin itu menyerang kereta kami. Mereka mungkin adalah assassin bayaran yang diperintah menculik atau membunuhku oleh seseorang. Target mereka adalah aku.” 

“Siapa orang kejam yang membayar assassin untuk mencelakaimu?”

“Entahlah,” balas Qio Yinsi lalu bertanya kepada Lin Feng. “Ke mana kamu akan pergi setelah selesai urusanmu di kota?”

“Aku akan mencari sebuah sekte aliran putih.”

“Untuk apa pemuda sepertimu mencari sekte? Jangan bilang kamu akan mengikuti seleksi memasuki sekte.” Qio Yinsi tidak yakin Lin Feng dapat diterima di sekte mana pun. Menurutnya, Lin Feng masih sangat lemah untuk dikatakan sebagai jenius beladiri.

“Memang kenapa jika aku mengikuti seleksi masuk sekte?”

Lin Feng diberi nasihat oleh kakek petapa untuk memasuki sebuah sekte. Kakek petapa merasa Lin Feng membutuhkan tempat perlindungan sebelum dia benar-benar menjadi seseorang yang sangat hebat. Sebuah sekte akan melindungi Lin Feng yang kultivasinya masih sangat rendah dan lemah.

“Hahaha … apa benar hal itu? Kultivasimu mungkin tidak memenuhi syarat.” Qio Yinsi menertawai Lin Feng begitu puas.

Lin Feng tersenyum kecut. “Kenapa kamu terus membahas kultivasiku? Aku mengandalkan kemampuan, bukan kultivasi.”

“Aku berjanji akan menjadi kekasihmu jika kamu dapat memasuki sekte itu. Tetapi, itu sangat mustahil karena kultivasimu saja masih di tahap pembentukan kelima.”

“Jangan membuat janji seperti itu!” Lin Feng mengeraskan wajahnya. “Lagipula, apa kamu tidak mendengarku? Aku tidak tertarik dengan gadis sepertimu.”

Lin Feng dan Qio Yinsi terus melesat untuk menuju ke kota Kincir Angin. Qio Yinsi entah kenapa menjadi lebih banyak diam karena perkataan Lin Feng yang secara terang-terangan menolaknya. Bagi Qio Yinsi, Lin Feng sangat berbeda dengan pemuda lain yang pasti berusaha menelanjangi tubuhnya saat melihatnya.

Setelah setengah hari Lin Feng dan Qio Yinsi melesat, mereka sampai di gerbang kota Kincir Angin tanpa gangguan yang menghalangi.

“Tunjukkan lencana identitas kalian!” perintah penjaga gerbang kota Kincir Angin.

Qio Yinsi menunjukkan lencana miliknya kepada penjaga gerbang kota. Para penjaga gerbang kota berkeringat dingin melihat lencana identitas Qio Yinsi. “Tu … tu … tuan put ….”

“Tidak perlu banyak berkata, kami berdua akan masuk,” ujar Qio Yinsi memotong ucapan penjaga gerbang kota.

Lin Feng dan Qio Yinsi kemudian memasuki gerbang kota Kincir Angin.

Lin Feng bertanya-tanya dalam hati saat dia dan Qio Yinsi memasuki gerbang kota Kincir Angin dengan begitu mudah. ‘Lencana apa yang diperlihatkan oleh wanita ini? Kenapa penjaga gerbang tampak sangat ketakutan?’

“Aku akan pergi ke istana walikota Kincir Angin, apa kamu mau ikut denganku?” 

Pertanyaan Qio Yinsi membuat Lin Feng kembali tertarik pada kenyataan. Dia menggeleng tegas. “Kita berpisah di sini. Aku akan menyelesaikan urusanku sendiri di kota ini.”

Qio Yinsi mengangguk. “Terima kasih sudah membantuku mengalahkan harimau emas dan mengantarku sampai kota ini. Jika Kita berjumpa kembali, aku akan menjadi kekasihmu.” Wanita itu menyempatkan diri untuk menggoda Lin Feng sebelum kemudian berlalu pergi tanpa sepatah kata pun.

Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Apa gadis itu gila? Dia memaki tingkat kultivasiku yang rendah, tetapi tergila-gila denganku? Hahaha … gadis itu sangat pandai beromong kosong.”

Sementara Qio Yinsi pergi untuk menemui pamannya di istana walikota,  Lin Feng akan mencari tempat jual beli sumberdaya untuk membantu kenaikan kultivasinya. Dari keterangan beberapa warga yang dia tanya, tempat yang dia tuju bernama Menara Bulan. Dia pun segera menuju tempat tersebut.

Sesampainya di satu toko yang Lin Feng datangi, seorang pelayan menatap ketus padanya. “Ada keperluan apa kamu ke Menara Bulan?”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Toni WA
mau dilanjut bacanya,,tpi kaya kurang cocok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status