Home / Fantasi / Legenda Kultivator Abadi / BAB 1 | Malam Yang Suram

Share

Legenda Kultivator Abadi
Legenda Kultivator Abadi
Author: Bad_Romance

BAB 1 | Malam Yang Suram

Author: Bad_Romance
last update Last Updated: 2025-10-08 16:00:13

Angin berhembus pelan membawa rintik hujan yang turun perlahan. Malam tanpa bulan, udara yang terasa dingin seolah tengah mengasihani sesosok pemuda malang di hari itu.

Di kediaman klan Tian, di sebuah kamar, seorang pemuda terbaring dengan tubuh lemah. Usianya baru 12 tahun, tapi penderitaan sudah merenggut semua darinya.

Dia adalah Tian Fan, Tuan Muda dari klan Tian yang terkenal oleh karna kejeniusannya.

Di usia 8 tahun, dia sudah mencapai puncak dari ranah Pemula. Di usia 10 tahun, dia sudah mencapai ranah Pengumpulan Qi bintang 8, dan di usia 12 tahun, dia sudah menembus awal ranah Pembentukan Inti.

Pencapaian Tian Fan sangatlah luar biasa hingga dijuluki sebagai jenius nomor satu kota Han. Semua orang memuji dan mengeluh-eluhkan namanya.

Tapi...

Semua pencapaian itu hilang dalam satu malam. Beberapa hari lalu dia diserang oleh praktisi asing hingga dantiannya dihancurkan.

Pencapaian pemuda itu pun hilang. Seorang jenius telah berubah menjadi sampah yang tidak akan bisa lagi menapakkan kakinya pada dunia kultivasi.

Orang-orang yang dahulu memuji dan mengeluh-eluhkan namanya kini berbalik mencaci dan mencemooh Tian Fan.

Di sebelah pembaringannya, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik tak berhenti menangisi penderitaan putranya.

Dia adalah Tian Xiayu, ibu dari Tian Fan yang terbaring lemah di pembaringan.

"Ibu... tolong hentikan tangisanmu itu, aku tidak tega melihatnya," lirih Tian Fan yang tak kuasa menahan rasa sakit melihat sang ibu menangis semalaman.

Sembari menggenggam tangan putranya, wanita paruh baya itu menggeleng pelan."Maafkan Ibu, Fan'er. Ibu tidak akan menangis lagi."

Tangan kanan wanita paruh baya itu terulur dan membelai lembut kepala putranya."Tenang saja, ayahmu pasti akan mencari orang yang sudah mencelakai dirimu. Siapa pun dia, klan Tian kita pasti akan menemukannya."

Ibu Tian Fan mencoba memberi suntikan semangat pada putranya, tapi Tian Fan tau sang ayah tidak akan mampu menemukan keberadaan praktisi itu. Dia pasti sudah meninggalkan kota Han dan pergi entah kemana.

"Orang itu mungkin sudah pergi jauh, Bu. Tapi tidak apa. Meskipun putramu ini bukan lagi seorang jenius, kehidupan masih harus dilanjutkan. Di masa depan mungkin masih ada cara untuk sembuh," ucap Tian Fan menenangkan ibunya.

Meskipun apa yang Tian Fan ucapkan hanyalah harapan semu, tapi harapan tetaplah sebuah harapan.

Sang ibu hanya bisa tersenyum meski masih jelas rasa sakit nampak pada senyumannya. Dia tidak tau harus berkata seperti apa, sikap putranya terlalu dewasa untuk dibilang anak-anak.

"Harapan itu pasti ada, Nak. Di masa depan dantianmu mungkin dapat disembuhkan dan kau pun akan mampu menapaki dunia kultivasi dengan kakimu sekali lagi."

"Aku akan menunggu hingga hari itu, Bu."

Wanita paruh baya itu kembali membelai rambut hitam panjang putranya lalu berdiri perlahan."Ibu akan mengambilkan makanan kesukaanmu. Kau tunggulah ibu di sini." Ucapnya dengan senyum teduh.

Tian Fan mengangguk, menatap punggung sang ibu yang menghilang di balik pintu. Di kala duka melanda, Tian Fan bersyukur punya kedua orang tua yang begitu perhatian dan menyayangi dirinya.

Sementara itu...

Nyonya Tian Xiayu berjalan melewati lorong panjang kediaman klan Tian. Entah hanya perasaannya atau tidak, tapi kediaman tampak begitu sepi malam ini.

"Kemana para pelayan?" Gumam wanita paruh baya itu disela langkah kakinya.

Tiba-tiba...

Braak!

Tubuh seorang pria paruh baya jatuh tepat di hadapannya. Dengan tubuh yang penuh luka dan darah yang melumuri pakaiannya, pria paruh baya itu bangkit kembali untuk meraih pedangnya.

"Istriku... lari. Selamatkan dirimu!"

Nyonya Tian Xiayu tentu saja terkejut. Pria di depan sana adalah suaminya yang merupakan pemimpin utama klan Tian. Melihat tubuh sang suami penuh dengan luka, bagaimana mungkin dia tidak merasa takut?

Dari depan sana 4 orang bertopeng menyerang Patriak Tian Li dengan ganas. Tuan Tian Li mencoba bertahan dan melawan mereka.

Melihat hal itu, Nyonya Tian Xiayu langsung berlari menuju kamar putranya. Wanita itu membuka pintu dan menguncinya dari dalam."Fan'er! Lari! Selamatkan dirimu!"

Melihat wajah panik sang ibu, Tian Fan dibuat bertanya-tanya dengan apa sebenarnya yang tengah terjadi di sana. Tepat saat pemuda itu ingin bertanya...

Jleeb!

Sebilah pedang menembus pintu dan tubuh Nyonya Tian Xiayu yang berdiri membelakangi. Suara tendangan dari luar pun mulai terdengar dan memaksa untuk masuk.

Mengabaikan lukanya, Nyonya Tian Xiayu masih berdiri di sana menahan pintu yang terus ditendang paksa dari luar. Sebisa mungkin dia memberi waktu pada putranya untuk bangkit dan melarikan diri.

"Fan'er! Lari! Lari sejauh mungkin dan selamatkan dirimu!"

Tian Fan merasa hatinya hancur, matanya memerah dan tanpa sadar titik-titik air mata mulai jatuh.

"Ibu..." Tian Fan hanya bisa berkata lirih, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Hatinya pun semakin hancur setiap melihat napas sang ibu yang kian melemah.

Tak ingin mati, pemuda itu pun bangkit membuka jendela dan melompat keluar. Di detik-detik terakhir, pintu pun berhasil dibuka dan Nyonya Tian Xiayu telah tumbang..

Dua orang masuk ke dalam kamarnya. Melihat jendela kamar yang terbuka, mereka pun buru-buru mengejar Tian Fan yang sudah melarikan diri.

"Cepat kejar dia. Kita harus menangkapnya dan mengambil akar spiritual roh api miliknya!" Ucap salah seorang di antara dua sosok bertopeng itu bergegas mengejar dari belakang.

Hujan turun semakin deras disertai dengan kilatan petir yang menyambar-nyambar. Di tengah hutan, Tian Fan berlari untuk menyelamatkan dirinya.

Tanah yang basah dan licin menyambut kaki tak beralas pemuda itu.

Tubuh yang terasa sakit dan lemah tidak dia pedulikan. Ranting pohon tajam yang melukai wajahnya, semak belukar berduri yang menembus kaki tidak dia pikirkan.

Saat ini Tian Fan hanya punya satu tujuan, lari dan menyelamatkan diri. Kejadian malam ini, dia akan mengingat dan membalasnya di masa depan.

Api dendam membakar semangat pemuda itu untuk melarikan diri. Tidak peduli apapun rintangannya, dia terus berlari menembus lebatnya hutan.

"Itu dia! Kejar!"

Di belakang, dua sosok bertopeng yang telah membunuh Nyonya Tian Xiayu berhasil mengejar dirinya. Ini bukanlah hal yang sulit mengingat kecepatan Tian Fan yang memang tidak ada apa-apanya.

Dia hanyalah manusia biasa sekarang, dan kalau pun kekuatannya masih ada, dua orang yang mengejar masih jauh lebih kuat dari dirinya.

Tian Fan pun mempercepat langkah kakinya, dia tidak boleh tertangkap.

Baaang!

Punggung Tian Fan ditendang dari belakang. Tubuh pemuda itu pun jatuh menghantam tanah dengan keras, salah satu pengejar adalah pelakunya.

"Mau lari kemana kau, bocah!?" bentaknya.

Salah satu sosok bertopeng menunduk meraih batang leher Tian Fan dan mencekiknya kuat. Tubuh pemuda itu kemudian diangkat ke udara dan sekali lagi dibanting keras ke tanah.

"Akh..." pemuda itu merintih, tapi siapa yang akan peduli dengan rasa sakitnya?

Dada Tian Fan diinjak kuat, lalu salah satu di antara kedua orang itu mengeluarkan sebilah belati tajam dari sakunya."Tahan dia! Aku akan mengambil paksa akar spiritual roh api miliknya."

Pria itu kemudian berjongkok, membelah dada Tian Fan dan mulai mencari akar spiritual roh api miliknya.

Rasa sakit saat dadanya dibelah membuat Tian Fan berteriak keras. Air mata darah bahkan sampai dia keluarkan, tapi kedua orang itu belum ada niatan untuk menghentikan tindakan keji mereka sebelum menemukan apa yang dicari.

Tian Fan memberontak, mencoba untuk melawan, tapi tubuhnya sudah terlalu lemah.

"Ini dia!" Akar spiritual roh api milik Tian Fan pun akhirnya ditemukan dan dicabut secara paksa dari tubuhnya.

Sekali lagi Tian Fan berteriak menahan rasa sakit yang teramat sangat.

"Hahaha... kita mendapatkannya. Akar spiritual roh api, kita pasti akan mendapatkan banyak uang dari klan Hong," tawa kedua orang itu bergema.

Klan Hong? Jadi ... mereka adalah dalang di balik semua kejadian naas yang menimpa Tian Fan dan kedua orang tuanya. Mendengarkan hal ini, api dendam di hati Tian Fan semakin berkobar.

"Bocah ini, bagaimana dengannya?" Tanya salah satu pria bertopeng menatap Tian Fan dengan acuh.

"Buang saja dia ke sungai. Biarkan arus deras membawanya pada Dewa kematian. Lagipula, apalagi yang bisa dia lakukan dengan tubuh lemahnya itu?"

"Ide bagus. Kalau begitu ayo kita pergi membuangnya!"

Rambut Tian Fan ditarik, tubuhnya diseret sejauh 1 km menuju sungai. Di sana, di tebing yang curam tubuh pemuda itu ditendang hingga tercebur ke sungai. Dunia ini begitu kejam, nyawa seorang anak manusia seolah tidak ada harganya.

Malam itu hujan turun begitu kencang membuat arus sungai lebih deras dari yang seharusnya.

Tubuh Tian Fan mulai terbawa arus, air memasuki mulutnya dan mulai memenuhi perutnya.

Tian Fan ingin melawan dan menyelamatkan diri dari ganasnya arus sungai, tapi dia tidak bisa. Kepala pemuda itu terantuk batu di dasar sungai dan membuat dia kehilangan kesadarannya.

Sementara itu...

Di kediaman Klan Tian, seorang pria tua berdiri dan melihat penuh kepuasan pada dua sosok yang terbaring tanpa nyawa di hadapannya.

Pria tua itu adalah Tian Xu, Tetua Pertama dari klan Tian. Dia adalah dalang di balik pembunuhan malam ini bersama dengan klan Hong.

"Buang kedua mayat sampah ini ke kandang buaya dan biarkan mereka berpesta. Besok, sebarkan berita bahwa Patriak Tian Li dan keluarganya memilih untuk mengasingkan diri ke utara!" Perintah Tian Xu tegas.

"Baik!"

Jasad kedua orang tua Tian Fan pun dibawa dan dibuang ke dalam kandang buaya. Para buaya yang lapar langsung berebut untuk memakan jasad kedua orang tersebut.

Sebenarnya Tetua Pertama sudah lama merencanakan kudeta ini. Dia sejak dahulu ingin menguasai klan Tian dan menjadi pemimpin utama di dalamnya.

Dengan bantuan klan Hong, pada akhirnya dia pun mampu mencapai keinginannya. Sebenarnya, dia pulalah yang berada di balik hancurnya dantian Tian Fan.

Keesokan harinya...

Kabar tentang pengasingan keluarga Patriak klan Tian terdahulu beserta keluarganya tersebar dengan sangat cepat.

Penduduk kota Han dibuat heboh dengan kabar itu. Beberapa pihak ada yang skeptis dengan berita tersebut, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali menduga semuanya diam-diam.

Bukan hanya kabar pengasingan itu, tapi kabar tentang Tetua Pertama yang diangkat menjadi pemimpin sementara klan Tian juga tidak kalah menghebohkan.

Dua berita besar ini pun menimbulkan banyak praduga buruk, namun tidak satu pun pihak yang berani untuk menyelidiki. Kekuasaan klan Tian terlalu besar dan terkenal sejak ratusan tahun lalu, orang-orang kecil yang tau sesuatu pasti akan disingkirkan.

... .. ...

Tingkatan Kultivasi :

1. Pemula (1-9)

2. Pengumpulan Qi (1-9)

3. Pembentukan Inti (1-9)

4. Pembentukan Jiwa (1-9)

5. Jiwa Baru Lahir (1-9)

6. Kenaikan (1-7)

7. Abadi (1-7)

8. Ilahi (1-7)

9. Raja Surgawi (1-7)

10. Kaisar Surgawi (1-5)

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 8 | Desa Daxu

    Di bawah pohon yang rindang, Tian Fan duduk meneguk air dari botol minumnya. Saat ini dia berada di tengah hutan belantara setelah dua hari lalu melewati sebuah desa kecil. Selembar kertas tergenggam di tangannya, itu adalah peta benua selatan yang akan menuntunnya menuju ke Pegunungan Mubei. "Dari tempatku sekarang, seharusnya malam nanti aku bisa mencapai desa Daxu di depan sana," ujar Tian Fan menyamakan posisinya saat ini dengan peta. Setelah melihat sesaat peta itu, dia pun menyimpannya kembali ke dalam cincin penyimpanan. Ini sudah 5 hari sejak Tian Fan meninggalkan rumahnya di puncak gunung dan sudah ada beberapa pihak yang secara tidak sengaja bersinggungan dengannya. "Orang-orang bodoh itu katanya berasal dari sekte Tapak Setan. Hmm, bukankah sekte itu sudah runtuh belasan tahun lalu?" Gumam Tian Fan. Perang besar pernah terjadi antara sekte aliran putih melawan aliran hitam dahulu. Perang itu dimenangkan oleh aliansi sekte aliran putih, saat itu hampir semua sekte bera

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 7 | Turun Gunung

    Malam berlalu dijemput pagi yang membawa sinar hangat sang mentari. Di depan rumah sederhana yang terbuat dari kayu jati dan beratapkan daun rumbia, seorang pemuda berlutut memberi hormat kepada pria sepuh di depannya. "Kakek, terima kasih atas bimbinganmu selama ini. Hari ini aku hendak memulai perjalananku sendiri, aku mohon doa dan restu darimu," ujar Tian Fan tulus. Tuan Feng Xiao membungkuk menyentuh kedua bahu Tian Fan dan berkata dengan suara tuanya."Bangunlah, Nak. Doa dan restu dariku pasti akan menyertai dirimu." Tian Fan pun segera bangkit dan memeluk Kakeknya cukup lama. Ada rasa enggan di dalam hati untuk meninggalkan, tapi Tapi Fan punya tugas yang harus diselesaikan. Tian Fan menarik dirinya, matanya berkaca-kaca."Kakek, aku pergi. Jaga dirimu baik-baik," ujar pemuda tangguh tersebut. Tuan Feng Xiao mengangguk dengan mata yang juga berkaca-kaca."Pergilah, Nak." Ia pun membalik badannya dan mulai melangkah meninggalkan kediaman sederhana yang ditinggalinya

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 6 | Waktunya Telah Tiba

    Di tengah hutan belantara, di bawah rimbunnya pepohonan terlihat seorang pemuda dengan perawakan tampan nan gagah tengah bertarung menghadapi beberapa binatang buas sekaligus. Ada tiga binatang buas yang menjadi lawannya di sana. Ketiga binatang buas dengan tubuh besar itu berada pada tingkat 9, mereka adalah lawan yang tangguh. Tapi tidak bagi pemuda tampan bernama Tian Fan itu. Dengan sebilah pedang di tangannya, dia mampu mengimbangi ketiga lawannya bahkan mampu mendesak mereka dengan serangannya. Badai Pedang! Belasan pedang muncul di udara begitu saja, berputar seirama jarum jam dan bersiap untuk menghancurkan. "Bunuh!" Satu perintah dari Tian Fan membawa pedang-pedang itu menyerang ketiga binatang buas yang menjadi lawannya secara langsung. Slaaash! Slaaash! "Argghhhh...!" Suara raungan penuh rasa sakit terpancar dari ketiga binatang buas yang menjadi lawannya. Dengan satu serangan terakhir dari Tian Fan, ketiga binatang buas itu mati dengan tubuh berantakan.

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 5 | Mencoba Untuk Pertama Kali

    Tanpa keraguan Tian Fan pun langsung menelan pil yang baru saja dibuat oleh Kakeknya. Begitu pil itu dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan, pil penyembuh itu langsung pecah menyebarkan energi spiritual murni yang dikandungnya. Tubuh Tian Fan seketika dipenuhi oleh energi spiritual yang lalu diubah oleh dantiannya menjadi energi Qi. Rasa lelah yang mendera pemuda belia itu pun seketika menghilang begitu saja. "Kakek! Pil penyembuh buatanmu benar-benar hebat," puji Tian Fan dengan mata yang tampak berbinar. Tuan Feng Xiao terkekeh pelan. Padahal itu hanya pil tingkat satu, Tian Fan belum tau saja dia dapat membuat pil tingkat 7 sempurna jika dia mau. "Ambil ini, Kakek tidak membutuhkannya." Ujar Tuan Feng Xiao menyerahkan botol kecil berisi beberapa pil penyembuh lainnya kepada Tian Fan. "Terima kasih, Kek!" Senang Tian Fan menerima pil-pil itu. Di kota Han, jika pil-pil seperti ini dijual harganya pasti akan sangat mahal. Tian Fan yang awalnya adalah Tuan Muda dari klan Tian

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 4 | Memulai Pelatihan

    Di antara lebatnya pepohonan, dua orang berjalan menyusuri tiap sudut hutan mencari beberapa tanaman spiritual yang dapat dijadikan sebagai bahan obat. Itu adalah Tuan Feng Xiao dan Tian Fan, merekalah yang sedang mencari bahan obat untuk bahan pelatihan Tian Fan sendiri nantinya. Keduanya sudah turun gunung sejak pagi tadi. Beberapa tanaman obat sudah mereka dapatkan tapi karna hari masih cukup panjang, keduanya memutuskan untuk tetap mencari guna menambah persediaan. "Kakek!" "Ada apa?" "Itu, bagaimana kalau kita berpencar saja untuk mempermudah pencarian?" ujar Tian Fan di sela langkah kakinya. "Berpencar? Apa kau yakin?" sahut Tuan Feng Xiao di sebelahnya. "Nak, kau harus tau bahwa hutan ini cukup berbahaya. Meskipun bagian luarnya hanya dihuni oleh sekelompok kecil binatang buas, tetap saja mereka termasuk ke dalam ancaman." Tuan Feng Xiao sedikit mencemaskan usulan dari cucunya. Dia tau Tian Fan memang memiliki kemampuan, akan tetapi pertarungan melawan binatang

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 3 | Si Alkemis Tua

    Keesokan paginya... Cahaya matahari pagi bersinar menerangi dunia menembus celah sempit kamar Tian Fan membangunkan pemuda itu dari tidurnya. Tian Fan kemudian bangkit dari pembaringan dan bergegas keluar dari kamarnya. "Tuan, Feng Xiao!" Sapa Tian Fan pada pria tua yang tengah duduk di pekarangan rumahnya. Feng Xiao, pria tua misterius yang sudah membantu Tian Fan sebelumnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada pemuda belia yang berjalan ke arahnya."Kau sudah bangun?" "Sudah, Tuan." Jawab Tian Fan mendudukkan dirinya di dekat Tuan Feng Xiao. "Bagaimama kondisimu sekarang?" tanyanya. "Sudah jauh lebih baik, Tuan. Ini semua berkat obat-obatan yang anda berikan. Semua itu sungguh sangat membantuku. Tuan Feng, terima kasih!" ujar Tian Fan bersemangat. "Sama-sama, Nak." Tuan Feng Xiao memperhatikan Tian Fan diam-diam. Dari apa yang dilihatnya, Tian Fan adalah pemuda yang memiliki perawakan yang baik dan santun. Mendapati hal ini, Tuan Feng Xiao bertanya-tanya m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status