LOGIN
Angin berhembus pelan membawa rintik hujan yang turun perlahan. Malam tanpa bulan, udara yang terasa dingin seolah tengah mengasihani sesosok pemuda malang di hari itu.
Di kediaman klan Tian, di sebuah kamar, seorang pemuda terbaring dengan tubuh lemah. Usianya baru 12 tahun, tapi penderitaan sudah merenggut semua darinya. Dia adalah Tian Fan, Tuan Muda dari klan Tian yang terkenal oleh karna kejeniusannya. Di usia 8 tahun, dia sudah mencapai puncak dari ranah Pemula. Di usia 10 tahun, dia sudah mencapai ranah Pengumpulan Qi bintang 8, dan di usia 12 tahun, dia sudah menembus awal ranah Pembentukan Inti. Pencapaian Tian Fan sangatlah luar biasa hingga dijuluki sebagai jenius nomor satu kota Han. Semua orang memuji dan mengeluh-eluhkan namanya. Tapi... Semua pencapaian itu hilang dalam satu malam. Beberapa hari lalu dia diserang oleh praktisi asing hingga dantiannya dihancurkan. Pencapaian pemuda itu pun hilang. Seorang jenius telah berubah menjadi sampah yang tidak akan bisa lagi menapakkan kakinya pada dunia kultivasi. Orang-orang yang dahulu memuji dan mengeluh-eluhkan namanya kini berbalik mencaci dan mencemooh Tian Fan. Di sebelah pembaringannya, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik tak berhenti menangisi penderitaan putranya. Dia adalah Tian Xiayu, ibu dari Tian Fan yang terbaring lemah di pembaringan. "Ibu... tolong hentikan tangisanmu itu, aku tidak tega melihatnya," lirih Tian Fan yang tak kuasa menahan rasa sakit melihat sang ibu menangis semalaman. Sembari menggenggam tangan putranya, wanita paruh baya itu menggeleng pelan."Maafkan Ibu, Fan'er. Ibu tidak akan menangis lagi." Tangan kanan wanita paruh baya itu terulur dan membelai lembut kepala putranya."Tenang saja, ayahmu pasti akan mencari orang yang sudah mencelakai dirimu. Siapa pun dia, klan Tian kita pasti akan menemukannya." Ibu Tian Fan mencoba memberi suntikan semangat pada putranya, tapi Tian Fan tau sang ayah tidak akan mampu menemukan keberadaan praktisi itu. Dia pasti sudah meninggalkan kota Han dan pergi entah kemana. "Orang itu mungkin sudah pergi jauh, Bu. Tapi tidak apa. Meskipun putramu ini bukan lagi seorang jenius, kehidupan masih harus dilanjutkan. Di masa depan mungkin masih ada cara untuk sembuh," ucap Tian Fan menenangkan ibunya. Meskipun apa yang Tian Fan ucapkan hanyalah harapan semu, tapi harapan tetaplah sebuah harapan. Sang ibu hanya bisa tersenyum meski masih jelas rasa sakit nampak pada senyumannya. Dia tidak tau harus berkata seperti apa, sikap putranya terlalu dewasa untuk dibilang anak-anak. "Harapan itu pasti ada, Nak. Di masa depan dantianmu mungkin dapat disembuhkan dan kau pun akan mampu menapaki dunia kultivasi dengan kakimu sekali lagi." "Aku akan menunggu hingga hari itu, Bu." Wanita paruh baya itu kembali membelai rambut hitam panjang putranya lalu berdiri perlahan."Ibu akan mengambilkan makanan kesukaanmu. Kau tunggulah ibu di sini." Ucapnya dengan senyum teduh. Tian Fan mengangguk, menatap punggung sang ibu yang menghilang di balik pintu. Di kala duka melanda, Tian Fan bersyukur punya kedua orang tua yang begitu perhatian dan menyayangi dirinya. Sementara itu... Nyonya Tian Xiayu berjalan melewati lorong panjang kediaman klan Tian. Entah hanya perasaannya atau tidak, tapi kediaman tampak begitu sepi malam ini. "Kemana para pelayan?" Gumam wanita paruh baya itu disela langkah kakinya. Tiba-tiba... Braak! Tubuh seorang pria paruh baya jatuh tepat di hadapannya. Dengan tubuh yang penuh luka dan darah yang melumuri pakaiannya, pria paruh baya itu bangkit kembali untuk meraih pedangnya. "Istriku... lari. Selamatkan dirimu!" Nyonya Tian Xiayu tentu saja terkejut. Pria di depan sana adalah suaminya yang merupakan pemimpin utama klan Tian. Melihat tubuh sang suami penuh dengan luka, bagaimana mungkin dia tidak merasa takut? Dari depan sana 4 orang bertopeng menyerang Patriak Tian Li dengan ganas. Tuan Tian Li mencoba bertahan dan melawan mereka. Melihat hal itu, Nyonya Tian Xiayu langsung berlari menuju kamar putranya. Wanita itu membuka pintu dan menguncinya dari dalam."Fan'er! Lari! Selamatkan dirimu!" Melihat wajah panik sang ibu, Tian Fan dibuat bertanya-tanya dengan apa sebenarnya yang tengah terjadi di sana. Tepat saat pemuda itu ingin bertanya... Jleeb! Sebilah pedang menembus pintu dan tubuh Nyonya Tian Xiayu yang berdiri membelakangi. Suara tendangan dari luar pun mulai terdengar dan memaksa untuk masuk. Mengabaikan lukanya, Nyonya Tian Xiayu masih berdiri di sana menahan pintu yang terus ditendang paksa dari luar. Sebisa mungkin dia memberi waktu pada putranya untuk bangkit dan melarikan diri. "Fan'er! Lari! Lari sejauh mungkin dan selamatkan dirimu!" Tian Fan merasa hatinya hancur, matanya memerah dan tanpa sadar titik-titik air mata mulai jatuh. "Ibu..." Tian Fan hanya bisa berkata lirih, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Hatinya pun semakin hancur setiap melihat napas sang ibu yang kian melemah. Tak ingin mati, pemuda itu pun bangkit membuka jendela dan melompat keluar. Di detik-detik terakhir, pintu pun berhasil dibuka dan Nyonya Tian Xiayu telah tumbang.. Dua orang masuk ke dalam kamarnya. Melihat jendela kamar yang terbuka, mereka pun buru-buru mengejar Tian Fan yang sudah melarikan diri. "Cepat kejar dia. Kita harus menangkapnya dan mengambil akar spiritual roh api miliknya!" Ucap salah seorang di antara dua sosok bertopeng itu bergegas mengejar dari belakang. Hujan turun semakin deras disertai dengan kilatan petir yang menyambar-nyambar. Di tengah hutan, Tian Fan berlari untuk menyelamatkan dirinya. Tanah yang basah dan licin menyambut kaki tak beralas pemuda itu. Tubuh yang terasa sakit dan lemah tidak dia pedulikan. Ranting pohon tajam yang melukai wajahnya, semak belukar berduri yang menembus kaki tidak dia pikirkan. Saat ini Tian Fan hanya punya satu tujuan, lari dan menyelamatkan diri. Kejadian malam ini, dia akan mengingat dan membalasnya di masa depan. Api dendam membakar semangat pemuda itu untuk melarikan diri. Tidak peduli apapun rintangannya, dia terus berlari menembus lebatnya hutan. "Itu dia! Kejar!" Di belakang, dua sosok bertopeng yang telah membunuh Nyonya Tian Xiayu berhasil mengejar dirinya. Ini bukanlah hal yang sulit mengingat kecepatan Tian Fan yang memang tidak ada apa-apanya. Dia hanyalah manusia biasa sekarang, dan kalau pun kekuatannya masih ada, dua orang yang mengejar masih jauh lebih kuat dari dirinya. Tian Fan pun mempercepat langkah kakinya, dia tidak boleh tertangkap. Baaang! Punggung Tian Fan ditendang dari belakang. Tubuh pemuda itu pun jatuh menghantam tanah dengan keras, salah satu pengejar adalah pelakunya. "Mau lari kemana kau, bocah!?" bentaknya. Salah satu sosok bertopeng menunduk meraih batang leher Tian Fan dan mencekiknya kuat. Tubuh pemuda itu kemudian diangkat ke udara dan sekali lagi dibanting keras ke tanah. "Akh..." pemuda itu merintih, tapi siapa yang akan peduli dengan rasa sakitnya? Dada Tian Fan diinjak kuat, lalu salah satu di antara kedua orang itu mengeluarkan sebilah belati tajam dari sakunya."Tahan dia! Aku akan mengambil paksa akar spiritual roh api miliknya." Pria itu kemudian berjongkok, membelah dada Tian Fan dan mulai mencari akar spiritual roh api miliknya. Rasa sakit saat dadanya dibelah membuat Tian Fan berteriak keras. Air mata darah bahkan sampai dia keluarkan, tapi kedua orang itu belum ada niatan untuk menghentikan tindakan keji mereka sebelum menemukan apa yang dicari. Tian Fan memberontak, mencoba untuk melawan, tapi tubuhnya sudah terlalu lemah. "Ini dia!" Akar spiritual roh api milik Tian Fan pun akhirnya ditemukan dan dicabut secara paksa dari tubuhnya. Sekali lagi Tian Fan berteriak menahan rasa sakit yang teramat sangat. "Hahaha... kita mendapatkannya. Akar spiritual roh api, kita pasti akan mendapatkan banyak uang dari klan Hong," tawa kedua orang itu bergema. Klan Hong? Jadi ... mereka adalah dalang di balik semua kejadian naas yang menimpa Tian Fan dan kedua orang tuanya. Mendengarkan hal ini, api dendam di hati Tian Fan semakin berkobar. "Bocah ini, bagaimana dengannya?" Tanya salah satu pria bertopeng menatap Tian Fan dengan acuh. "Buang saja dia ke sungai. Biarkan arus deras membawanya pada Dewa kematian. Lagipula, apalagi yang bisa dia lakukan dengan tubuh lemahnya itu?" "Ide bagus. Kalau begitu ayo kita pergi membuangnya!" Rambut Tian Fan ditarik, tubuhnya diseret sejauh 1 km menuju sungai. Di sana, di tebing yang curam tubuh pemuda itu ditendang hingga tercebur ke sungai. Dunia ini begitu kejam, nyawa seorang anak manusia seolah tidak ada harganya. Malam itu hujan turun begitu kencang membuat arus sungai lebih deras dari yang seharusnya. Tubuh Tian Fan mulai terbawa arus, air memasuki mulutnya dan mulai memenuhi perutnya. Tian Fan ingin melawan dan menyelamatkan diri dari ganasnya arus sungai, tapi dia tidak bisa. Kepala pemuda itu terantuk batu di dasar sungai dan membuat dia kehilangan kesadarannya. Sementara itu... Di kediaman Klan Tian, seorang pria tua berdiri dan melihat penuh kepuasan pada dua sosok yang terbaring tanpa nyawa di hadapannya. Pria tua itu adalah Tian Xu, Tetua Pertama dari klan Tian. Dia adalah dalang di balik pembunuhan malam ini bersama dengan klan Hong. "Buang kedua mayat sampah ini ke kandang buaya dan biarkan mereka berpesta. Besok, sebarkan berita bahwa Patriak Tian Li dan keluarganya memilih untuk mengasingkan diri ke utara!" Perintah Tian Xu tegas. "Baik!" Jasad kedua orang tua Tian Fan pun dibawa dan dibuang ke dalam kandang buaya. Para buaya yang lapar langsung berebut untuk memakan jasad kedua orang tersebut. Sebenarnya Tetua Pertama sudah lama merencanakan kudeta ini. Dia sejak dahulu ingin menguasai klan Tian dan menjadi pemimpin utama di dalamnya. Dengan bantuan klan Hong, pada akhirnya dia pun mampu mencapai keinginannya. Sebenarnya, dia pulalah yang berada di balik hancurnya dantian Tian Fan. Keesokan harinya... Kabar tentang pengasingan keluarga Patriak klan Tian terdahulu beserta keluarganya tersebar dengan sangat cepat. Penduduk kota Han dibuat heboh dengan kabar itu. Beberapa pihak ada yang skeptis dengan berita tersebut, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali menduga semuanya diam-diam. Bukan hanya kabar pengasingan itu, tapi kabar tentang Tetua Pertama yang diangkat menjadi pemimpin sementara klan Tian juga tidak kalah menghebohkan. Dua berita besar ini pun menimbulkan banyak praduga buruk, namun tidak satu pun pihak yang berani untuk menyelidiki. Kekuasaan klan Tian terlalu besar dan terkenal sejak ratusan tahun lalu, orang-orang kecil yang tau sesuatu pasti akan disingkirkan. ... .. ... Tingkatan Kultivasi : 1. Pemula (1-9) 2. Pengumpulan Qi (1-9) 3. Pembentukan Inti (1-9) 4. Pembentukan Jiwa (1-9) 5. Jiwa Baru Lahir (1-9) 6. Kenaikan (1-7) 7. Abadi (1-7) 8. Ilahi (1-7) 9. Raja Surgawi (1-7) 10. Kaisar Surgawi (1-5)Yang Mi tidak menjawab, ia hanya mengusap air matanya dengan punggung tangan. Apa yang Tian Fan katakan membuat gadis itu sadar, ini bukan saatnya untuk bersedih dan menangis. Yang Mi ingin bangkit, tapi kakinya yang patah terlalu sakit untuk dipaksakan. Ia meringgis, tidak sanggup untuk berdiri. Tian Fan menoleh, melihat ke arah kaki kanan Yang Mi yang patah."Tunggu aku selesai dengan para serangga sialan ini, aku akan menyembuhkanmu nanti," ucap pemuda itu. Kembali melihat ke depan, Tian Fan kemudian berkata kepada orang-orang Yang Mi yang sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan pertarungan."Semuanya mundur! Biar aku yang menyelesaikan semuanya!" Melihat Tian Fan yang sudah menyelesaikan kultivasinya, orang-orang itu pun serempak mundur tanpa membantah sedikitpun. Sriiing! Pedang lima elemen muncul di tangannya. Pedang itu digenggam kuat-kuat, tanda Tian Fan yang begitu siap dengan pertarungannya. Menatap tajam 7 serangga raksasa yang ada di hadapannya, Tian Fan mema
Reruntuhan Gagak Langit Satu minggu berlalu... Di lorong gelap yang panjang, Tian Fan masih larut di dalam kultivasinya. Ini sudah lebih dari 7 hari ia berada pada posisi duduk bersila, terpisah dari dunia luar dan fokus dalam peningkatan kekuatannya. Di sana Yang Mi dan orang-orangnya menunggu Tian Fan dengan setia. Selama 7 hari ini, mereka tidak sedikitpun beranjak dari sana, sebab hanya dengan Tian Fan mereka semua baru percaya diri melanjutkan perjalanannya. Di kelompok itu, mereka hanya tersisa 9 orang saja. Dengan jumlah dan kekuatan yang mereka punya, Yang Mi dan orang-orangnya tidak punya kepercayaan diri untuk melanjutkan perjalanan tanpa adanya Tian Fan bersama mereka. Bagaimanapun kemampuan pemuda itu sudah terbukti. Ia dapat mengalahkan 6 serangga raksasa hanya seorang diri, sesuatu yang mustahil dilakukan oleh Yang Mi dan orang-orangnya. "Pengawal Bao, kira-kira kapan dia akan menyelesaikan kultivasinya?" Tanya Yang Mi kepada pengawal setianya dengan tatapan y
Sekte Naga Emas 7 utusan besar dari 5 sekte aliran putih dan 2 Kekaisaran Benua Selatan tengah duduk dan berkumpul di satu meja yang sama. Orang-orang ini adalah para Tetua dan Jendral besar dari tempatnya masing-masing. Di Sekte Naga Emas mereka semua berkumpul untuk membicarakan masalah yang terjadi di Hutan Hitam beberapa hari yang lalu. Seorang pria tua di sana, dengan pakaian berwarna hitam dengan sulaman emas yang membentuk siluet seekor naga lebih dahulu berbicara."Jadi bagaimana? Apa tanggapan kalian semua tentang masalah ini?" tanyanya kepada semua petinggi yang ada di sana. Tetua Ketujuh dari Sekte Pedang Langit menjawab dan menuturkan pendapatnya."Itu adalah sebuah ancaman. Meskipun identitas mereka semua belum bisa kita pastikan, tapi bagaimanapun kita harus siap dengan kemungkinan terburuknya." "Menurutku, kita harus membentuk sebuah pasukan khusus dan mulai melatih mereka semua. Jadikan mereka semua kuat. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa kita gunakan untuk me
Senyuman Yang Mi merekah indah manakala ia mendengar kalau Tian Fan mau membantu dirinya.Dalam hati, gadis cantik itu membatin dengan bangga."Semua pemuda sama saja. Mereka mudah sekali jatuh ke dalam pesona kecantikan. Aku yakin pemuda ini juga sama. Dia pasti mau membantu aku karna wajahku yang cantik. Heh! Menjadi wanita cantik memang menyenangkan.""Tapi tidak apa. Lagipula pemuda ini juga tampan dan berkarisma. Meskipun memang mulutnya sedikit tidak sopan, wajahnya yang tampan bisa dijadikan alasan untuk dimaklumi."Yang Mi begitu percaya diri, dengan modal itu, ia pun mengambil langkah dan mendekat ke arah Tian Fan.Namun, Tian Fan langsung merespon, respon yang berada di luar dugaan Yang Mi."Berhenti di sana. Jangan dekat-dekat denganku!"Sontak saja langkah Yang Mi langsung terhenti. Apa ini? Ia ditolak. Bagaimana bisa?Yang Mi ingin melayangkan pertanyaan dan protes, tetapi Tian Fan malah lebih dahulu bersuara."Jaga jarak dariku, aku tidak suka dekat-dekat dengan wanita asi
Yang Mi melangkah cepat ke arah Tian Fan, ia datang dengan wajah yang tampak cemas."Hey! Kau tidak apa-apa?" Tian Fan menoleh sekilas ke arahnya lalu kembali melihat ke arah depan."Aku tidak apa-apa. Tapi, kenapa orang-orangmu hanya diam saja sedari tadi? Apa mereka tidak mau turun tangan untuk bertarung?" Ia menggerutu, menatap sinis satu per satu pria yang ada di dalam kelompok Yang Mi.Orang-orang yang ditatap Tian Fan langsung membuang muka dan bersiul pelan mencoba untuk mengabaikannya. Pertarungan antara Tian Fan dan para serangga raksasa itu memakan waktu lebih dari 30 menit. Itu adalah waktu yang cukup lama. Seharusnya dengan pil pemulih yang ia berikan, orang-orang Yang Mi dapat pulih dalam kurun waktu 20-25 menit. Setelah mereka pulih, seharusnya mereka membantu Tian Fan di sana. Akan tetapi, mereka hanya diam dan menonton saja seakan tidak pernah terjadi apa-apa di depan mata kepala mereka sendiri. "Kalau saja orang-orangmu membantu aku, keadaanku tidak mungkin selel
Yang Mi dan orang-orangnya tanpa sadar menganggukkan kepala. Di bawah perintah pemuda yang datang tiba-tiba, mereka semua langsung bergerak mundur dan membiarkan dirinya menghadapi para serangga raksasa. Pemuda itu tidak lain adalah Tian Fan. Ia yang datang menyusul dari belakang akhirnya bertemu juga dengan orang-orang ini. Keadaan mereka yang menyedihkan membuat Tian Fan iba dan memutuskan untuk membantu mereka. Namun Tian Fan juga tidak asal turun untuk membantu. Sebelumnya ia sudah menilai mereka semua untuk menentukan bahwasannya ia harus membantu atau tidak. Puncaknya terjadi saat seorang pengawal yang rela mengorbankan diri untuk seorang gadis berhanfu ungu di antara mereka. Dengan modal itu, Tian Fan pun memutuskan untuk membantu mereka semua. Tian Fan berdiri di depan sementara orang-orang Yang Mi berdiri di belakangnya. "Pulihkan diri kalian semua. Serangga-serangga raksasa ini cukup banyak, aku tidak yakin bisa mengalahkan mereka semua seorang diri," ujar Tian Fa







