ログインSore menjelang, di bantaran sungai, seorang pria tua berjalan sambil mencari beberapa tanaman herbal untuk dijadikan bahan obat.
Cahaya matahari mulai hilang perlahan, tapi langkah pria tua itu masih belum terhenti untuk mencari dan menemukan bahan-bahan obat yang dibutuhkan. "Apa itu?" Perhatian pria tua itu tertuju pada buntalan kain berwarna biru yang mengambang di pinggir sungai. Diterpa rasa penasaran, pria tua itu mendekat dan melihat apa sebenarnya yang mengambang di sana. Saat dia menarik buntalan itu mendekat, dia sangat terkejut tatkala mendapati bahwa itu adalah tubuh seorang pemuda belia yang sudah tidak lagi bernyawa. Dilihatnya tubuh pemuda itu penuh dengan luka dan dada yang terbelah cukup dalam, pria tua itu merasa prihatin."Kejam sekali. Bagaimana anak sekecil ini bisa terbunuh dengan sesadis ini?" Dia menarik tubuh pemuda itu keluar dari sungai dan berniat untuk menguburkannya dengan layak. Di pinggir sungai, pada tanah yang cukup landai dan kering, pria tua itu mulai menggali lubang tempat peristirahatan terakhir dari bocah malang yang dia temukan. Lubang sedalam 1 meter dan panjang 2 meter pun berhasil digali. Jasad bocah malang yang tidak lain adalah Tian Fan pun dibaringkan di dalamnya. Lubang kembali ditutup, tubuh Tian Fan sudah tidak terlihat lagi. Di atas makamnya, sebuah batu tanpa nama diletakkan sebagai penanda. "Beristirahatlah, Nak. Tidurlah dalam damai," ucap pria tua itu. Dia berdiri di sana cukup lama dan berdoa, setelahnya dia pun beranjak pergi. Apakah ini adalah akhir? Akhir dari Tian Fan yang diperlakukan tidak adil oleh dunia? Apakah dendam tidak akan dibalaskan? Tidak! Semua belum selesai. DUAAARR! Tiba-tiba saja langit bergemuruh dan terbelah menjadi dua. Kilatan cahaya melesat turun dengan cepat dari dalam sana. Seolah tengah mencari sesuatu, cahaya berwarna biru itu terus bergerak dan berhenti sepersekian detik di atas sebuah makam tanpa nama. Seolah tidak ada pilihan, cahaya itu melesat menembus tanah dan masuk ke dalam tubuh Tian Fan di bawah sana. BOOOM! Ledakan bergema menguncang seisi hutan di pinggir sungai. Tubuh Tian Fan perlahan diangkat ke udara, cahaya terang pun mulai menyelimuti sekujur tubuhnya. Alam bawah sadar Tian Fan. Tian Fan berdiri menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya. Pancaran energi dari sosok itu begitu kuat, mungkin dia adalah orang terkuat yang pernah Tian Fan lihat dengan mata kepalanya sendiri. "Tuan, apakah kau adalah Dewa Kematian?" Tanya pemuda itu. Pria paruh baya itu tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Tian Fan pun tidak perlu bertanya lagi, dugaannya mungkin benar."Jadi ini adalah akhirnya. Aku ... aku sudah berakhir." Mendapati dirinya telah mati, senyum pahit memenuhi wajah Tian Fan. Bagi Tian Fan, kematian tidaklah menyedihkan. Pemuda itu hanya menyesal saja dia mati sebelum membalaskan dendamnya. Tapi pria paruh baya yang ada di depannya menggeleng. Dengan wajah iba, dia mulai berbicara kepada Tian Fan."Kau salah, Nak. Aku bukanlah Dewa Kematian." Bukan Dewa Kematian. Lalu, siapa dia? "Namaku adalah Zhang Wuxi, aku adalah penguasa yang jatuh dari dunia atas. Aku telah terbunuh di sana, tapi di detik-detik terakhir aku masih bertahan dan dipertemukan denganmu." "Awalnya aku ingin mengambil alih tubuhmu, tapi, sepertinya hidupmu jauh lebih menderita dariku." Mengambil tubuh? Tian Fan tidak bisa untuk tidak terkejut mendengarnya. Di dunia ini, apakah teknik seperti itu memang ada? "Lalu, apa yang akan anda lakukan sekarang, Tuan Zhang? Sebenarnya, aku pun tidak masalah jika anda mengambil alih tubuhku. Selama anda membalaskan dendamku, semua akan aku anggap impas." Tian Fan masih punya harapan. Jika orang sekuat Tuan Zhang Wuxi mengambil alih tubuhnya, maka Klan Tian dan semua orang yang ada di dalamnya bisa dibunuh dengan mudah. Tapi bukan itu yang Tuan Zhang Wuxi inginkan. Mendapati hidup Tian Fan yang begitu menderita, dia berniat untuk mengembalikan jiwa pemuda itu. Tian Fan akan dihidupkan kembali dengan mengorbankan jiwa Tuan Zhang Wuxi sendiri. "Dendammu tidak perlu aku yang balaskan. Mungkin pertemuan ini adalah takdir langit, kau lebih layak hidup dibanding aku, Nak." Tuan Zhang Wuxi tersenyum dan meminta Tian Fan mendekat."Kemarilah..." Tian Fan tidak membantah, dia mendekat ke arah Tuan Zhang Wuxi. Pria paruh baya itu menyentuh kening Tian Fan dengan jari telunjuknya lalu perlahan mulai mengalirkan energi jiwa dan semua yang dia punya kepada pemuda itu. "Berjuanglah untuk kehidupanmu, Nak. Jika kau punya kesempatan, tolong balaskan dendamku juga." Tubuh Tuan Zhang Wuxi mulai memudar saat semua energi jiwanya diberikan kepada Tian Fan. Tian Fan merasakan tubuh jiwanya mulai dipenuhi aliran energi yang terasa hangat. Dalam hati dia berjanji untuk memenuhi permintaan terakhir dari Tuan Zhang Wuxi yang sudah mau berkorban untuknya. Di luar alam bawah sadar Tian Fan. Tubuh pemuda itu masih bertahan di udara. Cahaya berwarna biru kian terang menyelimuti tubuhnya. Luka-luka yang pemuda itu derita perlahan mulai disembuhkan. Secara ajaib, dantian pemuda itu pun juga ikut dibentuk ulang. Dalam satu momentum, ledakan kembali terdengar. BOOOOM! Sekali lagi ledakan yang menguncang hutan tercipta. Area seluas puluhan meter disapu bersih. Pepohonan dan bebatuan yang ada di sana dihancurkan oleh kuatnya energi ledakan itu. Perlahan cahaya yang menyelimuti tubuh Tian Fan mulai mereda. Tubuhnya dibawa kembali ke tanah, secara ajaib jantung pemuda itu kembali berdetak dan napasnya mulai berhembus. Kedua bola mata Tian Fan terbuka kembali. Serempak, ratusan ingatan tentang teknik berpedang, tangan kosong, menombak, dan memanah memenuhi kepalanya. Ingatan Tuan Zhang Wuxi juga ikut membanjiri. Dia adalah penguasa dunia atas yang dikhianati oleh rekan dan kekasihnya. Bagai ditusuk ratusan pedang tajam, kepala Tian Fan hampir saja pecah. Dia berteriak keras menahan rasa sakit dari ratusan ingatan yang memaksa masuk. Sekitar 10 menit kejadian itu berlangsung, tapi bagi Tian Fan itu terasa seperti 10 tahun hidup dalam penderitaan. Tak kuasa menahan rasa sakit, Tian Fan tumbang dan kembali kehilangan kesadarannya. Dari sisi lain hutan, satu sosok mendekat dengan cepat ke arah Tian Fan berada. Dia adalah pria tua yang sebelumnya menguburkan Tian Fan. Saat pria tua itu hendak kembali ke gubuknya, energi asing yang teramat kuat tiba-tiba saja meledak dan membuat dirinya waspada. Dilihatnya ledakan energi itu berpusat dari makam yang baru dia buat, dia pun buru-buru bergerak ke sana. Tap! Pria tua itu menginjakkan kakinya di sana. Dengan mata membelalak, dia seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Makam yang dia gali sore tadi sudah tidak ada lagi. Di depan sana hanya ada lubang dangkal sedalam 15 meter dan luas hampir 100 meter lebih. Semua pohon yang sebelumnya ada di sana tumbang dan terpental ke berbagai arah. Pria tua itu menduga semua terjadi karna imbas dari ledakan yang baru saja terjadi. "Apa yang telah terjadi di tempat ini?" Tanya pria tua itu entah pada siapa. "Bocah itu... di mana dia?" Mata pria tua itu bergerak menyapu seluruh lubang mencari keberadaan dari jasad pemuda yang dia kuburkan sore tadi. Di tengah lubang itu, dia mendapati sosok yang dikuburnya terbaring dengan tenang. Whooosh! Tanpa menunda lagi pak tua itu segera melesat ke arah sana. Sesampainya di sana, sekali lagi pak tua itu dibuat tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Dia kembali bernapas. Bagaimana bisa? Bukankah dia sudah mati sebelumnya?" Buru-buru dia memeriksa keadaan Tian Fan, dan benar saja pemuda itu memang kembali bangkit dari kematiannya. Pak tua itu tentu saja dibuat tercengang sekaligus binggung. Kalau Tian Fan mati baru sehari, mungkin kesempatan hidup masihlah ada. Tapi, dari jasadnya sore tadi, seharusnya Tian Fan sudah mati lebih dari 3 hari dan mustahil baginya untuk kembali hidup. Bukan hanya itu. Bahkan saat pria tua itu memeriksa tubuh Tian Fan, semua lukanya telah dipulihkan."Siapa sebenarnya bocah ini? Bagaimana dia bisa melawan kematiannya sendiri?" Tidak mau terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, pria tua itu segera membawa Tian Fan pulang ke gubuknya. Di sana, dia akan mencoba memulihkan Tian Fan dan membuatnya sadar kembali. Beberapa hari berlalu... Tian Fan bangun dan mendapati dirinya berada di tempat yang asing. Di sebuah kamar sederhana, diatas pembaringan, pemuda itu mencoba bangkit dan mencari tau apa sebenarnya yang telah terjadi. "Di mana aku?" Tian Fan menyapu sekitar dengan pandangannya. Bau obat samar-samar tercium di sana. Tepat saat Tian Fan ingin turun dari pembaringannya, satu sosok berjalan masuk dengan tenang. Melihat Tian Fan yang sudah sadar, dia buru-buru menghampiri."Nak, kau sudah sadar?" Tian Fan tentu saja tidak kenal dengan sosok pria tua itu. Dia hanya bisa menatap sang pria tua dalam diam. Ada sedikit rasa tidak percaya di sana, Tian Fan takut pria tua itu bukanlah orang yang baik. Melihat tatapan penuh tanya yang Tian Fan layangkan, pria tua itu buru-buru menjelaskan."Tenang saja, aku bukan orang jahat, Nak. Namaku adalah Feng Xiao, aku adalah seorang Alkemis." "Sebelumnya aku menemukanmu di pinggir sungai. Aku membantumu dan membawamu kemari." Tian Fan merasa tenang. Untungnya pria tua di depan sana bukan salah satu dari orang-orang yang ingin dia mati. "Terima kasih atas bantuan Anda, Kek." Ujarnya tulus. "Sama-sama, Nak." "Oh iya. Untuk sekarang kau tetaplah di sini dan pulihkan dirimu. Setelah pulih nanti, kau bebas untuk pergi atau tetap tinggal bersamaku." Pria tua itu begitu prihatin kepada nasib naas yang menimpa Tian Fan. Sebenarnya dia ingin Tian Fan tetap di sini, tapi keputusan pemuda itu tidak bisa dia paksakan. Biarkan bocah itu dirawat sampai pulih dan nanti dia bebas untuk menentukan pilihannya sendiri. Tian Fan mengangguk. Untuk sekarang dia memang butuh tempat untuk bernaung dan memulihkan diri."Terima kasih, Kek." Dia pun kembali membaringkan tubuhnya dan beristirahat sementara pria tua itu berjalan keluar dari kamarnya. Dalam kesendiriannya, ingatan beberapa hari silam kembali berlalu begitu saja."Klan Hong! Tunggu pembalasanku!"Yang Mi tidak menjawab, ia hanya mengusap air matanya dengan punggung tangan. Apa yang Tian Fan katakan membuat gadis itu sadar, ini bukan saatnya untuk bersedih dan menangis. Yang Mi ingin bangkit, tapi kakinya yang patah terlalu sakit untuk dipaksakan. Ia meringgis, tidak sanggup untuk berdiri. Tian Fan menoleh, melihat ke arah kaki kanan Yang Mi yang patah."Tunggu aku selesai dengan para serangga sialan ini, aku akan menyembuhkanmu nanti," ucap pemuda itu. Kembali melihat ke depan, Tian Fan kemudian berkata kepada orang-orang Yang Mi yang sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan pertarungan."Semuanya mundur! Biar aku yang menyelesaikan semuanya!" Melihat Tian Fan yang sudah menyelesaikan kultivasinya, orang-orang itu pun serempak mundur tanpa membantah sedikitpun. Sriiing! Pedang lima elemen muncul di tangannya. Pedang itu digenggam kuat-kuat, tanda Tian Fan yang begitu siap dengan pertarungannya. Menatap tajam 7 serangga raksasa yang ada di hadapannya, Tian Fan mema
Reruntuhan Gagak Langit Satu minggu berlalu... Di lorong gelap yang panjang, Tian Fan masih larut di dalam kultivasinya. Ini sudah lebih dari 7 hari ia berada pada posisi duduk bersila, terpisah dari dunia luar dan fokus dalam peningkatan kekuatannya. Di sana Yang Mi dan orang-orangnya menunggu Tian Fan dengan setia. Selama 7 hari ini, mereka tidak sedikitpun beranjak dari sana, sebab hanya dengan Tian Fan mereka semua baru percaya diri melanjutkan perjalanannya. Di kelompok itu, mereka hanya tersisa 9 orang saja. Dengan jumlah dan kekuatan yang mereka punya, Yang Mi dan orang-orangnya tidak punya kepercayaan diri untuk melanjutkan perjalanan tanpa adanya Tian Fan bersama mereka. Bagaimanapun kemampuan pemuda itu sudah terbukti. Ia dapat mengalahkan 6 serangga raksasa hanya seorang diri, sesuatu yang mustahil dilakukan oleh Yang Mi dan orang-orangnya. "Pengawal Bao, kira-kira kapan dia akan menyelesaikan kultivasinya?" Tanya Yang Mi kepada pengawal setianya dengan tatapan y
Sekte Naga Emas 7 utusan besar dari 5 sekte aliran putih dan 2 Kekaisaran Benua Selatan tengah duduk dan berkumpul di satu meja yang sama. Orang-orang ini adalah para Tetua dan Jendral besar dari tempatnya masing-masing. Di Sekte Naga Emas mereka semua berkumpul untuk membicarakan masalah yang terjadi di Hutan Hitam beberapa hari yang lalu. Seorang pria tua di sana, dengan pakaian berwarna hitam dengan sulaman emas yang membentuk siluet seekor naga lebih dahulu berbicara."Jadi bagaimana? Apa tanggapan kalian semua tentang masalah ini?" tanyanya kepada semua petinggi yang ada di sana. Tetua Ketujuh dari Sekte Pedang Langit menjawab dan menuturkan pendapatnya."Itu adalah sebuah ancaman. Meskipun identitas mereka semua belum bisa kita pastikan, tapi bagaimanapun kita harus siap dengan kemungkinan terburuknya." "Menurutku, kita harus membentuk sebuah pasukan khusus dan mulai melatih mereka semua. Jadikan mereka semua kuat. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa kita gunakan untuk me
Senyuman Yang Mi merekah indah manakala ia mendengar kalau Tian Fan mau membantu dirinya.Dalam hati, gadis cantik itu membatin dengan bangga."Semua pemuda sama saja. Mereka mudah sekali jatuh ke dalam pesona kecantikan. Aku yakin pemuda ini juga sama. Dia pasti mau membantu aku karna wajahku yang cantik. Heh! Menjadi wanita cantik memang menyenangkan.""Tapi tidak apa. Lagipula pemuda ini juga tampan dan berkarisma. Meskipun memang mulutnya sedikit tidak sopan, wajahnya yang tampan bisa dijadikan alasan untuk dimaklumi."Yang Mi begitu percaya diri, dengan modal itu, ia pun mengambil langkah dan mendekat ke arah Tian Fan.Namun, Tian Fan langsung merespon, respon yang berada di luar dugaan Yang Mi."Berhenti di sana. Jangan dekat-dekat denganku!"Sontak saja langkah Yang Mi langsung terhenti. Apa ini? Ia ditolak. Bagaimana bisa?Yang Mi ingin melayangkan pertanyaan dan protes, tetapi Tian Fan malah lebih dahulu bersuara."Jaga jarak dariku, aku tidak suka dekat-dekat dengan wanita asi
Yang Mi melangkah cepat ke arah Tian Fan, ia datang dengan wajah yang tampak cemas."Hey! Kau tidak apa-apa?" Tian Fan menoleh sekilas ke arahnya lalu kembali melihat ke arah depan."Aku tidak apa-apa. Tapi, kenapa orang-orangmu hanya diam saja sedari tadi? Apa mereka tidak mau turun tangan untuk bertarung?" Ia menggerutu, menatap sinis satu per satu pria yang ada di dalam kelompok Yang Mi.Orang-orang yang ditatap Tian Fan langsung membuang muka dan bersiul pelan mencoba untuk mengabaikannya. Pertarungan antara Tian Fan dan para serangga raksasa itu memakan waktu lebih dari 30 menit. Itu adalah waktu yang cukup lama. Seharusnya dengan pil pemulih yang ia berikan, orang-orang Yang Mi dapat pulih dalam kurun waktu 20-25 menit. Setelah mereka pulih, seharusnya mereka membantu Tian Fan di sana. Akan tetapi, mereka hanya diam dan menonton saja seakan tidak pernah terjadi apa-apa di depan mata kepala mereka sendiri. "Kalau saja orang-orangmu membantu aku, keadaanku tidak mungkin selel
Yang Mi dan orang-orangnya tanpa sadar menganggukkan kepala. Di bawah perintah pemuda yang datang tiba-tiba, mereka semua langsung bergerak mundur dan membiarkan dirinya menghadapi para serangga raksasa. Pemuda itu tidak lain adalah Tian Fan. Ia yang datang menyusul dari belakang akhirnya bertemu juga dengan orang-orang ini. Keadaan mereka yang menyedihkan membuat Tian Fan iba dan memutuskan untuk membantu mereka. Namun Tian Fan juga tidak asal turun untuk membantu. Sebelumnya ia sudah menilai mereka semua untuk menentukan bahwasannya ia harus membantu atau tidak. Puncaknya terjadi saat seorang pengawal yang rela mengorbankan diri untuk seorang gadis berhanfu ungu di antara mereka. Dengan modal itu, Tian Fan pun memutuskan untuk membantu mereka semua. Tian Fan berdiri di depan sementara orang-orang Yang Mi berdiri di belakangnya. "Pulihkan diri kalian semua. Serangga-serangga raksasa ini cukup banyak, aku tidak yakin bisa mengalahkan mereka semua seorang diri," ujar Tian Fa







