Accueil / Fantasi / Legenda Kultivator Abadi / BAB 2 | Bangkit Dari Kematian

Share

BAB 2 | Bangkit Dari Kematian

Auteur: Bad_Romance
last update Dernière mise à jour: 2025-10-08 16:33:55

Sore menjelang, di bantaran sungai, seorang pria tua berjalan sambil mencari beberapa tanaman herbal untuk dijadikan bahan obat.

Cahaya matahari mulai hilang perlahan, tapi langkah pria tua itu masih belum terhenti untuk mencari dan menemukan bahan-bahan obat yang dibutuhkan.

"Apa itu?" Perhatian pria tua itu tertuju pada buntalan kain berwarna biru yang mengambang di pinggir sungai.

Diterpa rasa penasaran, pria tua itu mendekat dan melihat apa sebenarnya yang mengambang di sana.

Saat dia menarik buntalan itu mendekat, dia sangat terkejut tatkala mendapati bahwa itu adalah tubuh seorang pemuda belia yang sudah tidak lagi bernyawa.

Dilihatnya tubuh pemuda itu penuh dengan luka dan dada yang terbelah cukup dalam, pria tua itu merasa prihatin."Kejam sekali. Bagaimana anak sekecil ini bisa terbunuh dengan sesadis ini?"

Dia menarik tubuh pemuda itu keluar dari sungai dan berniat untuk menguburkannya dengan layak.

Di pinggir sungai, pada tanah yang cukup landai dan kering, pria tua itu mulai menggali lubang tempat peristirahatan terakhir dari bocah malang yang dia temukan.

Lubang sedalam 1 meter dan panjang 2 meter pun berhasil digali. Jasad bocah malang yang tidak lain adalah Tian Fan pun dibaringkan di dalamnya.

Lubang kembali ditutup, tubuh Tian Fan sudah tidak terlihat lagi. Di atas makamnya, sebuah batu tanpa nama diletakkan sebagai penanda.

"Beristirahatlah, Nak. Tidurlah dalam damai," ucap pria tua itu. Dia berdiri di sana cukup lama dan berdoa, setelahnya dia pun beranjak pergi.

Apakah ini adalah akhir? Akhir dari Tian Fan yang diperlakukan tidak adil oleh dunia? Apakah dendam tidak akan dibalaskan? Tidak! Semua belum selesai.

DUAAARR!

Tiba-tiba saja langit bergemuruh dan terbelah menjadi dua. Kilatan cahaya melesat turun dengan cepat dari dalam sana.

Seolah tengah mencari sesuatu, cahaya berwarna biru itu terus bergerak dan berhenti sepersekian detik di atas sebuah makam tanpa nama.

Seolah tidak ada pilihan, cahaya itu melesat menembus tanah dan masuk ke dalam tubuh Tian Fan di bawah sana.

BOOOM!

Ledakan bergema menguncang seisi hutan di pinggir sungai. Tubuh Tian Fan perlahan diangkat ke udara, cahaya terang pun mulai menyelimuti sekujur tubuhnya.

Alam bawah sadar Tian Fan.

Tian Fan berdiri menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya. Pancaran energi dari sosok itu begitu kuat, mungkin dia adalah orang terkuat yang pernah Tian Fan lihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Tuan, apakah kau adalah Dewa Kematian?" Tanya pemuda itu.

Pria paruh baya itu tidak menjawab, dia hanya tersenyum.

Tian Fan pun tidak perlu bertanya lagi, dugaannya mungkin benar."Jadi ini adalah akhirnya. Aku ... aku sudah berakhir." Mendapati dirinya telah mati, senyum pahit memenuhi wajah Tian Fan.

Bagi Tian Fan, kematian tidaklah menyedihkan. Pemuda itu hanya menyesal saja dia mati sebelum membalaskan dendamnya.

Tapi pria paruh baya yang ada di depannya menggeleng. Dengan wajah iba, dia mulai berbicara kepada Tian Fan."Kau salah, Nak. Aku bukanlah Dewa Kematian."

Bukan Dewa Kematian. Lalu, siapa dia?

"Namaku adalah Zhang Wuxi, aku adalah penguasa yang jatuh dari dunia atas. Aku telah terbunuh di sana, tapi di detik-detik terakhir aku masih bertahan dan dipertemukan denganmu."

"Awalnya aku ingin mengambil alih tubuhmu, tapi, sepertinya hidupmu jauh lebih menderita dariku."

Mengambil tubuh? Tian Fan tidak bisa untuk tidak terkejut mendengarnya. Di dunia ini, apakah teknik seperti itu memang ada?

"Lalu, apa yang akan anda lakukan sekarang, Tuan Zhang? Sebenarnya, aku pun tidak masalah jika anda mengambil alih tubuhku. Selama anda membalaskan dendamku, semua akan aku anggap impas."

Tian Fan masih punya harapan. Jika orang sekuat Tuan Zhang Wuxi mengambil alih tubuhnya, maka Klan Tian dan semua orang yang ada di dalamnya bisa dibunuh dengan mudah.

Tapi bukan itu yang Tuan Zhang Wuxi inginkan. Mendapati hidup Tian Fan yang begitu menderita, dia berniat untuk mengembalikan jiwa pemuda itu.

Tian Fan akan dihidupkan kembali dengan mengorbankan jiwa Tuan Zhang Wuxi sendiri.

"Dendammu tidak perlu aku yang balaskan. Mungkin pertemuan ini adalah takdir langit, kau lebih layak hidup dibanding aku, Nak."

Tuan Zhang Wuxi tersenyum dan meminta Tian Fan mendekat."Kemarilah..."

Tian Fan tidak membantah, dia mendekat ke arah Tuan Zhang Wuxi.

Pria paruh baya itu menyentuh kening Tian Fan dengan jari telunjuknya lalu perlahan mulai mengalirkan energi jiwa dan semua yang dia punya kepada pemuda itu.

"Berjuanglah untuk kehidupanmu, Nak. Jika kau punya kesempatan, tolong balaskan dendamku juga."

Tubuh Tuan Zhang Wuxi mulai memudar saat semua energi jiwanya diberikan kepada Tian Fan.

Tian Fan merasakan tubuh jiwanya mulai dipenuhi aliran energi yang terasa hangat. Dalam hati dia berjanji untuk memenuhi permintaan terakhir dari Tuan Zhang Wuxi yang sudah mau berkorban untuknya.

Di luar alam bawah sadar Tian Fan.

Tubuh pemuda itu masih bertahan di udara. Cahaya berwarna biru kian terang menyelimuti tubuhnya.

Luka-luka yang pemuda itu derita perlahan mulai disembuhkan. Secara ajaib, dantian pemuda itu pun juga ikut dibentuk ulang.

Dalam satu momentum, ledakan kembali terdengar.

BOOOOM!

Sekali lagi ledakan yang menguncang hutan tercipta. Area seluas puluhan meter disapu bersih. Pepohonan dan bebatuan yang ada di sana dihancurkan oleh kuatnya energi ledakan itu.

Perlahan cahaya yang menyelimuti tubuh Tian Fan mulai mereda. Tubuhnya dibawa kembali ke tanah, secara ajaib jantung pemuda itu kembali berdetak dan napasnya mulai berhembus.

Kedua bola mata Tian Fan terbuka kembali. Serempak, ratusan ingatan tentang teknik berpedang, tangan kosong, menombak, dan memanah memenuhi kepalanya.

Ingatan Tuan Zhang Wuxi juga ikut membanjiri. Dia adalah penguasa dunia atas yang dikhianati oleh rekan dan kekasihnya.

Bagai ditusuk ratusan pedang tajam, kepala Tian Fan hampir saja pecah. Dia berteriak keras menahan rasa sakit dari ratusan ingatan yang memaksa masuk.

Sekitar 10 menit kejadian itu berlangsung, tapi bagi Tian Fan itu terasa seperti 10 tahun hidup dalam penderitaan.

Tak kuasa menahan rasa sakit, Tian Fan tumbang dan kembali kehilangan kesadarannya.

Dari sisi lain hutan, satu sosok mendekat dengan cepat ke arah Tian Fan berada. Dia adalah pria tua yang sebelumnya menguburkan Tian Fan.

Saat pria tua itu hendak kembali ke gubuknya, energi asing yang teramat kuat tiba-tiba saja meledak dan membuat dirinya waspada. Dilihatnya ledakan energi itu berpusat dari makam yang baru dia buat, dia pun buru-buru bergerak ke sana.

Tap!

Pria tua itu menginjakkan kakinya di sana. Dengan mata membelalak, dia seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Makam yang dia gali sore tadi sudah tidak ada lagi. Di depan sana hanya ada lubang dangkal sedalam 15 meter dan luas hampir 100 meter lebih.

Semua pohon yang sebelumnya ada di sana tumbang dan terpental ke berbagai arah. Pria tua itu menduga semua terjadi karna imbas dari ledakan yang baru saja terjadi.

"Apa yang telah terjadi di tempat ini?" Tanya pria tua itu entah pada siapa.

"Bocah itu... di mana dia?"

Mata pria tua itu bergerak menyapu seluruh lubang mencari keberadaan dari jasad pemuda yang dia kuburkan sore tadi. Di tengah lubang itu, dia mendapati sosok yang dikuburnya terbaring dengan tenang.

Whooosh!

Tanpa menunda lagi pak tua itu segera melesat ke arah sana. Sesampainya di sana, sekali lagi pak tua itu dibuat tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Dia kembali bernapas. Bagaimana bisa? Bukankah dia sudah mati sebelumnya?"

Buru-buru dia memeriksa keadaan Tian Fan, dan benar saja pemuda itu memang kembali bangkit dari kematiannya.

Pak tua itu tentu saja dibuat tercengang sekaligus binggung. Kalau Tian Fan mati baru sehari, mungkin kesempatan hidup masihlah ada. Tapi, dari jasadnya sore tadi, seharusnya Tian Fan sudah mati lebih dari 3 hari dan mustahil baginya untuk kembali hidup.

Bukan hanya itu. Bahkan saat pria tua itu memeriksa tubuh Tian Fan, semua lukanya telah dipulihkan."Siapa sebenarnya bocah ini? Bagaimana dia bisa melawan kematiannya sendiri?"

Tidak mau terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, pria tua itu segera membawa Tian Fan pulang ke gubuknya. Di sana, dia akan mencoba memulihkan Tian Fan dan membuatnya sadar kembali.

Beberapa hari berlalu...

Tian Fan bangun dan mendapati dirinya berada di tempat yang asing. Di sebuah kamar sederhana, diatas pembaringan, pemuda itu mencoba bangkit dan mencari tau apa sebenarnya yang telah terjadi.

"Di mana aku?" Tian Fan menyapu sekitar dengan pandangannya. Bau obat samar-samar tercium di sana.

Tepat saat Tian Fan ingin turun dari pembaringannya, satu sosok berjalan masuk dengan tenang. Melihat Tian Fan yang sudah sadar, dia buru-buru menghampiri."Nak, kau sudah sadar?"

Tian Fan tentu saja tidak kenal dengan sosok pria tua itu. Dia hanya bisa menatap sang pria tua dalam diam. Ada sedikit rasa tidak percaya di sana, Tian Fan takut pria tua itu bukanlah orang yang baik.

Melihat tatapan penuh tanya yang Tian Fan layangkan, pria tua itu buru-buru menjelaskan."Tenang saja, aku bukan orang jahat, Nak. Namaku adalah Feng Xiao, aku adalah seorang Alkemis."

"Sebelumnya aku menemukanmu di pinggir sungai. Aku membantumu dan membawamu kemari."

Tian Fan merasa tenang. Untungnya pria tua di depan sana bukan salah satu dari orang-orang yang ingin dia mati.

"Terima kasih atas bantuan Anda, Kek." Ujarnya tulus.

"Sama-sama, Nak."

"Oh iya. Untuk sekarang kau tetaplah di sini dan pulihkan dirimu. Setelah pulih nanti, kau bebas untuk pergi atau tetap tinggal bersamaku."

Pria tua itu begitu prihatin kepada nasib naas yang menimpa Tian Fan. Sebenarnya dia ingin Tian Fan tetap di sini, tapi keputusan pemuda itu tidak bisa dia paksakan.

Biarkan bocah itu dirawat sampai pulih dan nanti dia bebas untuk menentukan pilihannya sendiri.

Tian Fan mengangguk. Untuk sekarang dia memang butuh tempat untuk bernaung dan memulihkan diri."Terima kasih, Kek."

Dia pun kembali membaringkan tubuhnya dan beristirahat sementara pria tua itu berjalan keluar dari kamarnya.

Dalam kesendiriannya, ingatan beberapa hari silam kembali berlalu begitu saja."Klan Hong! Tunggu pembalasanku!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 8 | Desa Daxu

    Di bawah pohon yang rindang, Tian Fan duduk meneguk air dari botol minumnya. Saat ini dia berada di tengah hutan belantara setelah dua hari lalu melewati sebuah desa kecil. Selembar kertas tergenggam di tangannya, itu adalah peta benua selatan yang akan menuntunnya menuju ke Pegunungan Mubei. "Dari tempatku sekarang, seharusnya malam nanti aku bisa mencapai desa Daxu di depan sana," ujar Tian Fan menyamakan posisinya saat ini dengan peta. Setelah melihat sesaat peta itu, dia pun menyimpannya kembali ke dalam cincin penyimpanan. Ini sudah 5 hari sejak Tian Fan meninggalkan rumahnya di puncak gunung dan sudah ada beberapa pihak yang secara tidak sengaja bersinggungan dengannya. "Orang-orang bodoh itu katanya berasal dari sekte Tapak Setan. Hmm, bukankah sekte itu sudah runtuh belasan tahun lalu?" Gumam Tian Fan. Perang besar pernah terjadi antara sekte aliran putih melawan aliran hitam dahulu. Perang itu dimenangkan oleh aliansi sekte aliran putih, saat itu hampir semua sekte bera

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 7 | Turun Gunung

    Malam berlalu dijemput pagi yang membawa sinar hangat sang mentari. Di depan rumah sederhana yang terbuat dari kayu jati dan beratapkan daun rumbia, seorang pemuda berlutut memberi hormat kepada pria sepuh di depannya. "Kakek, terima kasih atas bimbinganmu selama ini. Hari ini aku hendak memulai perjalananku sendiri, aku mohon doa dan restu darimu," ujar Tian Fan tulus. Tuan Feng Xiao membungkuk menyentuh kedua bahu Tian Fan dan berkata dengan suara tuanya."Bangunlah, Nak. Doa dan restu dariku pasti akan menyertai dirimu." Tian Fan pun segera bangkit dan memeluk Kakeknya cukup lama. Ada rasa enggan di dalam hati untuk meninggalkan, tapi Tapi Fan punya tugas yang harus diselesaikan. Tian Fan menarik dirinya, matanya berkaca-kaca."Kakek, aku pergi. Jaga dirimu baik-baik," ujar pemuda tangguh tersebut. Tuan Feng Xiao mengangguk dengan mata yang juga berkaca-kaca."Pergilah, Nak." Ia pun membalik badannya dan mulai melangkah meninggalkan kediaman sederhana yang ditinggalinya

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 6 | Waktunya Telah Tiba

    Di tengah hutan belantara, di bawah rimbunnya pepohonan terlihat seorang pemuda dengan perawakan tampan nan gagah tengah bertarung menghadapi beberapa binatang buas sekaligus. Ada tiga binatang buas yang menjadi lawannya di sana. Ketiga binatang buas dengan tubuh besar itu berada pada tingkat 9, mereka adalah lawan yang tangguh. Tapi tidak bagi pemuda tampan bernama Tian Fan itu. Dengan sebilah pedang di tangannya, dia mampu mengimbangi ketiga lawannya bahkan mampu mendesak mereka dengan serangannya. Badai Pedang! Belasan pedang muncul di udara begitu saja, berputar seirama jarum jam dan bersiap untuk menghancurkan. "Bunuh!" Satu perintah dari Tian Fan membawa pedang-pedang itu menyerang ketiga binatang buas yang menjadi lawannya secara langsung. Slaaash! Slaaash! "Argghhhh...!" Suara raungan penuh rasa sakit terpancar dari ketiga binatang buas yang menjadi lawannya. Dengan satu serangan terakhir dari Tian Fan, ketiga binatang buas itu mati dengan tubuh berantakan.

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 5 | Mencoba Untuk Pertama Kali

    Tanpa keraguan Tian Fan pun langsung menelan pil yang baru saja dibuat oleh Kakeknya. Begitu pil itu dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan, pil penyembuh itu langsung pecah menyebarkan energi spiritual murni yang dikandungnya. Tubuh Tian Fan seketika dipenuhi oleh energi spiritual yang lalu diubah oleh dantiannya menjadi energi Qi. Rasa lelah yang mendera pemuda belia itu pun seketika menghilang begitu saja. "Kakek! Pil penyembuh buatanmu benar-benar hebat," puji Tian Fan dengan mata yang tampak berbinar. Tuan Feng Xiao terkekeh pelan. Padahal itu hanya pil tingkat satu, Tian Fan belum tau saja dia dapat membuat pil tingkat 7 sempurna jika dia mau. "Ambil ini, Kakek tidak membutuhkannya." Ujar Tuan Feng Xiao menyerahkan botol kecil berisi beberapa pil penyembuh lainnya kepada Tian Fan. "Terima kasih, Kek!" Senang Tian Fan menerima pil-pil itu. Di kota Han, jika pil-pil seperti ini dijual harganya pasti akan sangat mahal. Tian Fan yang awalnya adalah Tuan Muda dari klan Tian

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 4 | Memulai Pelatihan

    Di antara lebatnya pepohonan, dua orang berjalan menyusuri tiap sudut hutan mencari beberapa tanaman spiritual yang dapat dijadikan sebagai bahan obat. Itu adalah Tuan Feng Xiao dan Tian Fan, merekalah yang sedang mencari bahan obat untuk bahan pelatihan Tian Fan sendiri nantinya. Keduanya sudah turun gunung sejak pagi tadi. Beberapa tanaman obat sudah mereka dapatkan tapi karna hari masih cukup panjang, keduanya memutuskan untuk tetap mencari guna menambah persediaan. "Kakek!" "Ada apa?" "Itu, bagaimana kalau kita berpencar saja untuk mempermudah pencarian?" ujar Tian Fan di sela langkah kakinya. "Berpencar? Apa kau yakin?" sahut Tuan Feng Xiao di sebelahnya. "Nak, kau harus tau bahwa hutan ini cukup berbahaya. Meskipun bagian luarnya hanya dihuni oleh sekelompok kecil binatang buas, tetap saja mereka termasuk ke dalam ancaman." Tuan Feng Xiao sedikit mencemaskan usulan dari cucunya. Dia tau Tian Fan memang memiliki kemampuan, akan tetapi pertarungan melawan binatang

  • Legenda Kultivator Abadi   BAB 3 | Si Alkemis Tua

    Keesokan paginya... Cahaya matahari pagi bersinar menerangi dunia menembus celah sempit kamar Tian Fan membangunkan pemuda itu dari tidurnya. Tian Fan kemudian bangkit dari pembaringan dan bergegas keluar dari kamarnya. "Tuan, Feng Xiao!" Sapa Tian Fan pada pria tua yang tengah duduk di pekarangan rumahnya. Feng Xiao, pria tua misterius yang sudah membantu Tian Fan sebelumnya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada pemuda belia yang berjalan ke arahnya."Kau sudah bangun?" "Sudah, Tuan." Jawab Tian Fan mendudukkan dirinya di dekat Tuan Feng Xiao. "Bagaimama kondisimu sekarang?" tanyanya. "Sudah jauh lebih baik, Tuan. Ini semua berkat obat-obatan yang anda berikan. Semua itu sungguh sangat membantuku. Tuan Feng, terima kasih!" ujar Tian Fan bersemangat. "Sama-sama, Nak." Tuan Feng Xiao memperhatikan Tian Fan diam-diam. Dari apa yang dilihatnya, Tian Fan adalah pemuda yang memiliki perawakan yang baik dan santun. Mendapati hal ini, Tuan Feng Xiao bertanya-tanya m

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status