Share

Ch. 2 - Menyerah

Selama beberapa hari berikutnya, Wang Yibo terus berlatih, berharap dengan demikian dia bisa mendapatkan kembali tingkat kultivasi-nya meskipun sang pemuda mengetahui jika semua usahanya itu sia-sia.

Dalam dunia kultivator, terdapat beberapa tingkat kultivasi, dimulai dari yang paling dasar yaitu Martial Qi.

Seseorang yang berhasil menyerap Qi alam dan menyimpannya di dalam tubuh maka orang tersebut akan resmi menjadi seorang kultivator. Martial Qi terbagi menjadi 12 tingkat, namun tidak semua kultivator berhasil mencapai tingkat tersebut, karena selain membutuhkan sumberdaya juga tergantung pada bakat kultivator itu sendiri.

Kebanyakan kultivator akan berhenti di tingkat enam, sedangkan mereka yang cukup jenius bisa mencapai tingkat sembilan, dan hanya mereka yang benar-benar jenius bisa mencapai puncak dari alam tersebut yaitu Martial Qi 12.

Ketika seorang kultivator telah mencapai Martial Qi enam, sembilan ataupun dua belas, mereka akan memasuki tingkat selanjutnya yaitu Martial Foundation, dilanjutkan dengan Martial Core, Martial Soul, dan Martial King, masing-masing dari tingkatan tersebut terbagi lagi menjadi empat bagian kecil yaitu Early-stage, Mid-stage, Late-stage dan Peak-stage.

Hal yang membedakan kultivator yang membentuk Martial Foundation pada tingkat enam, sembilan dan dua belas tentu saja terletak pada kekuatan yang didapat, karena semakin tinggi tingkat Martial Qi yang dicapai, maka akan semakin kokoh dan kuat pula pondasi kultivasi-nya.

Kultivator yang membentuk Martial Foundation di tingkat enam akan membentuk Metal Foundation, mereka yang memasuki tingkat sembilan akan membentuk Silver Foundation dan yang mencapai tingkat dua belas akan membentuk Golden Foundation.

Saat Wang Yibo berusia 7 tahun, dia berhasil mencapai Martial Qi tingkat 3, itu sebabnya sang pemuda dianggap sebagai jenius kultivator yang lahir seribu tahun sekali, sampai akhirnya hal yang buruk itu menimpanya.

"Benar-benar menyedihkan..." Wang Yibo menghela nafas panjang.

Entah sudah berapa kali Wang Yibo menghela nafas, namun yang jelas dia melakukannya dari waktu ke waktu seraya memikirkan pencapaiannya sekitar lima tahun yang lalu. Sesaat perhatiannya tertuju pada cincin yang melingkar dijari manisnya, satu-satunya peninggalan Ibu Wang Yibo sebelum kematiannya, sang pemuda tersenyum getir mana laka mengingat semua kenangan bersama Ibunya.

Ketika Wang Yibo tengah larut dalam pikirannya, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat tidak asing. Suara teriakkan itu membuyarkan lamunan Wang Yibo, "Linlin...."

Wang Yibo menjadi panik, dia segera berlari ke asal sumber suara dan mendapati Wang Linlin tengah diganggu oleh beberapa murid klan, salah satunya adalah pemuda yang seusia dengannya.

"Wang Baihua! Singkirkan tangan kotor mu dari tubuh adikku." Wang Yibo menatap dingin.

Mendengar suara Wang Yibo membuat pemuda bernama Wang Baihua itu melepaskan lengah Wang Linlin seraya menatap Wang Yibo dengan senyum mengejek.

Wang Linlin mengunakan kesempatan itu untuk melarikan diri mendekati Wang Yibo dan bersembunyi di belakangnya. "Yibo-gege..."

"Tidak perlu khawatir, Gege akan melindungi mu..." Wang Yibo tersenyum hangat.

"Melindungi Linlin? Apa aku tidak salah dengar?" Wang Baihua tertawa lantang, disusul oleh tawa rekan-rekannya. "Kau saja tidak bisa melindungi diri sendiri bagaimana bisa kau melindungi orang lain."

"Tutup mulutmu Baihua, apa aku perlu mengingatkan mu bahwa posisimu hanya berasal dari keluarga cabang?"

Tawa Wang Baihua seketika mereda, tatapannya menjadi lebih dingin, Wang Yibo berhasil menyulut emosinya karena menyinggung sesuatu hal yang sangat sensitif.

Wang Baihua berjalan melangkah dengan melepaskan Qi dari seluruh tubuhnya, menunjukan tingkat kultivasi-nya berada di Martial Qi tingkat 4, pencapain yang cukup hebat untuk anak seusianya.

"Ku tantang sekali lagi kau mengatakannya dan lihat apa akibatnya."

Wang Yibo menarik pedang dari sarungnya, menghunuskan-nya kearah Wang Baihua. "Seharusnya kau sadar akan posisimu."

Wang Baihua tersenyum dingin, dia menarik pedang lalu mempersempit jarak dengan mengayunkan pedangnya, dalam waktu singkat keduanya sudah bertukar serangan dengan sengit.

Meskipun Wang Yibo tidak lagi memiliki Qi, tetapi kemampuannya dalam ilmu pedang tidak bisa diremehkan, sehingga Wang Yibo bisa mengimbangi Wang Baihua. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama terutama saat Wang Baihua mengalirkan Qi pada pedang miliknya, membuat tidak hanya kecepatannya yang meningkat tajam tetapi juga daya serangannya yang lebih kuat dari sebelum-sebelumnya.

Wang Yibo menggigit bibir bagian bawahnya, dia sadar tidak bisa menang dari Wang Baihua yang dibantu dengan Qi, sehingga sang pemuda meminta pada Wang Linlin untuk segera melarikan diri.

Semula Wang Linlin menolak, tetapi Wang Yibo memaksanya yang membuat sang gadis kecil segera menurutnya.

Tidak lama setelah kepergian Wang Linlin, Wang Yibo telah mencapai batas sehingga beberapa serangan berhasil mengenainya dengan telak.

Bukannya berhenti, Wang Baihua semakin menggila dengan serangannya, bahkan dia tidak memperdulikan perkataan rekan-rekannya yang memintanya untuk berhenti, terutama saat melihat Wang Yibo tidak bisa lagi memberikan perlawanan.

Wang Yibo memuntahkan darah segar, pandangannya menjadi kabut terutama saat pedang Wang Baihua menusuk perutnya hingga menembus punggung. Sebagian darah itu mengenai wajah Wang Baihua yang membuatnya tersadar, sontak saja dia melepaskan pedangnya dengan kedua mata melotot tak percaya.

"Dasar bodoh! Kenapa kalian tidak menghentikan ku? Aku tidak bermaksud membunuhnya, aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran."

"Kami sudah memintamu untuk berhenti tetapi kau tidak mendengarkannya."

Wang Baihua mengusap wajahnya kasar, merasa frustasi dengan situasi tersebut. "Sial! Jika sampai ada yang melihatnya maka tamat sudah riwayat kita."

Meskipun Wang Yibo susah dianggap sebagai sampah Klan Wang, tetapi hal itu tidak merubah kenyataan bahwa Wang Yibo adalah putra Patriark Klan Wang, yang mana kematiannya akan mengguncang seluruh klan.

Wang Baihua memutar otak cepak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dia kemudian meminta pada rekan-rekannya untuk membawa Wang Yibo ke salah satu wilayah yang jarang di kunjungi oleh anggota klan.

Tepat di bagian paling belakang markas Klan Wang, terdapat sebuah danau terbengkalai, Wang Baihua dan rekan-rekannya berniat menenggelamkan jasad Wang Yibo kedalam danau untuk meninggalkan jejak.

"Saudara Baihua, apa kau yakin akan melakukan hal ini? Tidaklah ini akan menjadi masalah besar? Bagaimana jika Nona Linlin memberitahu Patriark Wang?"

"Kita bisa memikirkannya nanti, yang jelas kita harus menghilangkan barang bukti terlebih dahulu."

Mereka kemudian melemparkan jasad Wang Yibo ketengah danau tanpa berkedip, setelahnya mereka segera meninggalkan tempat tersebut.

Sebelum tubuh Wang Yibo benar-benar menyentuh air danau, darah yang mengalir di tangannya mengenai cincin yang ada di jari manisnya, membuat cincin tersebut memancarkan cahaya keperakan, menyelimuti tubuh Wang Yibo yang perlahan mulai tenggelam.

Kesadaran Wang Yibo kemudian berpindah kesebuah tempat yang sangat indah, dimana terdapat paviliun megah di tempat tersebut dengan air terjun dan danau yang dipenuhi dengan bunga teratai.

Selama beberapa saat Wang Yibo memperhatikan tempat tersebut, "Sepertinya aku sungguh telah mati..." Wang Yibo tertawa kecil, entah kenapa dia sama sekali tidak merasa sedih atau sejenisnya.

Wang Yibo berpikir mungkin itu adalah yang terbaik, setidaknya di saat-saat terakhir dirinya bisa menepati janjinya pada Wang Linlin, adik kesayangannya yang selalu berada disisinya.

Ketika Wang Yibo tengah larut dalam pikirannya, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang mengejutkannya. "Siapa yang bilang kau sudah mati?"

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fendy
Bagus enak dibaca
goodnovel comment avatar
Badarrusman Sasmito
bagus enak dibaca bikin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status