Share

Legenda Kultivator Naga
Legenda Kultivator Naga
Penulis: Kak Al

Ch. 1 - Wang Yibo

Dibawah langit malam yang bertabur jutaan bintang dengan di temani rembulan yang bersinar terang, terlihat seorang pemuda berusia 12 tahun tengah mengayunkan pedangnya dengan semangat. Peluh keringat membasahi setiap inci tubuhnya yang di penuhi dengan otot, nafasnya yang memburu tidak menjadi penghalang bagi sang pemuda untuk melakukan gerakan demi gerakan dengan menggunakan pedang.

Setelah beberapa saat berlatih, pemuda itu menghentikan ayunannya. "Sampai kapan kau akan terus disana? Apa sebegitu kagumnya kau kepadaku." Tanpa menoleh, pemuda itu berbicara dengan nada dingin.

"Kau memang pantas di sebut sebagian jenius, walaupun tingkat kultivasi mu menurun, tetapi semua indera mu masih begitu tajam."

"Tidak perlu berbasa basi, apa yang kau lakukan disini?"

"Hanya kebetulan lewat dan tidak sengaja melihat mu tengah berlatih. Aku ingin mengetahui sampai dimana perkembangan mantan jenius Klan Wang yang sempat di bangga-banggakan."

Mendengar hal itu sang pemuda menghela nafas panjang, dia membalikan badan dan mendapati seorang gadis berparas cantik tengah tersenyum sinis kearahnya, terlihat jelas jika sorot matanya memandang rendah kepadanya.

Sesaat pandangan keduanya bertemu dan suasana mendadak hening, namun keheningan itu tidak berlangsung lama saat sang gadis tiba-tiba menarik pedangnya dan bergerak cepat kearah sang pemuda dengan mengayunkan pedang.

"Apa yang kau lakukan Wang Yue!"

"Ingin menguji sampai dimana batas kemampuanmu Wang Yibo."

Pemuda bernama Wang Yibo itu mengumpat pelan sebelum kembali menarik pedangnya, dia menahan dan menangkis setiap serangan yang datang.

Suara logam yang beradu terus terdengar, memecah keheningan malam. Selama beberapa saat keduanya bertukar serangan sebelum Wang Yue mulai serius dan mendominasi pertarungan, tanpa kesulitan Wang Yue mengalahkan Wang Yibo hanya dalam waktu singkat.

Ujung pedang Wang Yue berhenti tepat di leher Wang Yibo, membuat sang pemuda seketika menahan nafas.

Wang Yue tersenyum mengejek sebelum menarik kembali pedangnya, "Benar-benar memalukan, bagaimana bisa setelah 5 tahun tidak ada perkembangan sedikitpun."

Wang Yibo merapatkan gigi, kedua tangannya mengepal dan tatapannya menjadi dingin. Terlihat jelas jika Wang Yibo ingin mengatakan sesuatu namun mengurungkan niatnya karena menyadari posisi Wang Yue di dalam Klan Wang begitu tinggi walaupun Wang Yibo merupakan putra Patriark generasi sekarang.

"Satu tahun lagi turnamen antar lima klan akan di selenggarakan. Walaupun tidak berharap banyak, tetapi ku harap kau tidak mempermalukan nama Klan Wang." Wang Yue tersenyum sinis sebelum melangkah pergi, meninggalkan Wang Yibo yang masih berada di tempatnya dan tidak bergeming sedikitpun.

Setelah kepergian Wang Yue, Wang Yibo menundukkan kepala dengan kedua tangan yang masih mengepal.

Saat ini emosi sungguh menyelimuti hati Wang Yibo, pemuda itu berteriak memecah keheningan malam, mengutuk pada langit yang membuatnya berakhir menjadi seperti sekarang.

Wang Yibo kemudian melampiaskan semua amarahnya dengan menghancurkan semua benda yang berada di sekitarnya, ledakan demi ledakan terjadi hingga membuat tempat tersebut porak-poranda. Setelah puas melampiaskan amarahnya, Wang Yibo melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut.

Selang beberapa saat kemudian, Wang Yibo tiba di sebuah danau dimana tempat tersebut berada di belakang markas Klan Wang.

Caci maki yang selama beberapa tahun terakhir Wang Yibo dapatkan membuat dia benar-benar merasa jika dirinya hanyalah sebuah sampah yang tidak berguna, bahkan Ayahnya sendiri tidak memperdulikan keberadaanya terutama di saat-saat terpuruknya.

Ingatan Wang Yibo sekilas mengingat kembali saat dirinya berusia 7 tahun, dimana saat itu dia menunjukan bakat kultivasi yang sangat tinggi untuk anak seusianya, segala kebutuhan sumberdaya di sediakan oleh klan sehingga Wang Yibo merasa berada di atas angin.

Baik para anggota maupun tetua klan memanggilnya sebagai Patriark muda, bahkan Ayahnya memberikan kasih sayang lebih.

Ayah Wang Yibo sering memuji dan menjadikan Wang Yibo sebagai putra kebanggaannya, setidaknya semua itu berjalan dengan lancar sampai suatu waktu tingkat kultivasi Wang Yibo mengalami kemunduran.

Klan Wang yang mengetahui hal itu melakukan segala macam cara untuk menyelamatkan kondisi Wang Yibo, tidak terhitung berapa banyak sumberdaya yang dikeluarkan oleh Klan untuk membantu kondisi Wang Yibo namun semua itu berakhir sia-sia.

Secara perlahan posisi Wang Yibo mulai runtu, para tetua yang semula memihak kepadanya mulai meninggalkan Wang Yibo dan menganggapnya sebagai sampah yang tak berguna.

Wang Yibo yang merasa tidak terima dengan semua itu berusaha berlatih lebih keras tetapi semuanya berakhir sia-sia, lima tahun sudah Wang Yibo berlatih, berharap dia mendapatkan kembali tingkat kultivasi-nya, namun sekeras apapun Wang Yibo berlatih tingkat kultivasi-nya tidak kembali dan justru semakin menurun.

Malam itu Wang Yibo menghabiskan waktunya di pinggir danau, menatap permukaan air yang jernih akibat terkena pantulan sinar rembulan serta berhiaskan bunga teratai yang bermekaran.

Tanpa terasa waktu terus berjalan dan matahari mulai memancarkan sinarnya. Namun walaupun demikian Wang Yibo masih belum bergeming dari tempatnya, tatapannya begitu kosong dengan kedua mata yang sembab akibat terlalu lama menangis.

Para anggota klan yang melihat keberadaan Wang Yibo hanya tersenyum sinis dengan sesekali melemparkan hinaan dan cemoohan kepada Wang Yibo.

"Siapa sangka putra Patriark yang dianggap sebagai jenius yang lahir seribu tahun sekali berakhir menjadi sampah Klan yang tidak berguna."

"Aku yakin Patriark Wang tidak menganggapnya sebagai putra lagi."

"Andaikan dia bukan berasal dari keluarga utama dan putra Patriark Wang, sudah sejak lama dia di buang dari klan."

Wang Yibo yang mendengar semua itu hanya bisa diam dengan mengigit bibir bagian bawahnya, tanpa terasa air matanya kembali menetes dan isak tangis mulai terdengar.

Ketika hinaan dan cemoohan semakin menjadi, seorang gadis kecil berparas cantik berjalan mendekat dengan kedua tangan mengepal, tanpa mengatakan sepatah katapun gadis itu menghajar semua anggota Klan yang terus mencemooh Wang Yibo.

"Berani kalian mengatakan hal itu lagi, ku pastikan semua tulang kalian patah." gadis kecil itu melotot, membuat anggota klan ketakutan sebelum melangkah pergi.

Setelahnya gadis itu mendekati Wang Yibo, "Yibo-gege, jangan terlalu di pikirkan apa kata mereka. Bagiku Yibo-gege adalah yang terbaik, sampai kapanpun Linlin akan berada di sisi Yibo-gege."

Mendengar hal itu Wang Yibo menghentikan tangisannya, dia menoleh dan mendapati seorang gadis kecil berparas cantik dengan rambut panjang berwarna hitam legam serta memiliki bola mata berwarna merah darah layaknya sebuah batu ruby.

Senyum hangat yang tercetak jelas di wajah cantiknya, membuat perasaan Wang Yibo menghangat, tanpa mengatakan sepatah katapun Wang Yibo memeluk erat tubuh Wang Linlin yang merupakan adik kecilnya dan satu-satunya orang yang masih peduli dengannya.

Walaupun Wang Linlin masih berusia 7 tahun tetapi dia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Bisa dibilang Wang Linlin adalah jenius langka yang bahkan melebihi Wang Yibo, selain karena memiliki tubuh khusus bernama Tubuh Dewi Ilahi, Wang Linlin juga memiliki satu dari 100 Deva Eyes bernama Mata Dewi Ilusi. Sehingga membuat Wang Linlin menjadi salah satu jenius dari Klan Wang selain Wang Yue yang telah menggantikan posisi Wang Yibo.

Dengan keberadaan Wang Linlin jugalah yang membuat posisi Ayahnya tak tergoyahkan dan masih menduduki posisi Patriark sampai saat ini.

"Linlin, terimakasih untuk semuanya. Gege berjanji akan melindungi mu bahkan jika harus mengorbankan nyawa Gege sendiri." Wang Yibo tersebut tulus.

"Linlin sayang Yibo-gege!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
La Pulga
sampai disini cukup bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status