Share

2. Jurus Kijang Menyelamatkan Nyawa

Semilir angin berhembus dengan pelan, menyapu semua dedaunan kering hingga melayang ke berbagai tempat, menciptakan seni keindahan di sekitar sungai itu. Seorang pemuda terlihat sedang berlatih dengan keras.

Abinawa terus berlatih dengan keras menghabiskan hari-harinya untuk membentuk tubuhnya, hingga berotot dan berisi.

Walaupun saat ini Abinawa belum mampu menyimpan tenaga dalam, akan tetapi dia memiliki tubuhnya yang berotot. Hal itu tentu membuat sosok Lanting Damar terlihat seperti pemuda berusia 18 tahun, padahal usianya baru 12 tahun.

"Aku harus mencari cara untuk dapat membuat tubuhku menyimpan tenaga dalam." Abinawa bergumam dengan pelan.

Selain berlatih dengan keras dan membuat tubuhnya di latih dua kali lipat lebih keras dari yang lainnya, Abinawa juga membaca banyak buku dan kitab bela diri untuk menemukan permasalahan yang di alami oleh tubuhnya.

Sudah banyak buku yang di baca dan di pahaminya, tetapi dia masih belum juga menemukan titik permasalahan pada tubuhnya, sehingga tidak bisa menyimpan tenaga dalam.

Setelah menghabiskan beberapa hari dengan terus berlatih, Abinawa akhirnya memilih untuk meninggalkan Sekte Api dan Angin. Dia ingin mengembara mencari solusi di luar sana untuk masalah yang di alami oleh tubuhnya ini.

Pagi ini suasana begitu sejuk dan asri. Sinar mentari tampak bersinar dengan terangnya berusaha memberikan kehangatan pagi pagi semua orang di bumi.

Abinawa tampak berjalan dengan cepat menuju gerbang keluar dari Sekte Api dan Angin. Pagi ini dia akan memulai semua rencana yang sudah di susunnya agar dirinya dapat menjadi kuat dan tidak di remehkan kembali.

Namun Abinawa seketika menghentikan langkah kakinya saat melihat orang-orang yang suka menindas dirinya menghadang langkah kakinya.

"Arga, aku tidak pernah menyinggung dirimu atau berbuat salah kepadamu, tapi kenapa kau sangat benci kepadaku dan suka sekali menindas diriku ... " Abinawa berkata dengan pelan, seakan dia mengisyaratkan dia sudah jengah dan lelah dengan semua ini.

"Masih bertanya juga? Alasannya cuma satu, kau seorang sampah dan kau tidak layak ada di dalam Sekte Api dan Angin ... Kau aib sekte ini Satria! Kau harus sadar mengenai hal itu." Jawab Arga sembari menunjuk wajah Abinawa dengan raut penuh kebencian.

Abinawa hanya tersenyum tipis, dia pada akhirnya memilih memasang kuda-kuda tarungnya, karena menyadari sebentar lagi orang-orang yang ada di hadapannya ini akan menghajar dirinya hingga babak belur dan cedera.

"Kau sudah memiliki nyali juga rupanya ... " Arga langsung memberi perintah kepada anak buahnya untuk kembali menghajar Abinawa.

Namun kali ini, dengan tekad yang bulat. Abinawa tidak tinggal diam, dia dengan cekatan mampu bergerak menghindar dengan lincah dan beberapa kali terlihat Abinawa mampu menangkis pukulan dan tendangan dari dua orang lawannya itu.

Hal itu barang tentu membuat Arga menjadi terkejut dan geram. Meskipun dia sadar jika hingga saat ini Abinawa masih tetap tidak mampu untuk menyimpan tenaga dalam, akan tetapi keberhasilan dia mengimbangi dua anak buahnya adalah sebuah pencapaian yang luar biasa.

Perlu di garis bawahi, di dunia persilatan seseorang yang memiliki tenaga dalam akan memiliki kemampuan jauh di atas seseorang yang hanya mengandalkan kekuatan fisik dan otot.

Bahkan, Abinawa bukan hanya menghindar dan menangkis, tetapi juga membuat serangan balik. Abinawa yang menyadari latihan fisiknya selama ini membuahkan hasil, tentu tersenyum riang.

"Tidak selamanya, orang lemah akan tetap lemah ... Akan ada saatnya aku akan menjadi kuat." Abinawa berkata dengan lantang.

Arga memang cukup terkejut dengan perkembangan dan kemajuan dari kemampuan bela diri dari Abinawa. Namun, dia tetap percaya diri jika Abinawa tidak akan pernah mampu untuk sekedar mengimbangi kemampuan yang di milikinya.

Tanpa berpikir terlalu lama, Arga langsung maju dan menerjang Abinawa. Dia kali ini mengambil inisiatif untuk menguji sendiri sebatas mana kemampuan yang di miliki oleh Abinawa saat ini.

Serangan yang di sertai dengan tenaga dalam itu, tentu gagal untuk di antisipasi dengan baik oleh Abinawa. Dia memang berhasil menangkis tendangan dari Arga dengan menyilangkan kedua tangannya, namun hal itu malah berujung pada dirinya yang terpental beberapa meter ke belakang dan menghantam sebuah tiang besar.

"Percuma, kau tidak akan mampu menahan tendanganku yang di sertai dengan tenaga dalam ... " Arga berseru dengan lantang ke arah Abinawa.

Meskipun Arga berhasil membuat Abinawa terpental jauh ke belakang, di dalam benak hati sanubarinya tersimpan rasa kagum melihat kecepatan dan kesigapan Abinawa dalam menangkis serangan dirinya barusan. Tidak banyak yang mampu menangkisnya tepat waktu, seperti yang di lakukan oleh Abinawa.

"Aku masih harus berlatih lebih keras lagi ... " Abinawa bergumam dengan pelan. Dia memang sadar kecil kemungkinan bagi dirinya untuk menang berhadapan dengan Arga cs, akan tetapi dia ingin menjadikan ini sebagai bahan ujian untuk latihan yang sudah dia lewati selama ini.

Walaupun begitu, Abinawa juga masih tetap mencari celah dan cara, agar dirinya dapat melarikan diri dari Arga cs dan tidak menderita luka yang serius seperti beberapa bulan yang lalu.

Wajah Abinawa tersenyum lebar, saat dia berhasil menemukan cara agar dapat melarikan diri dari Arga cs.

"Aku akan mencobanya, urusan berhasil dan tidaknya belakangan, setidaknya aku pernah berusaha ... "

Abinawa kembali berdiri dan bersiap dengan kuda-kuda tarungnya. Dia seakan ingin memperlihatkan jika dia tidak takut sedikitpun kepada Arga cs.

"Aku sudah bersabar selama ini, dan kali ini kesabaranku sudah mencapai batasnya ... Kau, terimalah jurus pamungkas milikku ini." Abinawa berseru dengan keras dan lantang ke arah Arga cs. Dia memberikan sebuah ancaman keras untuk Arga serta anak buahnya.

Arga yang mendengar perkataan bernada ancaman dari Abinawa, tentu membuat tubuhnya tanpa sadar mengeluarkan keringat dingin dan dirinya tampak sedikit mulai merasa takut. Di tambah lagi saat matanya menemukan senyum percaya diri dari Abinawa.

"Jurus macam apa yang di miliki pecundang ini, kenapa dia terlihat sangat percaya diri, apa mungkin selama ini dia sengaja menyembunyikan kemampuannya."

Arga langsung mengambil posisi siap, karena jika sedikit saja di lengah, mungkin dia akan menderita luka yang serius akibat jurus pamungkas yang akan di gunakan oleh Abinawa.

"Jurus Kijang Menyelamatkan Nyawa." Abinawa berteriak dengan keras ke arah Arga.

Sebelum satu detik kemudian, Abinawa di luar dugaan langsung memutar tubuhnya dengan cepat ke belakang dan berlari dengan kencang. Namun, sebelum itu dia sudah melemparkan segenggaman pasir untuk mengelabuhi pandangan dari Arga.

Arga yang merasa tetipu mentah-mentah oleh Abinawa, tentu merasa sangat kesal dan malu. Bisa-bisanya dia di tertipu oleh seorang pecundang. Jika berita ini tersebar ke seluruh Sekte Api dan Angin, maka nama baiknya akan rusak.

"Bedebah sialan!!! Kalian berdua, kejar dan tangkap dia ... Dia benar-benar perlu di beri pelajaran berharga."

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Putu Adi Tonjaya
MCnya stress apa pening ini, ga jadi bacalah tokohnya udh ganti 3 kali aja namanya ini njiplak karya orang ya
goodnovel comment avatar
Anshar Udinnur
itu lah ...pengarang yg cuman numpang nyontek dr novel lain ...nanti pas di ikuti trs tiba tiba hilang di tengah alur cerita
goodnovel comment avatar
angga saputra
ada lanting damar ada Satria... bikin pusing saja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status