Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 123 Pertarungan Penguasa

Share

Bab 123 Pertarungan Penguasa

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-08-18 18:51:32

Lintang berdiri diantara gumpalan awan langit sore dengan telah menggenggam serulingnya.

Tidak lama, bermunculan Raja Kancradaka bersama maha patih, dan ke 4 senopatinya.

Krrrrrrr!

Geram raja Kancradaka.

“Hihihi, baiklah! Tidak ada taruhan apa pun dalam pertarungan ini,” Lintang terkekeh.

Maha Patih Tamma dan ke 4 senopati langsung berlompatan mundur mendengar itu.

Mereka hanya akan menyaksikan saja pertarungan keduanya, di mana Raja Kancradaka tidak menghendaki siapa pun ikut campur.

Lintang tersenyum tipis ke arah sang raja, sementara Raja Kancradaka terlihat mengeraskan rahang menahan murka.

Dia memang mengerti maksud di balik tantangan Lintang. Tapi tetap saja sang raja marah karena merasa telah direndahkan oleh seorang manusia.

Tidak ingin membuang waktu, Raja Kancradaka pun lantas mengibaskan tangan, memunculkan sebilah keris panjang yang bersinar terang.

“Krrrrrrrr,” ujar sang raja sebelum memulai pertarungan.

“Terserah dirimu, aku juga tidak akan menahan diri,” ucap Lintang me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 123 Pertarungan Penguasa

    Lintang berdiri diantara gumpalan awan langit sore dengan telah menggenggam serulingnya.Tidak lama, bermunculan Raja Kancradaka bersama maha patih, dan ke 4 senopatinya.Krrrrrrr!Geram raja Kancradaka.“Hihihi, baiklah! Tidak ada taruhan apa pun dalam pertarungan ini,” Lintang terkekeh.Maha Patih Tamma dan ke 4 senopati langsung berlompatan mundur mendengar itu.Mereka hanya akan menyaksikan saja pertarungan keduanya, di mana Raja Kancradaka tidak menghendaki siapa pun ikut campur.Lintang tersenyum tipis ke arah sang raja, sementara Raja Kancradaka terlihat mengeraskan rahang menahan murka.Dia memang mengerti maksud di balik tantangan Lintang. Tapi tetap saja sang raja marah karena merasa telah direndahkan oleh seorang manusia.Tidak ingin membuang waktu, Raja Kancradaka pun lantas mengibaskan tangan, memunculkan sebilah keris panjang yang bersinar terang.“Krrrrrrrr,” ujar sang raja sebelum memulai pertarungan.“Terserah dirimu, aku juga tidak akan menahan diri,” ucap Lintang me

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 122 Kenyaatan Raja Kancradaka

    Lintang sedari tadi hanya diam, dia fokus memperhatikan seberapa kuat kanuragan raja dan patihnya.Namun dari sana bocah biru itu menemukan bahwa Raja Kancradaka ternyata tidak bisa berbicara, atau dengan kata lain kerajaan Yada dipimpin oleh seorang penguasa bisu.Setelah mendengar pernyataan bahwa kelompoknya akan dieksekusi, Lintang pun lantas membuka suara.“Kalian boleh mengeksekusi aku dan teman-temanku. Tapi dengan satu syarat,” ungkap Lintang membuat Balada dan semua orang tercengang mendengarnya.Begitu juga dengan para senopati, panglima, patih, serta raja Kancradaka sendiri.Sementara senopati Darya, Inir, Gajita, dan Jarot gemetaran di belakang.“Lancang! Kau hanya seorang tawanan bocah, tidak ada hak bagimu untuk mengajukan syarat apa pun,” bentak Maha Patih Tamma.“Hihihi, tahanan? Jangan bercanda,” ucap Lintang sembari melebur rantai besi di kaki dan tangannya hingga menjadi debu, membuat Maha Patih Tamma dan semua orang terbelalak menyaksikannya.“Ka-ka—kau?” Maha pati

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 121 Raja Kancradaka

    Setelah memulihkan tubuh Balada, rombongan Lintang pun digiring menuju kerajaan penguasa alam lelembut.Dari keterangan senopati Darya, kerajaan mereka bernama kerajaan Yada. Sedangkan nama penguasanya ialah Kancradaka.Seorang mahluk kuat tanpa tanding yang kerap disegani para penguasa lelembut lain.Lintang digiring dengan tubuh diikat rantai layaknya tahanan. Begitu juga dengan Balada, Ki Larang, putri Widuri dan yang lain. Termasuk Cantika Ayu.“Senior, mengapa kita diperlakukan seperti ini? Bukankah tadi mereka bersujud dihadapanmu?” tanya Bagas tidak mengerti.“Benar, senior. Apa maksudnya ini?” Balangbang ikut bertanya.“Cih! Katakan saja jika kau memang lemah, bocah siluman,” umpat Cantika Ayu tidak terima.Mereka semua tidak mampu melawan karena seluruh kanuragannya telah dilumpuhkan oleh senopati Darya.Termasuk juga Lintang, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan diri.Ternyata sesaat setelah pertarungan, senopati Darya menebarkan serbuk racun pelumpuh melalui

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 120 Ketidak Berdayaan

    Senopati Darya, Gajita, dan Jarot tidak bisa tidak menelan ludah menyaksikan apa yang terjadi di sana.Entah mengapa wujud Lintang di mata mereka saat ini tiba-tiba bagaikan raksasa yang sangat besar yang di mana saat kakinya menapak bumi, kepalanya menjulang tinggi menembus langit.Gunung-gunung yang tadinya megah seketika mengecil seakan hanya seolah jari-jemarinya.Sementara pasukan lelembut yang dibawa mereka hanya seperti buih di telapak jari kakinya. Membuat senopati Darya, Gajita, dan Jarot ikut berlutut lemas di hadapan Lintang.Menyaksikan para pemimpinnya tiba-tiba tunduk, semua prajurit pun seretak menjatuhkan kaki tidak berdaya.“Hihihihi, melihat kalian aku serasa pulang kerumah,” Lintang terkekeh pelan.Ucapannya tersebut hanya dapat didengar oleh para kaum lelembut di mana Lintang menggunakan bahasa alam halus membuat semua mahluk lelembut di sana semakin ketakutan.Dahulu dikehidupan pertamanya, Lintang adalah putra dari seorang penguasa alam halus. Setengah darahnya m

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 119 Arti Sebuah Keagungan

    Setelah melenyapkan para prajurit, Lintang segera maju menghampiri Senopati Darya dan ke 3 rekannya.Wush! Tap!Lintang mendarat muncul di hadapan senopati Darya, membuat pria bertubuh besar tersebut langsung melompat mundur menghindar.“Hihihi, ada apa? Apa kau takut?” tanya Lintang sembari terkekeh.“Takut! Cih! Jangan membual kau bocah biru. Bagaimana aku takut jika membunuh satu prajuritku saja dirimu tidak mampu,” teriak senopati Darya tertawa kesal.Dia mengatakan hal itu karena tubuh 3000 prajuritnya telah kembali menyatu tanpa kurang kekurangan apa pun.Senopati Darya mengakui bahwa Lintang memang sangat kuat, namun dia masih percaya diri karena memiliki energi regenerasi tubuh yang mempuni.“Begitukah? Hihihi membunuh prajurit terlalu mudah bagiku. Jika memang aku perlu membunuh, maka aku ingin membunuh salah satu diantara kalian,” ungkap Lintang membuat Senopati Darya langsung mengepalkan tangan geram.Begitu juga dengan ke 3 senopati lain, mereka sama-sama tidak tahan kala

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 118 Bisikan Hati

    “A-a—aku berhasil, a-aku berhasil menguasai jurus tertinggi pedang raga,” Balada tersenyum senang.Tapi setelah itu, brak! Tubuh Balada seketika tumbang tidak berdaya. Dia langsung tidak sadarkan diri akibat terkena luka dalam yang sangat parah.Ternyata kualitas tulang Balada masih belum mampu menahan tekanan jurus tersebut membuat dia harus berakhir terkapar oleh energinya sendiri.Wush! Slep!Lintang tiba-tiba muncul di sisi Balada, tap! Tap! Dia menotok beberapa titik saraf kakaknya untuk mengembalikan aliran darah yang sempat kacau.“Aku bangga padamu, kak,” Lintang tersenyum lebar.Wush!Dia kembali menghilang, membawa tubuh Balada menuju kereta.Sementara di sisi berbeda, Cantika Ayu dan yang lain masih bertarung sengit berusaha menumbangkan lawan.Senopati Darya juga sudah hidup kembali dan sedang berlutut memulihkan energi.Meski dia berhasil selamat dan hidup kembali, tapi energi pria besar tersebut tetap banyak berkurang sehingga tidak mampu lagi bertarung.Kitri, Gendis, d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status