Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 250 Perang Besar bagian 16

Share

Bab 250 Perang Besar bagian 16

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-09-10 19:40:04

“Ma-maafkan aku Kusha,” Balada mendekap erat tubuh adiknya, membuat Linguy yang sebelumnya ceria pun tiba-tiba merasakan sedih hingga menitikan air mata.

Sementara Cantika Ayu, Nindhi, dan Yunla sudah sedari tadi menangis.

“Sudahlah kak. Sekarang giliran kita yang akan membuat perhitungan pada monster jelek ini,” tunjuk Lintang pada cacing besar di bawah kakinya.

“Tentu, tentu adik nakal,” Balada menyeka air matanya, melemparkan senyuman bangga kepada Lintang.

Lepas dari pelukan Balada, kini giliran Yunla yang datang. Gadis itu tidak pernah malu kepada Lintang. Dia berlari dan langsung mendarat dipelukannya.

“Hahahahaha, kau jangan menangis lagi Yunla. Aku tidak apa-apa,” Lintang tertawa.

“Ka-kakak jahat, kak kusha jahat,” Yunla memukul-mukul dada Lintang membuat Linguy langsung mengerutkan kening tidak mengerti.

“Sial! Siapa pun beritahu aku, apa yang kulewatkan?” Linguy melirik memperhatikan wajah semua orang tapi tidak ada satu pun yang menanggapinya.

“Maafkan aku Yunla,” Lintang t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 252 Perang Besar bagian 18

    Namun karena inti energinya sempat tersegel, maka putri Widuri tidak pernah belajar beladiri.Andai saja dia memiliki tubuh normal seperti Balada. Maka di usianya sekarang, putri Widuri pasti sudah menjelma menjadi pendekar hebat yang tak terkalahkan. Bahkan akan mampu mengejar kekuatan Lintang.Terbukti hanya dalam waktu beberapa menit saja belajar, dia telah menguasai teknik rumit tentang terbang.Bukan ilmu terbang biasa, tetapi ilmu terbang tingkat dewa yang mampu menembus batas semesta. Padahal penguasaan energinya belum sempurna karena energi dewa yang besar membutuhkan waktu lama untuk bisa mengendalikannya.Saat ini tidak ada gadis tersakti selain putri Widuri, karena dengan energinya sekarang, dia mampu menghancurkan satu kerajaan hanya dengan tangannya sendiri.Wush!Putri Widuri melesat menghampiri Lintang.“Apa kau mampu mengangkat cacing ini?” tanya Lintang.“A-aku akan mencobanya,” angguk putri Widuri terbata.“Hihihihihi, bagus! Kuserahkan dia padamu,” Lintang terkekeh.

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 251 Perang Besar bagian 17

    Terdapat 8 pemimpin tertinggi pasukan sekte iblis darah yang berhasil selamat dari terkaman cacing raksasa karena mereka mampu terbang ke atas langit.Termasuk raja Binturong yang dengan sengaja telah menyatakan diri akan bergabung ke dalam sekte mengikuti Jambal dan Jambul.Hampir semua pasukan mereka tewas menjadi tumbal, tapi beberapa ada yang selamat dan telah melarikan diri keluar dari wilayah kerajaan Galatik.Jambal dan Jambul bersama pemimpin lain termasuk raja Binturong masih berada di sana untuk mengamati situasi.Mereka awalnya tertawa senang menikmati kehancuran kerajaan Manggala dan para pasukan pemberontak, terlebih setelah menyaksikan Lintang tewas dimangsa salah satu cacing raksasa.Hal itu benar-benar akan menjadi kemenangan terbesar sekte iblis darah karena telah berhasil melenyapkan musuh merepotkan seperti Lintang.Dengan tiadanya Lintang dan kerajaan Manggala, sekte iblis darah yakin akan mampu mencapai tujuannya dengan sangat mudah.Jambal dan Jambul hanya perlu

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 250 Perang Besar bagian 16

    “Ma-maafkan aku Kusha,” Balada mendekap erat tubuh adiknya, membuat Linguy yang sebelumnya ceria pun tiba-tiba merasakan sedih hingga menitikan air mata.Sementara Cantika Ayu, Nindhi, dan Yunla sudah sedari tadi menangis.“Sudahlah kak. Sekarang giliran kita yang akan membuat perhitungan pada monster jelek ini,” tunjuk Lintang pada cacing besar di bawah kakinya.“Tentu, tentu adik nakal,” Balada menyeka air matanya, melemparkan senyuman bangga kepada Lintang.Lepas dari pelukan Balada, kini giliran Yunla yang datang. Gadis itu tidak pernah malu kepada Lintang. Dia berlari dan langsung mendarat dipelukannya.“Hahahahaha, kau jangan menangis lagi Yunla. Aku tidak apa-apa,” Lintang tertawa.“Ka-kakak jahat, kak kusha jahat,” Yunla memukul-mukul dada Lintang membuat Linguy langsung mengerutkan kening tidak mengerti.“Sial! Siapa pun beritahu aku, apa yang kulewatkan?” Linguy melirik memperhatikan wajah semua orang tapi tidak ada satu pun yang menanggapinya.“Maafkan aku Yunla,” Lintang t

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 249 Perang Besar bagian 15

    Srak! BUMMMMM!Dentuman saat Lintang dan putri Widuri muncul terdengar sangat keras hingga menarik perhatian semua orang.Mata Balada, Yunla, Cantika Ayu, Nindhi dan seluruh murid padepokan Campaka Raga melebar seperti tidak percaya dengan kenyataan tersebut.Bahkan raja Angkala berikut semua pasukan buaya sampai beberapa kali mengucek mata, memastikan bahwa sosok pemuda bersayap emas dan seorang bidadari bercahaya putih tersebut bukanlah ilusi.Sedangkan Raden Rakean terperangah tidak bisa berkata-kata. Mulutnya terbuka lebar terkejut tidak percaya menyaksikan putri Widuri mampu terbang layaknya seorang dewi.Melihat putri Widuri sekarang mambuat Raden Rakean kembali teringat dengan sosok Betari Sundari. Seorang dewi yang dahulu menghidupkan kembali istrinya jauh sebelum putri Widuri lahir.Sementara Prabu Mangkukarsa, Adipati Agung Triat Mojo, dan Raja Manggala tersenyum bahagia.Sedangkan semua pasukan berikut Raja Kancradaka yang tidak mengetahui berita kematian Kusha merasa senan

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 248 Perang Besar bagian 14

    Keadaan bertambah genting saat salah satu cacing raksasa berhasil menerobos dinding perisai.Sementara dasar batu juga sudah mulai mengalami keretakan karena terus dihantam oleh cacing yang lain dari dalam tanah.Sedangkan energi semua pasukan sudah mencapai batas sehingga mereka tidak mampu lagi mengalirkan energi.Prabu Kancradaka bersama semua pasukannya segera melesat menahan pergerakan cacing yang tadi masuk.Mereka sekuat tenaga memegang setiap duri pada tubuh cacing tersebut agar tidak bergerak memangsa para pasukan.Sakit? Tentu saja terasa amat sakit karena duri-duri cacing raksasa sangat tajam membuat telapak tangan semua pasukan bangsa Yada seketika robek mengucurkan banyak darah.“Sial! Bertahanlah semua!” teriak prabu Kancradaka dengan bahasanya.Tapi seakan tidak berguna, semakin lama, genggaman tangan mereka semakin memudar seiring kulit telapak tangannya terkelupas digerus duri-duri cacing raksasa.Semua orang sangat panik menyaksikan itu, sementara mereka tidak memili

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 247 Perang Besar bagian 13

    Dorongan tekad yang kuat demi ingin terlepas dari kata beban membuat putri Widuri kehilangan akal sehatnya.Sementara godaan hasrat yang begitu mempesona membuat Lintang lupa diri terhadap etika seorang pendekar.Dia bahkan lupa dengan usia Kusha yang masih remaja sehingga tragedi hitam pun terjadi tidak mampu dielakan.Jerit teriakan kesakitan putri Widuri menandai tertembusnya kesucian diri, membuat dua insan tenggelam pada kenikmatan semu yang tidak akan terlupakan.Darah dari dinding selaput dara menjadi saksi bisu terjamahnya jurang cinta yang dangkal, menjadikan jalan bertemunya dua energi yang kini menjadi saling menyatu.Setelah itu, permainan indah pun dimulai bahkan sampai berkali-kali hingga keduanya berakhir lunglai di dalam genangan bening kenikmatan.Energi asing bergejolak di dalam inti tubuh putri Widuri, begitu juga Lintang. Namun keduanya tidak mampu bergerak terbaring saling berpegangan tangan.“Ma-ma—maafkan aku,” ucap Lintang lirih menyesali apa yang diperbuatnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status