Beranda / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 251 Perang Besar bagian 17

Share

Bab 251 Perang Besar bagian 17

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-10 19:40:57

Terdapat 8 pemimpin tertinggi pasukan sekte iblis darah yang berhasil selamat dari terkaman cacing raksasa karena mereka mampu terbang ke atas langit.

Termasuk raja Binturong yang dengan sengaja telah menyatakan diri akan bergabung ke dalam sekte mengikuti Jambal dan Jambul.

Hampir semua pasukan mereka tewas menjadi tumbal, tapi beberapa ada yang selamat dan telah melarikan diri keluar dari wilayah kerajaan Galatik.

Jambal dan Jambul bersama pemimpin lain termasuk raja Binturong masih berada di sana untuk mengamati situasi.

Mereka awalnya tertawa senang menikmati kehancuran kerajaan Manggala dan para pasukan pemberontak, terlebih setelah menyaksikan Lintang tewas dimangsa salah satu cacing raksasa.

Hal itu benar-benar akan menjadi kemenangan terbesar sekte iblis darah karena telah berhasil melenyapkan musuh merepotkan seperti Lintang.

Dengan tiadanya Lintang dan kerajaan Manggala, sekte iblis darah yakin akan mampu mencapai tujuannya dengan sangat mudah.

Jambal dan Jambul hanya perlu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 595

    “Aku tidak akan mundur, putri. Apalagi harus mundur dengan mengorbankanmu. Hal itu sangat mustahil bagiku. Jika memang kita harus mati, maka aku lebih baik mati bersamamu,” ungkap Lintang tiba-tiba membuat mata putri Purbararang terbelalak tidak percaya.“Ba-bagaimana ka-kau bisa tahu ...,?” putri Purbararang menutup mulutnya sendiri terkejut dengan apa yang Lintang katakan.“Tak perlu berbohong lagi, dari sejak awal aku memang sudah tahu identitasmu dari bagaimana cara kau berpakaian. Terlebih lawan kita juga sempat mengatakan bahwa dirimu adalah seorang putri. Hal itu sudah lebih dari cukup untuk membongkar siapa kau sebenarnya,” jelas Lintang.Putri Purbararang hanya bisa terdiam mendengar itu, dia telat menyadari bahwa Lintang memang pandai membaca serta mencari kesimpulan dari sebuah misteri.“Sudahlah! Siapa pun dirimu bagiku sama saja, kau adalah teman yang telah menemaniku berkelana di dunia antah berantah seperti ini. Terimakasih,” ungkap Lintang membuat mata sang putri seket

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 594

    “Hmm,” angguk Lintang patuh.Namun baru saja dia akan mendarat memulihkan diri, tanpa terduga Maha Patih Sureksa Loya ternyata telah kembali melayangkan serangan.Wush!Putri Purbararang bergerak cepat menyilangkan pedang berniat menahan serangan lawan.Tetapi kekuatan gadis itu bukanlah tandingan serangan lawan, sehingga mau tidak mau Lintang harus kembali untuk membantunya.“Hahaha, putri kerajaan besar penguasa nagari peri Kuning. Tidak kusangka kau ternyata menjalin aliansi dengan mahluk luar, rasakan ini!” Sureksa Loya tertawa.Sementara mata pedangnya menderu mengancam keselamatan putri Purbararang.Sampai ketika serangan tersebut akan mengenai sasaran, Lintang bersama Cakra Sudarsananya muncul di sisi sang putri.“Ayo tekan!” seru Lintang.“Ka-kau ...,?” putri Purbararang terkejut karena Lintang ternyata malah kembali.Akan tetapi dia juga sadar, serangan musuh bisa saja membunuhnya, sehingga putri Purbararang segera mengangguk, sebelum kemudian menggabungkan kekuatan guna meng

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 593

    Pertarungan antara Lintang dan Maha Patih Sureksa Loya berlangsung sengit dan sempat imbang.Meski memang kanuragan Lintang jauh lebih rendah, tetapi dengan berbagai teknik dan energi yang dia kuasai, Lintang sempat bisa bertahan.Namun seiring berjalannya waktu, tubuh Lintang berangsur melemah, membuat dia mulai kewalahan hinggga kembali mendapatkan banyak luka.Tetapi bersamaan itu pula, kesadaran putri Purbararang akhirnya kembali. Gadis itu bangkit dari pingsannya dan mendapati dirinya sedang terbaring di atas puing bebatuan. Sementara di atas langit, Lintang sedang sangat terdesak dengan tubuh bercucuran darah.“A-aku ternyata masih hidup,” putri Purbararang memegangi kepalanya yang masih pusing.Pandangan mata gadis itu buyar, sedangkan seluruh tubuh terasa dihimpit pegunungan besar, begitu sesak dan menyakitkan.Ukhuk!Putri Purbararang memuntahkan dua gumpal darah hitam pertanda racun di tubuhnya telah keluar berkat pil penetral racun dari Lintang.Selepas pandangan mata dan k

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 592

    “Cih! Baiklah! Kau juga akan mati di sini siluman!” Maha Patih Sureksa Loya serentak melesat mengarahkan tapaknya ke tubuh Asgar.Namun dia masih menggunakan energi beracun, sehingga dengan sigap Asgar segera mengibaskan ekor besarnya, menyambut serangan lawan.Brak! BUMMMMM!Dua kekuatan besar bertemu di atas daratan, menciptakan ledakan dahsyat yang menggema keseluruh wilayah hutan.Wush!Lintang mundur dengan membawa tubuh putri Purbararang agar tidak terkena dampak pertarungan.Sementara Asgar masih berdiri kokoh di tempatnya, sedangkan Maha Patih Sureksa Loya terpundur beberapa langkah.“Sial! Mengapa sisiknya begitu keras?” gumam sang patih kecewa.“Hahaha, rasakan ini mahluk sialan!” Asgar dengan cepat melesat, mengibaskan ekor berniat menghantam lawan.Namun dengan mudah dapat dihindari Maha Patih Sureksa Loya, membuat serangan Asgar hanya berhasil menghantam bebatuan.Merasa penasaran terhadap Asgar yang tidak mempan oleh racun, sang patih pun kembali melesat melayangkan sera

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 591

    Ukhuk!Lintang kali ini memuntahkan darah hitam, sebagian tulang belulang tubuhnya remuk mengalami keretakan. Sedangkan inti energi Lintang mengalami robekan yang cukup besar.Namun bagaimana pun, Lintang tetap berusaha bangkit untuk menghadapi lawan. Karena jika tidak, maka jiwanya dan nyawa putri Purbararang akan berakhir di sana.Lintang segera menelan pil pemulih dalam jumlah banyak, akan tetapi luka tubuh yang begitu parah membuat obat-obatan milik Lintang tidak mampu bekerja secara maksimal.“Hahaha, sudah kukatakan kau tidak akan pernah bisa lari dariku,” Maha Patih Sureksa Loya tertawa terbahak bahak.Dia turun dengan anggun sembari terus menatap ke arah Cakra Sudarsana di tangan Lintang.“Awalnya aku berniat mengambil tubuhmu untuk kujadikan tumbal kenaikan tingkat agar kekuatanku bisa menembus tahap tertinggi dari semua kekuatan. Tetapi setelah melihat senjatamu, kini aku tidak hanya menginginkan tubuhmu, tetapi juga pusaka itu, hahaha,” ungkap Maha Patih Sureksa Loya begitu

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 590

    Kekuatan sosok misterius yang menyerang Lintang sungguh sangat hebat, bahkan Lintang sendiri tidak pernah menemukan energi sekuat dan sebesar itu di sepanjang hidupnya.Energi beracun yang mampu melontarkan tubuh pendekar sakti seperti Lintang hingga sejauh 30 kilo meter tentu bukan kekuatan sembarangan.Bahkan teknik Shtira sekali pun sampai mengalami keretakan tidak sanggup menahannya.Sebuah kekuatan maha besar jauh di atas alam petapa dewa, membuat Lintang dapat dilukai hanya dalam satu serangan.Sementara putri Purbararang hampir tewas oleh serangan itu, membuktikan bahwa sosok misterius di sana bukanlah mahluk biasa.“Tu-tuan patih?” 10.000 prajuit yang tadi menjaga kaputren terkejut mendapati Maha Patihnya sedang melayang di udara.Ternyata memang benar, sosok misterius yang tadi menyerang Lintang tersebut adalah Maha Patih Sureksa Loya.Sejak awal dia memang sudah menyadari adanya pendekar sakti yang sedang mengintai dirinya.Namun sungguh tidak menyangka, pendekar itu ternyat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status