Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 281 Tamu Tak diundang bagian 7

Share

Bab 281 Tamu Tak diundang bagian 7

Author: Pujangga
last update Huling Na-update: 2025-09-14 19:24:32

Setelah pertemuan keluarga yang memilukan tersebut. Keluarga Weda selanjutnya memulai pesta jamuan.

Di sebuah taman luas kediaman mereka, seluruh penduduk desa Sunjaya, rombongan kerajaan Suralaksa, Rombongan prabu Mangkukarsa, dan semua pasukan kerajaan Tirta bersuka ria menikmati hidangan. Termasuk Cantika Ayu, Ki Keling, Yunla, Linguy, dan seluruh pasukan Divisi Bayangan.

Mereka berbagi tawa dan kebahagiaan layaknya sebuah keluarga besar. Lintang dan Balada saling bergandengan tertawa bersama para raja berikut Raden Rakean membuat Saudagar Weda dan Kianti Darma tersenyum simpu menyaksikannya.

“Kau lihat Diajeng, kedua putra kita,” tutur Saudagar Weda begitu amat bahagia.

“Tentu kakang, keduanya benar-benar seperti pangeran besar,” Kianti Darma tersenyum lebar.

“Takdir memang tidak pernah berbohong, darah penguasa dari leluhurmu menitis kepada keduanya,” ungkap Saudagar Weda sembari mendekap istrinya dari samping sehingga posisi mereka menjadi saling berdampingan.

Sinar rembulan mem
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 348 Kebingungan Asgar

    Di tempat Madu Lanang, Asgar terus memanggil nama Lintang. Dia bahkan menggila menyerang para pasukan iblis yang berdatangan ke sana.Jiwa Asgar saat itu benar-benar telah kosong akibat diliputi rasa bersalah.Air matanya bercucuran merasa menyesal terhadap apa yang dilakukannya.Beruntung Limo mampu menyadarkan ular tersebut, membuat Asgar kembali tenang seperti sedia kala.Namun rasa bersalahnya tetap saja tidak hilang, sehingga raut wajah Asgar berubah muram.Sementara para pilar iblis bertambah semakin curiga akibat serangan yang Asgar lakukan.Mereka lagi-lagi menuduh kelompok Madu Lanang sebagai pelaku pencurian harta kaisar.Saat itu hampir saja terjadi pertempuran membuat Madu Lanang terpaksa harus menunjukan seluruh kekuatannya.Dia berubah menjadi serigala api berekor tujuh untuk menekan para pilar agar tidak menyerang Asgar.“Tidak ada sedikit pun rasa takut pada diriku terhadap kalian. Jika memang ingin bertarung, maka majulah sialan! Namun ingat, menyerang kami sama saja

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 347 Pertemuan 4 Sekawan

    Ukhuk! Ukhuk!Lintang terus memuntahkan darah segar akibat terkena hantaman ekor Asgar.Beruntung saat serangan itu hampir meledak, Kusha datang memindahkan tubuh mereka ke suatu tempat.“Telat sedikit saja, kau tidak akan bisa lagi menikmati mentari pagi,” Kusha menggeleng menyesalkan tindakan Lintang. “Tidak kusangka, kesatria sepertimu ternyata masih bisa bertindak bodoh,” umpat Kusha.“Itu salahku, maaf,” Lintang menghela napas panjang, kemudian menotok beberapa titik sarafnya untuk menghentikan pendarahan pada organ dalam.Tap! Tap! Tap! Satu demi satu titik saraf dibekukan, selanjutnya Lintang mengeluarkan api putih, menyerap semua racun dari serangan Asgar, membuat organ dalam yang sempat hancur bisa kembali beregenerasi.Ukhuk! Ukhuk!Dua gumpal darah hitam Lintang muntahkan secara bersamaan pertanda racun di dalam tubuhnya telah benar-benar bersih.“Hap! Wush!”Dia membentuk segel tangan, mengalirkan energi regenerasi secara merata sampai semua organ dan sel tubuhnya kembali

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 346 Pengejaran

    Kemudian memberikan setetes darahnya kepada Madu Lanang sebagai petunjuk. Dan benar saja, dalam waktu singkat Madu Lanang bisa melihat ke mana jalur pelarian Lintang.“Arah selatan! Baiklah! Aku akan mengejarnya baginda,” ungkap Madu Lanang cepat.“Terimakasih tuan Lanang, bantuan anda akan sangat berarti bagiku,” Kaisar Kharama berbinar senang.“Ayo ular tengik! Kita pergi!” seru Madu Lanang.“Apa? Dasar berengsek! Beraninya kau mengataiku seperti itu sialan!” maki Asgar.Sedari tadi dia hanya diam karena masih marah kepada Madu Lanang akibat tempo hari sempat dibekapnya.Tetapi mendengar dirinya di katai ular tengik, Asgar tentu tidak bisa tinggal diam.Sedangkan Limo tidak bereaksi karena merasa masalah ini bukan urusannya. Namun mendapati Madu Lanang ikut campur, maka Limo pun terpaksa harus membantunya.“Kwi, Kwiii,” maki Limo kepada Asgar.Dia mengatakan “Kau jangan berisik Asgar, kita sebaiknya segera pergi sebelum pencuri itu semakin menjauh!”“Kau sama saja Limo. Menyebalkan,

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 345 Aksi Pencurian

    Bab 345 Aksi PencurianWush!Lintang melompat melewati salah satu jendela yang langsung membawanya masuk ke dalam kamar kaisar.Dia tahu kaisar sedang tidak ada di dalam dari aura penguasa iblis yang dirinya miliki. Sehingga secara leluasa Lintang bisa memeriksa seluruh sudut kamar termasuk tempat tersembunyi di bawah pembaringan kaisar.“Sial! ternyata tempat penyimpanannya dikunci oleh segel,” umpat Lintang.Lintang memang berhasil menemukan tempat menyimpanan peta yang dirinya inginkan. Tetapi sialnya tempat itu dilindungi oleh segel yang jika disentuh, maka keberadaan Lintang akan langsung diketahui oleh kaisar.“Jika aku membukanya secara paksa, maka tipis kemungkinan bagiku bisa keluar, bahkan aku bisa saja tewas di kastil ini. Tapi jika tidak dibuka, aku tidak akan pernah mendapatkan peta dunia kuno,” Lintang meracau di dalam hati berusaha mencari solusi terbaik agar dapat melancarkan aksinya.“Sial! Aku memang tidak memiliki pilihan,” umpat Lintang, “Baiklah! Mungkin ini saatn

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 344 Ajian Dewa Purba

    “Benarkah?” Lintang berbinar, karena dengan teknik tersebut dia bisa menghindari situasi genting.“Tentu saja,” Kusha menyeringai lebar.“Baiklah! Akan kuterima, Kusha,” angguk Lintang.Selanjutnya Kusha mengirimkan seberkas cahaya ke dalam kepala Lintang melalui keningnya. Sebuah gambaran ingatan tentang jurus menyembunyikan tubuh beserta aura kehidupannya.“Ini hanya untuk sementara karena saat kau sudah cukup kuat, kita tidak perlu bersembunyi lagi,” ungkap Kusha.“Aku mengerti, terimakasih,” angguk Lintang.“Baiklah! Aku akan pergi, aku percaya kau bisa mempelajari teknik itu dalam waktu singkat,” ujar Kusha.“Akan kuusahakan,” ucap Lintang.Setelah itu, sosok Kusha pun seketika lenyap meninggalkan Lintang sendiri di dalam alam bawah sadarnya.“Kehidupan yang aneh, aku bahkan bisa berbicara dengan diriku sendiri,” Lintang menggeleng.“Baiklah! Aku akan mempelajarinya sekarang,” Lintang mulai berdiri membulatkan tekad.Selepas itu dia langsung membuka kepingan ingatan pemberian Kus

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 343 Petaka Yang mengintai

    Bab 343 Petaka Yang mengintai“Syukurlah!” Lintang menarik napas lega.“Hihihi, tapi kau jangan senang dulu Lintang! Bukankah sudah kukatakan bahwa hidupmu sekarang sedang dalam bahaya?” ungkap Kusha mengingatkan.“Apa? Sial! Benar juga, aku belum sempat bertanya tentang bahaya apa yang kau maksud tadi? Dan mengapa kau menghalangi perjalananku menuju Kastil Iblis? Apa mungkin keduanya saling berkaitan?” Lintang baru sadar akan apa yang ingin diungkapkan Kusha.“Hihihi, sebetulnya tidak ada hubungannya dengan tujuanmu sekarang. Tapi kau kini sedang di awasi Lintang,” ungkap Kusha.“Diawasi?” Lintang tidak mengerti karena dia tidak pernah merasakan adanya hawa energi mahluk lain di sekitarnya.“Benar, sudah lama kau diawasi. Ada dua dewa sakti yang selalu membuntutimu bahkan sampai ke mari,” jawab Kusha.“Apa? Tidak mungkin! Aku sekarang sedang berada di alam iblis, sebuah wilayah gelap di dalam lingkaran merah semesta yang tidak ada satu dewa pun berani memasukinya,” ungkap Lintang tid

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status