Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 96 Pertempuran di pagi buta

Share

Bab 96 Pertempuran di pagi buta

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-08-12 19:45:43

Setelah mengetahui duduk permasalahan keluarga Widuri, semua orang pun kini menjadi bimbang antara harus melanjutkan misi atau pulang kepadepokan untuk menjelaskan situasi.

Tapi Lintang di sana menjelaskan bahwa apa pun yang mereka pikirkan, semua tidak ada yang bisa melepaskan mereka dari masalah ini.

“Tidak ada jalan untuk kembali, hidup mati kita sudah terikat sehingga mau tidak mau kita tetap harus terus maju,” jelas Lintang.

“Ta-ta—tapi senior,” Jaka masih ragu.

“Tenang saja, kau tidak perlu memikirkan urusan keluarga orang lain Jaka, tugas kita hanya mengantar mereka. Jadi setelah itu urusan kita selesai,” tutur Lintang menenangkan.

Ki Larang tidak mampu berkata-kata, dia sangat merasa bersalah karena telah membawa para pendekar muda ke dalam kemelut pelik kerajaan.

“Kau juga jangan khawatir Ki, aku akan membantu kalian sampai tuntas,” ungkap Lintang.

“A-apa?” Ki Larang melebarkan mata.

“Kau jangan bercanda adik nakal?” Balada tidak setuju.

“Aku sangat suka dengan tantangan, jad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 567

    Dia bahkan sempat bertekad akan mengubur cerita tersebut bersama kematiannya kelak. Di mana apa yang dirinya lakukan di hari saat akan membunuh Maha Prabu Tapa Mukti bisa menyakiti hati seluruh bawahannya, termasuk Kasana dan para perompak yang ada di sana.Namun pertanyaan dari Lintang sudah terlanjur membuat Kasana curiga, sehingga mau tidak mau Rodo Walo terpaksa harus mengungkapnya.Tetapi sebelum bercerita, Rodo Walo sangat penasaran mengapa Lintang bisa memahami masalah sampai ke titik itu?“Itu mudah saja paman,” jawab Lintang.“Sejak awal, aku memang sudah memiliki firasat tentang hubungan dirimu dengan raja penguasa Nagari Sakuta,” ungkap Lintang membuat Rodo Walo semakin terkejut.“Ka-kau? Ba-bagaimana kau ...?” Rodo Walo tidak bisa berkata-kata.“Ada beberapa alasan yang mendasari firasatku. Pertama saat paman menjemputku, aku tidak menemukan adanya dendam di mata Prabu Tapa Mukti. Hal ini tentu sangat aneh, karena sebagai penjahat besar yang pernah ingin membunuh raja, seh

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 566

    “Aku tahu paman, lupakanlah,” angguk Lintang.Selanjutnya tanpa diminta, Rodo Walo kemudian menceritakan seperti apa hubungan dirinya dengan kelompok peri kegalapan, termasuk mengapa dia sangat memusuhi Nagari Sakuta.Ternyata, dahulu Nagari Sakuta adalah Nagari yang kejam. Mereka tega membunuh siapa pun yang diduga memiliki keterkaitan dengan nagari peri kegelapan.Termasuk membumi hanguskan desa-desa kecil di kerajaan peri merah. Yang salah satunya merupakan desa tempat keluarga Rodo Walo berada.Waktu itu Rodo Walo kecil menyaksikan sendiri, bagaimana Nagari Sakuta membantai ayah, ibu, kekek, nenek, kakak, dan adiknya, bersama seluruh penduduk desa secara brutal.Tidak peduli, tua renta, anak kecil, wanita, bahkan bayi yang baru lahir pun turut menjadi korban keganasan mereka.Sementara pihak kerajaan peri merah tidak mampu berbuat apa-apa. Mereka terlalu takut untuk melawan, sehingga membiarkan sebagian rakyatnya mati begitu saja di tangan pasukan nagari lain.Beruntung saat itu R

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 565

    Sebelumnya, Lintang bertarung secara brutal. Dia membunuh semua pasukan peri Kegelapan dengan sangat kejam.Termasuk mereka yang sedang bertarung dengan Kasana dan para perompak.Lintang membantai seluruh prajurit peri kegelapan menggunakan teknik sayap garuda yang digabungkan dengan kecepatan kilas semu. Sebuah kecepatan tertinggi di atas kecepatan cahaya.Tidak ada mata yang mampu mengikuti kecepatan tersebut selain mereka yang sudah mencapai tingkat pendekar Petapa Dewa.Hal itu tentu saja membuat Kasana dan para perompak lain ketakutan setengah mati.Mereka awalnya melihat Lintang hanya berdiri saja menatap ke arah lawan. Namun tiba-tiba Lintang menghilang, dan ketika mengedarkan pandangan untuk mencarinya, Kasana amat terkejut karena mendapati semua musuh sudah tumbang bersimbah darah. Termasuk para prajurit yang sedang dirinya lawan.Kemudian setelah itu Lintang kembali muncul dengan kondisi sayap yang sudah berubah merah berlumuran darah.Di sana Lintang terlihat bagai malaikat

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 574

    “Merekalah peri kegelapan. Namun yang dirimu lihat sekarang hanya sebagian kecil saja dari kekuatan bangsa terkutuk tersebut,” ungkap Rodo Walo.“Peri kegelapan? Bukankah seharusnya mereka tidak akan berani memasuki wilayah Nagari Sakuta?” Lintang mengerutkan kening heran, karena menurut informasi Rodo Walo sebelumnya, para peri kegelapan berada di sebuah wilayah terlarang bernama daratan Salebo.“Aku juga bingung Kusha, kemungkinan dalam setarus tahun ini jaman memang sudah berubah,” jawab Rodo Walo sembari melirik ke arah Kasana berharap bisa mendapatkan penjelasan.Namun Kasana dan para perompak lain serentak menggeleng, menandakan bahwa mereka juga tidak mengetahuinya.“Sial! Sepertinya aku akan kembali terjebak dalam perang besar,” gumam Lintang berusaha memahami situasi.Sementara para pendekar peri kegelapan mulai berlesatan mengerahkan berbagai serangan.Melihat musuh mengacuhkannya, Korelumpe tentu tidak tinggal diam.Sudah lama dia ingin membunuh Rodo Walo. Dan kesempatan it

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 563

    Lintang sangat yakin, jika dia terus bersama Rodo Walo, maka tidak menutup kemungkinan dirinya akan memiliki banyak musuh di sini.Namun sebagai seorang kesatria, Lintang tidak akan pernah meninggalkan teman.Terlebih ketika mendapati kelompok Rodo Walo memiliki sisi baik yang jarang ditemukan pada kelompok penjahat lain.Lintang percaya, jika diarahkan dengan benar, maka kelompok perompak Rodo Walo bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi banyak orang.Setelah menuntaskan rasa penasarannya, Lintang bersama kelompok Rodo Walo pun kembali melanjutkan perjalanan.Mereka semua sepakat akan pulang dulu ke markas milik Rodo Walo di gunung Kanukus sebelum kemudian membantu Lintang mencari adik dan para sahabatnya.Rodo Walo waktu itu mengungkapkan bahwa dirinya masih memiliki ribuan pengikut yang sampai saat ini masih setia menunggu di sana.Menurut Rodo Walo, semakin banyak orang yang membantu pencarian, maka rombongan adik Lintang akan semakin mudah ditemukan.Lintang sangat senang mendenga

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 562

    Langit sore begitu indah, memancarkan cahaya jingga ke seantero Nagari Sakuta.Awan-awan putih berarakan pelan layaknya bunga-bunga teratai di atas permukaan kolam.Sementara angin semilir berhembus membawa rasa damai bagi mahluk yang ada di atas daratan.Waktu itu Lintang bersama rombongan Rodo Walo sudah turun dari angkasa, mereka berjalan beriringan menapaki jalan setapak ke arah hutan.Setelah hampir seharian terbang, Rodo Walo membawa Lintang mendarat karena merasa sudah cukup jauh dengan wilayah kerajaan.Di bawah, Rodo Walo memperkenalkan siapa 10 pendekar yang bersamanya.Tidak disangka, 10 pendekar itu ternyata adalah anak buahnya, bawahan yang sudah hampir 100 tahun setia menunggu Rodo Walo di kota raja.Mereka membaur menjadi penduduk kota demi bisa terus menanti pemimpinnya.“Paman Kasana, mengapa kalian yakin bahwa paman Rodo Walo masih hidup? Bukankah semua orang tahu tidak ada yang akan selamat dari penjara Pusaka Prabu Tapa Mukti?” tanya Lintang penasaran.Seorang peri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status