Terlihat Zhang Ji Long yang sedang membawa dua ember menuju ke sungai, jarak antara rumah ke sungai sekitar dua kilometer. Ia sedang menjalani ujian yang diperintahkan oleh Lu Chen Feng untuk mengisi air sungai dari dua ember yang di bawanya ke tiga buah kendi besar yang ada di rumahnya.Satu ember bisa menampung lima liter air jernih dari sungai, yang berarti Zhang Ji Long setiap kembali ke rumah bisa membawa dua ember penuh berisi sepuluh liter air jernih dari sungai. Satu kendi besar yang ada di luar rumah Lu Chen Feng bisa menampung dua ribu liter air, yang berarti Zhang Ji Long harus mengisi tiga kendi besar sebanyak enam ribu liter. Untuk mengisi tiga kendi besar itu Zhang Ji Long harus bolak-balik sebanyak enam ratus kali jarak rumah ke sungai tempat mengambil air, dengan jarak tempuh seribu dua ratus kilometer.Zhang Ji Long dengan penuh keceriaan dan penuh semangat, membawa dua ember kosong ke tepi sungai yang mengalir deras. Air sungai yang jernih dan segar mengalir dengan i
“Maaf, Kakek. Apa yang terjadi? Apakah Kakek baik-baik saja?”“Oh, anak muda, terima kasih telah mendekat. Aku tersesat dan kehilangan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan. Aku sudah berjalan tanpa arah selama beberapa waktu.” Dengan suara serak dan lemah.“Bagaimana bisa Kakek tersesat di hutan ini? Kakek juga kenapa sendirian?”“Aku adalah seorang petualang, anak muda. Tetapi usiaku telah menjadikan aku rentan dan melupakan banyak hal. Aku berusaha mencari kenangan lama di tempat ini, tetapi tampaknya aku tersesat dan tak bisa menemukan jalan pulang.”Kakek tua itu memandang ke kejauhan dengan mata yang penuh kepedihan. Ekspresinya terpancar dari wajah keriputnya, menunjukkan perasaan sedih yang mendalam. Dalam pandangannya, terlihat nostalgia dan kehilangan, seolah-olah dia sedang merenungkan masa lalu yang jauh.“Oh, begitu. Makanlah gulungan roti gandum ini dulu Kakek agar tubuh Kakek segar kembali.”Lu Chen Feng lalu memberikan gulungan roti mewah terakhirnya kepada Kakek tua i
Terlihat Zhang Ji Long yang sedang berlari kencang meluncur dengan kecepatan penuh menembus embun pagi menuju ladang, matanya terfokus pada anjing yang terus menggonggong di ujung ladang. Hembusan angin pagi yang membuat rambut panjangnya melayang berkibar-kibar di udara.“Hiyaa!!!”Setelah berada dekat dengan anjing itu, Zhang Ji Long melompat hendak bersiap untuk memukul anjing itu. Bersamaan dengan lompatan dari Zhang Ji Long, anjing itu pun melompat dengan tinggi juga yang sepertinya bermaksud untuk menyerang Zhang Ji Long karena melihat Zhang Ji Long ingin menyerangnya. Dan …Pukulan dilontarkan oleh Zhang Ji Long di udara dengan cepat. Namun, dengan sigap anjing besar itu bisa mengelak pukulan dari Zhang Ji Long. Tubuh besar dari anjing itu justru menghantam tubuh Zhang Ji Long yang kecil, yang membuat keduanya terjatuh di tanah dengan posisi Zhang Ji Long yang berada di bawah anjing itu.Dalam keadaan terdesak, Zhang Ji Long lalu mencekik dengan erat leher dari anjing itu yang
Sekelebat sosok hitam tampak di balik pepohonan sedang memperhatikan Lu Chen Feng yang sepertinya sedang di hadang oleh Lu Kang bersaudara di hutan belantara ini. Sosok itu mengendus udara dengan hati-hati, langkahnya yang tenang dan ringan membuatnya tak terdengar saat melintas di antara pepohonan.Terlihat Lu Kang bersaudara menghunuskan pedangnya, mereka bertiga dengan tatapan picik yang penuh keangkuhan, sebenarnya hanya ingin memamerkan kemampuan Pendekar tingkat ke-3 kepada Lu Chen Feng yang juga memiliki kemampuan Pendekar tingkat ke-3.“Chen Feng! Akan ku perlihatkan bagaimana jurus dari Sekte Pedang Merah akan membuatmu bertekuk lutut di hadapan ku!” ancam Lu Kang Xuan.Lu Chen Feng lalu melepas tongkat kayu yang terlihat usang dari penyangga keranjang yang ia bawa, tongkat itu terasa ringan dan terlihat sangat sederhana tanpa ukiran atau hiasan apapun. Lalu ia arahkan tongkat kayu usang itu ke arah Lu Kang bersaudara dengan tatapan tajam penuh keseriusan.“Ha ha ha! Mau apa
Kabut putih dari embun yang menyelimuti ladang alang-alang semakin tebal saat Lu Chen Feng semakin mendekati ibunya. Kabut itu seperti menghalangi pergerakannya karena mengaburkan pandangannya. Namun, Lu Chen Feng tetap berlari dengan penuh keyakinan, ia dapat merasakan kehangatan yang datang dari sosok ibunya yang sangat disayanginya.Lu Chen Feng kali ini merasa bingung karena ia merasa sudah berlari sangat lama namun kenapa belum sampai juga ke tempat ibunya berdiri. Bahkan semakin kencang ia berlari semakin menjauh pula sosok ibu yang ada dihadapannya, kemudian perlahan menghilang dari pandangan Lu Chen Feng. Ibu!!!Lu Chen Feng kembali membuka matanya untuk bangun dari tidurnya. Namun, kali ini ia berada di kasurnya dalam kamarnya.“Ternyata aku hanya bermimpi. Wajah ibu mengapa terlihat sangat nyata sekali ….”***Bulan purnama terlihat menjulang di langit malam, menggantung dengan megahnya di atas ladang yang luas. Cahaya putih purnama yang lembut dan berkilauan memancar ke bu
"Bukan aku yang memilihmu. Tetapi tongkat kayu itulah yang memilihmu untuk dijadikan Tuannya.""Jadi … Tongkat kayu ini sendiri yang memilihku … Akan ku jaga Tongkat ini dengan nyawaku … ," gumam Lu Chen Feng dalam hati."Kakek Guru. Sebenarnya siapa dirimu? Kakek pasti seorang Pendekar terkenal dengan ilmu tinggi?" tanya Lu Chen Feng sembari memainkan Tongkat kayunya.“ … Kakek Guru ….” Lu Chen Feng merasa heran karena tidak mendengar jawaban dari Kakek tua itu. Ia lalu menoleh ke arah Kakek tua itu berdiri, namun Kakek itu sudah menghilang dan yang terlihat hanya anjing besar peliharaannya yang sedang menatap dengan tajam ke arah Lu Chen Feng.“Kakek Guru. Dimana engkau?” …Setelah tidak melihat Kakek tua itu, Lu Chen Feng lalu melangkahkan kaki dengan perlahan untuk masuk kedalam rumahnya. Sepintas ia melihat Zhang Ji Long yang sedang tertidur pulas di dalam kamar yang pintunya tidak tertutup rapat, ia kemudian berhenti sebentar untuk menatap wajah polos dari Zhang Ji Long. Ia meli
Pagi hari seperti biasanya Lu Chen Feng dan Zhang Ji Long saat ini sedang berada di ladang kosong tempat mereka berlatih."Guru hari ini kita akan belajar jurus apa?"Lu Chen Feng terdiam sejenak, dalam benaknya ia masih bingung dengan apa yang harus dilakukannya agar anak kecil yang ada di hadapannya merasa puas dengan dengan apa yang akan ajarkannya."Aku tidak punya pilihan selain mengajarkan jurus Tongkat Naga Perak Tahap ke-4 kepada Ji Long … .""Baiklah, sekarang kamu akan naik tingkat ke tahap ke-4. Namun, sebelumnya kamu harus mengisi tenaga dalam yang ada di dalam dantian mu dengan Qi murni yang ada di alam. Kita hari ini akan berlatih meditasi di air terjun." "Meditasi Guru?" Zhang Ji Long kali ini yang terdiam, ia merasa selama berlatih di Gua tubuhnya tidak pernah bisa menyerap Qi murni yang ada di alam."Tubuhku sebenarnya tidak bisa menyerap Qi murni yang ada di alam sekitar, namun akan aku coba dulu saja, mungkin Guru Chen bisa membantuku untuk memecahkan masalah in
Pada sore hari yang cerah, sinar matahari mulai perlahan tertutup oleh awan putih yang berarak perlahan di langit. Cahaya matahari yang menyilaukan mulai redup, memperlihatkan suasana yang lebih tenang dan teduh di hutan belantara dekat Desa Huashan. Bayangan pohon-pohon yang menjulang tinggi dan semak-semak yang lebat bergeser dengan lembut di bawah cahaya yang semakin redup. Angin sepoi-sepoi berhembus dengan lembut, menggerakkan dedaunan dan memunculkan suara desiran yang menenangkan. Sore ini memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat sambil menyambut malam yang akan datang. Namun, Di tengah suasana sore yang tenang ini. Terlihat Lu Chen Feng dengan wajah serius dan penuh kebencian, tatapan matanya tajam terpicing bagai mata belati ke arah tiga bersaudara Lu Kang Yuan, Lu Kang Xuan dan Lu Kang Zuan penuh dendam. Ia mengingat kembali ketika panen jagung kemarin, dirinya di hadang di hutan ini juga oleh Lu Kang Yuan, Lu Kang Xuan dan Lu Kang Zuan, kemudian di hajar habis-ha