Share

Bab. 3. Enyah!

Fang Han menggigit bibir dengan raut wajah yang sangat masam. Dia sangat menyadari kristal inti emas yang beberapa waktu lalu baru terbentuk, dan sekarang harus secara paksa dihancurkan kembali.

“Sial! Aku benar-benar tidak rela!” Gigi si Pemuda bergeletuk menahan amarah.

Kesengsaraan Surgawi ini tidak ada unsur kehidupan sama sekali. Itu adalah pembunuhan dan hukuman mati bagi kultivator.

Fang Han yakin jika ia berada di Alam Tiga Puluh Delapan Provinsi Dao Surgawi sejak dia mulai berlatih—Tingkat Pertama di Ranah Pemurnian Qi—dia pasti dapat melewati kesengsaraan surgawi yang bersifat membunuh ini.

Ya, pada akhirnya dia hanya dapat berpuas diri karena merupakan pendatang di alam ini.

Seberapa besar pun keberuntungannya, bakatnya yang melengkung, dan kecerdasannya. Hal-hal itu semua tidak akan dapat mengubah fakta dari perkara yang pertama—seorang pendatang.

Kristal Inti Emas yang retak, secara perlahan hancur. Kekuatan dari kesengsaraan petir surgawi terlalu besar. Tidak perlu berharap pada teknik lain yang dimiliki si Pemuda—Qi Tuntiandi/Qi Melahap Semesta.

Teknik tersebut benar-benar tidak berefek pada petir kesengsaraan surgawi. Walaupun Fang Han berusaha menyerap rune petir ke dalam tubuh. Namun, itu terlalu membunuh.

Fang Han menangis dalam diam, dan berkata-kata di dalam, coba memotivasi diri sendiri. “Ya, ini tidak apa-apa. Selama masih hidup, selalu ada kesempatan lain untuk kembali berkultivasi dengan benar.”

Seiring dengan hancurnya inti emas di dalam dantian-nya. Ranah Kultivasi Fang Han benar-benar menurun secara drastis.

Ranah Formasi Inti Tingkat Sembilan ... Delapan ... Tujuh ... dan terus hingga Ranah Formasi Inti Tingkat Pertama.

Akan tetapi, itu masih belum berakhir. Fang Han meraung, dia merasa akan gila hanya karena memikirkan hal tersebut. “Apakah dunia ini terlalu kejam?”

Ranah Kultivasi si Pemuda masih turun. Sekarang dia berada di Ranah Pendirian Yayasan Tingkat Kelima. Fang Han tidak dapat membantu diri sendiri, hanya bisa berharap dengan cemas agar penurunan ranah kultivasi segera berhenti.

Ketika memikirkan kembali perjalanan kultivasi yang sangat melelehkan. Fang Han tertawa kecut, sejak kecil diremehkan oleh seluruh anggota Klan Fang.

Hanya Ayah dan Ibunya saja yang memiliki keyakinan akan kemampuan Fang Han dan terus mengolah segala daya upaya untuk membuat si Pemuda terlepas dari kutukan yang ada di dalam tubuhnya.

Bahkan, itu membuat kedua orang tuanya menghilang. Hingga Fang Han berspekulasi bahwa kedua orang tuanya telah berpindah ke Alam Tiga Puluh Delapan Provinsi Dao Surgawi juga.

Namun, sekarang segala kekuatan yang telah dia kembangkan akan segera menghilang.

“Keparat! Berhentilah.” Fang Han mengepalkan tangan dengan keras, hingga kuku menusuk telapak tangan dan berdarah. Pada saat itu, Ranah Kultivasi-nya telah berada di Alam Pendirian Yayasan Tingkat Ketiga.

“Tolong berhenti, kembali ke Ranah Pemurnian Qi adalah mala petaka yang lebih buruk dari pada kematian!” Sekarang perasaan takut sedikit merayap masuk dalam pikiran si Pemuda.

Rasa frustasi, dan kecemasan Fang Han akhirnya benar-benar mereda ketika dia hal yang dikhawatirkannya telah berhenti seiring dengan hilangnya awan gelap di langit. Ya, sekarang kultivasi Fang Han hanya berada di Tingkatan Pendirian Yayasan Tahap Pertama.

“Akhirnya ini berhenti.” Fang Han menghela nafas panjang.

Itu jelas merupakan pukulan besar bagi seorang pembudidaya. Penurunan ranah yang melewati dua alam besar secara sekaligus.

Pada saat ini, raut wajah Fang Han benar-benar memasam hingga terlihat menghitam. Dia benci pada keberuntungan diri sendiri. Kenapa Alam ini terlalu kejam? Menyiksa seorang pendatang baru dengan hukuman yang sangat berat.

Fang Han terpekur, lesu, marah, kesal dan berbagai emosi lainnya teraduk dan bergejolak di dalam hati. Mata si Pemuda memerah, dia seolah-olah telah berubah menjadi binatang buas yang gila dan hilang akal.

Praktisi yang hadir di sana merasa tidak ada lagi yang dapat mereka tonton. Nasib kultivasi si Pemuda dalam pandangan mereka untuk saat itu jelas sekali telah berakhir.

“Seberapa berbakat pun dia, jika tidak disukai oleh langit dan bumi, pada akhirnya tetap tidak akan bisa melangkah jauh di jalan kultivasi agung.”

Satu persatu dari mereka berbalik dan pergi dari tempat itu.

Fang Han masih dalam kondisi lemah dengan mental yang tidak stabil serta mata yang memerah.

Wus! ....

Angin berhembus lembut. Pakaian atas si Pemuda terbang terbawa angin dalam bentuk bubuk halus. Itu jelas bahwa tenaga dari petir kesengsaraan surgawi telah membuat pakaian Fang Han menjadi lapuk seolah-olah telah terkikis oleh perubahan zaman.

Itu memperlihatkan tubuh putih yang kokoh dengan otot-otot di perut yang tersusun seperti batu-batu.

Fang Han menghela nafas dengan berat. Mata yang memerah secara perlahan juga telah kembali ke warna aslinya.

Setelah bergumam kecil dengan bunyi yang tidak jelas dia berjalan gontai. Meninggalkan tempat itu dengan arah tujuan yang tidak jelas.

Pada saat itu, Fang Han seperti telah menjadi lebih tua beberapa tahun. Semangatnya benar-benar jatuh. Namun, dia tahu bahwa tidak sepantasnya untuk terus larut dalam keadaan ini.

Fang Han tidak mungkin mengecewakan Qiau Yuelin. “Ya, Aku harus bangkit dan kembali lebih kuat.”

Dia mengelus lembut cincin penyimpanan yang tersemat dijari manis—Cincin Aku Menunggu Kamu—yang ditinggalkan Qiau Yuelin untuknya. “Hanya dengan mengingat mu. Ini adalah motivasi terakhir yang sangat berharga bagiku. Yuelin‘er, bagaimana kabar Anda saat ini?”

Sekali lagi Fang Han menghela nafas dan menggerakkan kaki perlahan. Meski berjalan dalam keadaan gontai. Tapi, dia berusaha mencari arah untuk dituju selanjutnya dengan menggunakan kesadaran spiritual.

“Adik kecil! ... Tahan sebentar!”

Langkah goyah Fang Han dihentikan oleh teriakan tiba-tiba dari suara tegas yang mendominasi.

Fang Han berbalik tanpa peduli siapa yang menyapa. Lalu, dengan ekspresi acuh tak acuh dia berkata, “Enyah!”

Orang yang menahan kepergian Fang Han mengabaikan perkataan si Pemuda. Setelah satu tarikan nafas orang itu sudah berdiri di depan si Pemuda. “Adik, aku memiliki bisnis yang ingin dikonsultasikan dengan Anda, adik kecil. Apakah Anda berminat?”

Orang itu melemparkan aura dominasi. Jangankan Fang Han, jika ada pembudidaya lain di sana, mereka juga akan tahu bahwa antara sikap dan ucapan orang tersebut jelas berbanding terbalik.

Ini hanya pemanis di mulut, serigala lapar yang coba memangsa daging kelinci.

Fang Han mengangkat kepala dan melihat pada sosok di depannya. Itu merupakan sosok dari laki-laki paruh baya dengan bahu yang lebar dan perawakan besar.

Otot-otot kekar dan kuat tentu disembunyikan dengan baik di balik jubah hitam yang ia kenakan. Wajahnya yang memiliki rahang yang kokoh. Serta hidung bangir sedikit lebih besar.

Mata orang tersebut terlihat agak menyipitkan. Namun, nyala api pada netranya terlihat liar dan tidak terkendali. Sifat dan tanda kelicikan tergambar jelas di sana.

Fang Han masih acuh tak acuh, dan nada suara yang sedikit ditinggikan. “Enyah!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mu_Yan
wow.... keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status