Share

Mengais sisa patah hati

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-11 17:04:47

"Boleh. Sarapan dimana?" 

"Di kamarku."

Deg...

Apa Minaki sudah tidak sabar ingin melakukan 'itu'?

Jika iya maka jawabannya berbeda denganku yang akan menjawab 'aku belum siap'.

Bagaimana bisa baru bertatap muka sudah melakukan 'itu'? 

Otakku tiba tiba blank dan kacau. Karena selama ini hubunganku dengan Harumi hanya sebatas ciuman dan saling memegang. Bahkan hanya sekedar mas***basi saja aku belum pernah. 

"Jayka?" Panggilnya lembut.

Aku tersentak dari lamunan lalu tersenyum kikuk.

"Kenapa?" 

Aku menggeleng.

"Sarapan sekarang yuk?" Ajaknya.

"Minaki?" 

"Ya?" 

"Kenapa...tidak...sarapan di...ruang makan?" 

Minaki terkekeh lalu menatapku lekat. Juga dengan satu tangannya menopang dagu. 

"Kamu sangat mengagumkan Jayka."

Aku mengernyit heran. 

"Aku mau membahas sesuatu denganmu di kamar sambil sarapan." 

Oh...begitu rupanya. Ternyata aku salah paham dan berpikiran terlalu jauh dengan maksud Minaki. Setidaknya aku harus persiapan dulu bukan?! Persiapan memahami keinginan dan belajar bagaimana memuaskan lahir batinnya. 

"Bisakah kamu mendorong kursi rodaku ke dapur?"

Sesampainya di dapur, Minaki memerintahkan seorang pembantu untuk mengantarkan sarapan kami ke kamarnya.

Begitu sampai di kamar Minaki, aku terperangah. Luas kamarnya berkali lipat luas kamar asramaku. Juga, ada poster boyband go internasional asal Korea yang terpigura dengan elegan. Suasananya juga sejuk dan nyaman.

Ranjang dan furniture yang ada nampak elegan dan berkelas. Dan semua barangnya tertata dengan rapi.

Minaki memutar roda kursi rodanya menuju meja rias lalu mengeluarkan sebuah map.

"Jayka, duduk lah di sini." Perintahnya halus.

Aku menurut lalu duduk di tepi ranjang yang terbalut sprei berwarna dusty pink. 

Andai Minaki normal, aku akan mengencaninya saat ini juga. 

"Kita kenalan dulu yuk?" 

Aku mengangguk. 

Minaki mengulurkan tangannya dan kujabat. "Aku Minaki Siraga. Aku terkena polio sejak usia enam tahun. Aku tidak punya banyak teman. Kamu?" 

"Aku...Jayka. Aku... seorang DJ. Aku----"

Minaki tersenyum tanpa melepas tanganku. "Kalau itu aku sudah tahu. Maksudku, latar belakangmu yang lain."

Aku ragu menjawabnya. 

"Wajahmu benar-benar berbeda. Kamu seperti bukan dari Jepang. Kulitmu coklat eksotis. Siapa dan dari mana kamu Jayka?" 

Aku diam tidak tahu apakah harus terbuka pada Minaki atau tidak. Pada Harumi saja aku tidak terbuka tentang jati diriku yang tidak bernasab karena itu adalah aib besar. Pun tidak jujur jika aku juga bekerja sebagai buruh gudang di pabrik makanan instan.

"Maaf." Minaki beringsut mundur lalu menunduk karena aku hanya diam.

Seharusnya aku menjalin keakraban dengan Minaki, bukan membuatnya terpuruk karena penolakan. 

Astaga!!! Aku bodoh sekali.

"Aku Jayka. Maksudku nama asliku Jaka. Aku dari Indonesia. Makanya kulitku coklat."

Minaki sedikit mendongak dengan senyum tipis yang terpaksa. Kedua matanya mengembun tanda hampir saja menangis. "Maaf Jayka." 

Serapuh inikah hati Minaki?

Hanya karena ekspresi wajahku yang kurang mendukung dia sudah terluka?

Apa dia sering mendapat penolakan? Atau perlakuan kurang baik dari lingkungan sekitar?

"Minaki?"

Minaki menggerakkan kursi rodanya ke belakang seperti ingin menjauhiku. Jika Minaki marah dan membatalkan acara ini maka aku kehilangan penghasilan tambahan untuk membeli tanah Bik Sun. 

Aku maju lalu meraih kursi rodanya. 

"Maaf Minaki." Aku berjongkok di depannya. 

Dia menatapku dengan sorot mata hancur lalu mengangguk. 

"Aku masih belajar. Maksudku beri waktu agar aku bisa beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Kumohon jangan tersinggung." 

Ia tersenyum tipis lalu mendung di wajahnya perlahan menghilang. 

"Kamu... masih mau menjalani hubungan ini Jayka?" 

Demi Tuhan. Aku memiliki ibu angkat yang baik, lembut, dan selalu kupatuhi. Melihat Minaki seperti ini rasa iba dan simpatiku muncul. 

Ia seperti memendam luka yang dalam seorang diri. Dan itu kentara di raut wajahnya yang putih pucat.

Aku mengangguk. "Iya. Tapi beri aku waktu untuk mengenalmu. Ini semua hal yang baru bagiku. Latar belakangku jauh berbeda dengan pekerjaan ini."

Dia mengangguk lalu mengembalikan map yang tadi sempat diambil ke dalam laci. 

"Apa itu Minaki?" 

Dia menatapku. "Surat perjanjian hubungan kita." Ucapnya lirih.

Sesaat kemudian pelayan datang membawakan sarapan kami. Menatanya di meja makan kamar Minaki lalu undur diri. 

Minaki terlihat tidak baik-baik saja karena terluka dengan segala hal yang berbau 'penolakan'. Karena hatinya rapuh dan sensitif. 

"Ayo kita makan sama-sama Minaki."

Hanya sebuah ajakan kecil dariku sudah membuatnya luluh. Yang benar saja?

Yang jelas, untuk mendapatkan gaji besar dengan menemaninya adalah prioritasku. Aku harus membuatnya nyaman di awal pertemuan ini. 

"Kamu seorang penggemar K-Pop?" Aku menyuap sesumpit nasi dan lauk.

Minaki tersenyum. "Iya. Aku ingin melihat mereka konser secara live suatu saat nanti. Mereka sangat keren." Ucapnya dengan memandang poster boyband itu. 

"Aku juga keren." Godaku untuk mencairkan suasana.

Minaki terkekeh geli sekaligus malu.

Entah bagaimana lincahnya mulutku mengucapkan kata kata membual ini. Seakan aku terlatih menjadi surrogate intimate man.

"Apa kamu ingin melihat konser mereka Jayka?"

"Tentu saja."

"Dengan siapa?"

Aku melihat sorot penuh harapan di matanya. 

Apakah dia berharap akan melihat konser itu suatu saat denganku?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Juniarth
terimakasih
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
kereennnn.. saye suka saye suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Satu Tahun Kemudian (TAMAT)

    POV MINAKI Satu Tahun Kemudian … Jayka benar-benar menunjukkan keseriusannya padaku selama satu tahun kami menjalani pernikahan kedua ini. Semua terasa indah dan melenakan karena sesungguuhnya hati ini masih lah miliknya meski sedalam apapun kesalahan yang Jayka perbuat. Sungguh cinta sebodoh ini. Hari-hari penuh cinta selalu Jayka tawarkan padaku. Perlakuannya di ranjang juga tidak kalah hebatnya hingga aku diam-diam selalu menginginkannya. Maklum, usia kami masih tergolong pasangan muda. Meski kakiku memiliki keterbatasan, namun aku tidak menjadikan itu sebagai penghalang untuk memuaskannya juga. Aku ingin kami sama-sama menikmati dan bahagia. Satu bulan kemudian setelah pernikahan kami, Jayka membawaku ke Spanyol untuk melakukan pengobatan. Ditemani Mayka, pengasuh, dan manajer Jayka. Kaki yang terkena polio membuatku tidak bisa berdiri dan itu menyebabkan tulang punggungku tertekan dan terasa nyeri. Akhirnya dokter melakukan beberapa tindakan dan aku diwajibkan menjalani ter

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Pernikahan Kedua Kami

    POV MINAKI "Aku tidak hamil, Jay," selaku cepat kemudian menunduk. Menatap kedua tanganku yang ia genggam erat. Kemudian Jayka menghela nafas panjang dan menggunakan tangan kanannya untuk menaikkan daguku. Lalu memberiku satu ciuman di bibir. Meski hanya sekilas namun cukup membuatku panas dingin. "Setelah dari Spanyol, kita akan berusaha memberi Mayka adik. Tidak ada protes." Lalu ia kembali mencium bibirku sedikit lebih lama hingga dering ponselnya meminta perhatian. Dengan kedua tangan, aku mendorong dada Jayka agar menyudahi ciuman ini lalu menerima panggilan itu. Panggilan yang berasal dari manajernya. "Halo? Ada apa?" "Semua sudah beres." Jayka tersenyum lalu jemari kirinya mengusap sudut bibirku. "Terima kasih, manajer." Kemudian Jayka menekan tombol merah pada layar ponselnya lalu menghubungi seseorang kembali. Kali ini siapa yang ia hubungi? "Halo, Michiya. Apa kabar?" "Baik, Jay." "Terima kasih sudah mau menerima panggilanku. Sekali lagi, aku minta maaf untuk

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Bukan Lagi Lelaki Pemuas Mingguanmu

    POV MINAKI Kepulangan Dina ke Indonesia membuatku kehilangan adik sekaligus sahabat terbaik. Meski kami masih saling bertukar kabar melalui pesan singkat, namun aku berharap esok hari dia mau ikut calon besanku kembali menuju Jepang untuk menghadiri upacara pernikahanku dengan Jayka. Masih di lokasi yang sama di Kuil Aoshima, rencana pernikahanku dengan Jayka agar digelar. Segala sesuatunya telah diurus oleh manajer Jayka dan dipastikan kuil tidak akan dibuka untuk umum selama pernikahan kami berlangsung. Tidak banyak yang kami undang mengingat banyaknya pro dan kontra yang terjadi di luar sana. Fans Jayka terutama, ada yang mendukung tapi tidak sedikit yang menghujat hubungan kami dengan melontarkan komentar negatif. Tapi Jayka selalu berkata 'jangan diambil pusing'. Agar tidak membuatku merasa tertekan dan tidak nyaman. Bahkan ia sengaja tidak mengatakan kapan upacara pernikahan kami akan digelar agar tidak ada paparazi yang menguntit. Cukup menyewa fotografer profesional dan me

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Perginya Saudara Terbaikku

    POV MINAKISepeninggal Sagawa dari villa keluargaku di Ebino, aku mengajak Dina kembali ke Miyazaki. Aku menyarankan dia agar tidur di rumah kedua orang tuaku beberapa hari ke depan untuk membuat hatinya tenang.Dan betapa terkejutnya Jayka ketika melihat Dina telah berada di rumahku esok harinya, karena Jayka fikir Dina sedang menemani Sagawa di Ebino. Untuk masalah patah hati itu, aku sengaja menyembunyikannya dari Jayka. Biarlah Dina sendiri yang mengatakan pada kakaknya itu. Khawatir jika ada kata-kataku yang tidak sesuai dengan apa yang Dina rasakan. "Mas, pesanin aku tiket pulang ke Indonesia," ucap Dina pada Jayka.Wajah sendu dan tidak bersemangat menunjukkan betapa sedih suasana hatinya. Padahal tadi aku sudah mengatakan padanya agar tidak menunjukkan betapa hancur hatinya agar Jayka tidak bertanya-tanya. Jayka yang sedang menyuapi Mayka, akhirnya menoleh ke arah adiknya itu. "Kenapa? Tiga minggu lagi aku dan Minaki mau nikah, Din. Ibu Bapak juga bakal kesini. Kok kamu mal

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Seperti Inilah Akhirnya

    POV MINAKI "Aku dan Sagawa ... kami sudah ... " "Sudah apa, Dina?" tanyaku semakin penasaran hingga tidak terasa aku meremas tangannya sangat erat. "Kami ... pernah seranjang bersama, Minaki San." *** Usai Dina mengakui hubungannya dengan Sagawa sudah sejauh itu, kepalaku teramat pusing sekali. Aku hanya khawatir Dina hamil dan keluarga Sagawa tidak mau mengakuinya. Berulang kali aku melihat jam di dinding dengan hati kesal karena Sagawa belum kembali juga padahal senja sudah tiada. Dan aku sudah menghabiskan dua cangkir kopi hitam sembari menunggunya. "Kamu kemana, Sagawa?!" geramku dengan jemari mengetuk-ngetuk sandaran tangan di kursi roda. Sengaja, aku menyuruh Dina istirahat agar dia tidak terlihat seperti mayat hidup. Aku paham sekali bagaimana terpukul dirinya menyadari jika mimpi indahnya bersama Sagawa telah usai. Dia harus bangun dan menyadari bahwa Sagawa haruslah kembali ke Tokyo seperti kemauan ibunya. Soal mahkotanya yang telah diambil Sagawa, bukankah mere

  • Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna   Satu Masalah Besar Yang Tertinggal

    POV MINAKI Terpaan angin pantai itu membuat pakaian dan rambutku berkibar-kibar namun kedua mataku tidak lepas menatap Mayka dan Jayka yang sedang bermain pasir dan hewan-hewan kecil di pesisir pantai. "Aku meulis harapan, semoga tidak lagi hidup dengan Jayka." "Minaki!" seru Kak Yamada dengan suara tidak terima. Kedua matanya menatapku dengan sorot emosi lalu aku memberikan senyum terbaik. "Aku belum selesai berucap, Kak." "Ingat Mayka jika kamu menolak Jayka. Anakmu itu akan menjadi korban. Dia akan merasa kosong karena kehilangan sosok ayah dalam dirinya!" "Aku menulis harapan semoga tidak lagi hidup dengan Jayka, bila sekali lagi dia menyelingkuhiku." Kak Yamada menghela nafas panjang lalu berbalik menatap Jayka dan Mayka yang masih bersenang-senang disana. "Jayka sudah berjanji padaku bahkan dia sudah mengganti beberapa aset kekayaannya atas namamu. Demi meyakinkanku dan Papa untuk diberi izin kembali meminangmu." "Benarkah?" *** Pagi-pagi sekali aku teringat dengan ag

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status