Share

Bab. 96

"Kau marah?”

“Tidak ada alasan aku untuk marah,” jawab Dewa sambil menghela nafas berat.

“Maaf….” Kalila akhirnya memberanikan diri untuk meminta maaf. Padahal lidahnya begitu kelu untuk mengucapkan kata-kata maaf itu.

“Bukan salah kau,” jawab Dewa yang kemudian menyalakan rokoknya karena, pikirannya begitu penat. Sehingga dia perlu zat nikotin untuk merelaksasi kan pikirannya.

Kalila semakin merasa bersalah, apalagi saat melihat Dewa yang beberapa kali tampak menarik rambutnya. Karena mungkin kepala Dewa begitu sakit. Kalila tahu rasanya pasti sangat sakit saat harus menahan hasrat yang sudah seharusnya dikeluarkan, namun malah ditahan.

Dewa menghisap rokoknya dalam dan membuang asapnya dengan perlahan sembari kembali menghela nafas. Memang Dewa memilih kamar mereka yang bebas merokok, karena memang antara dia dan Kalila sama-sama perokok berat.

“Ini sudah malam,” ujar Kalila kemudian, yang bermaksud mengajak Dewa untuk masuk ke kamar dan beristirahat.

“Udah hampir pagi,” jawab Dewa
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status