HASRAT TERPENDAM SANG PUTRA MAHKOTA

HASRAT TERPENDAM SANG PUTRA MAHKOTA

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-08-19
Oleh:  Chana LeeOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
30Bab
273Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Elkan hidup di rumah mewah mertuanya layaknya pembantu—direndahkan, dicibir, bahkan dilecehkan secara halus oleh para perempuan di dalamnya. Istrinya tak pernah sudi disentuh, adik iparnya gemar menggoda sambil menertawakan "kelakiannya", dan sang kakak ipar janda tak segan mengajak bermain di balik pintu kamar. Mereka mengira Elkan hanya pria miskin tak berharga—tubuh yang bisa dihina, hasrat yang bisa dipermainkan. Tapi mereka lupa… pria yang mereka hina diam-diam adalah pewaris mahkota konglomerat besar. Dan saat Elkan mulai mengambil alih segalanya, permainan berbalik. Kini, satu per satu wanita di rumah itu mulai merayunya bukan untuk mengejek… tapi karena benar-benar menginginkannya. Dan Elkan? Ia bisa memilih… siapa yang akan ia cicipi—dan siapa yang akan ia hancurkan perlahan.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Menemukan Foto Mesum Istriku

Langit sore mulai merona jingga saat Elkan melangkah keluar dari halte bis tua. Ia masih mengenakan seragam kerjanya sebagai kurir barang. Di tangannya tergenggam sebuah kardus kecil berisi kue tart rasa cokelat seharga lima puluh ribu rupiah—hadiah sederhana untuk merayakan ulang tahun pernikahannya yang kedua dengan Anya, perempuan cantik dari keluarga Hartawan yang terpandang berbeda dengan dirinya yang kini hanya bekerja sebagai kurir, tiap hari berpanas-panasan demi gaji yang tak seberapa.

Ya, Elkan menikahi seorang putri dari kalangan terpandang. Sebuah kontras mencolok dengan latar belakangnya yang sederhana dan sering dipandang rendah.

Elkan adalah lelaki tampan, dengan senyum tipis. Meski penampilannya lusuh malam itusangat kontras dengan rumah megah yang sore itu ia masuki. peluh menetes dari pelipisnya, ia tetap terlihat menarik. Di dalam hatinya menyala semangat. Ia membayangkan Anya menyambutnya di depan pintu, mengenakan daster merah muda, dan berkata dengan manja, “Makasih, Sayang. Kamu ingat, ya, hari ini ulang tahun pernikahan kita?”

Namun, semua itu hanya angan. Yang menyambutnya di rumah mewah milik keluarga istrinya bukan pelukan hangat, melainkan tatapan sinis dari ibu mertuanya, Bu Mirna.

"Masih miskin dan bau keringat juga sudah berani masuk rumah ini. Coba bercermin, Elkan. Kamu itu bukan level kita," sindir Bu Mirna sembari menyesap teh dari cangkir porselen seharga gaji tiga bulan Elkan.

Elkan hanya menunduk. Ia tahu posisinya—di mata keluarga Hartawan, dia hanyalah pria miskin yang beruntung bisa menikahi sang putri. Bagai noda di atas karpet mahal, ia dianggap tak seharusnya ada.

Yang paling sering melontarkan komentar pedas adalah Citra, adik iparnya yang manja dan gemar berpakaian seksi. Sore itu pun ia muncul dengan celana pendek ketat dan tank top, menyipitkan mata ke arah kue di tangan Elkan.

"Mana Anya istriku? aku mau kasih Kue ulang tahun buat dia,"tanya Elkan kepada Citra yang tiba-tiba muncul.

"Astaga, kue supermarket? Ini ulang tahun pernikahan, bukan ulang tahun anak TK!Anya belum pulang kerja, atau mungkin sedang bersenang-senang dengan prialain yang jauh lebih kaya darimu yang hanya bekerja sebagai kurir" katanya sembari tertawa kecil.

Tak ada satu pun dari mereka tahu, pria yang mereka anggap rendahan itu sebenarnyamenyimpan rahasia besar bahw Elkan sebenarnya adalah Elkan Putra Mahendra, satu-satunya ahli waris Mahendra Group—konglomerat terbesar di negeri ini sekaligus masuk dalam jajaran 5 orang terkaya di Asia.. Ayahnya, Mahendra Santoso, adalah sosok misterius yang sengaja menyembunyikan Elkan sejak kecil demi menjauhkan sang putra dari intrik politik dan bisnis yang mengelilingi keluarga mereka.

Namun kini, di rumah itu, Elkan hanya dianggap sebagai pelayan, bahkan oleh istrinya sendiri.

Setelah rencana kejutannya yang berantakan, Elkan mengurung diri di kamar kecil di ujung lorong lantai dua. Ia membuka ponsel, mencari pengalih perhatian dalam galeri foto kenangan bersama Anya.

Tiba-tiba, sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. Ia membukanya, dan nyaris menjatuhkan ponsel saat melihat isinya.

Sebuah foto. Seorang perempuan dengan pakaian tidur tipis, berpose di ranjang mewah—wajahnya sangat mirip Anya.

Tangan Elkan gemetar. Di pundak perempuan itu tampak tanda lahir, persis seperti milik istrinya.

“Kalau kau pikir dia hanya milikmu, kau bodoh,” bunyi pesan di bawah foto.

Elkan tertegun. Jantungnya berdegup tak karuan. Ia mencoba menyangkal, tapi bayangan-bayangan mencurigakan kembali menghantui: Anya sering pulang larut malam, telepon yang tiba-tiba dimatikan, dan tatapan dingin yang kini menjadi kebiasaan.

Apakah ini alasan Anya tak mau pindah dari rumah mertuanya? Apakah ini alasan ia selalu menolak disentuh hingga dua tahun menikah, Elkan masih perjaka? Apakah semua ini hanya sandiwara?

Esoknya, saat sarapan, Elkan memandangi Anya yang duduk berjauhan di meja makan,dalam diam. Wajah istrinya tenang, cantik seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa.seolah-olah hari ulang tahun pernikahan itu tak penting baginya.

"Ada yang mau kamu omongin?" tanya Anya datar setelah melihat Elkan yang terus memandanginya, pertanyaan itu dilontarkan dengan dingin sambil iamenyuap croissant.

Elkanberpikir sekejap dan  nyaris menanyakan tentang foto semalam, tapi ia menahan diri.  karena Ia belum punya bukti kuat. Untuk sementara, ia memilih mengamati.

tak lama kemudianCitra tiba-tibadatang dan lewat hingga menyenggol bahunya. “Kok bengong aja, Kak El? Galau ya? Jangan baper deh, nanti cepat tua. Lain kali kalau mau rayain ulang tahun pernikahan, bawalah kue yang layak, bukan kue murahan anak TK!”

Semuanya tertawa. Menertawakan Elkan termasuk Anya -istrinya .

Di dalam hati, Elkan bersumpah, suatu saat dunia akan berbalik. Orang-orang yang kini merendahkannya akan terdiam saat tahu siapa dia sebenarnya.

Malam harinya, hujan deras mengguyur. Elkan termenung di teras belakang rumah, mencoba menenangkan pikirannya. Kue ulang tahun yang ia beli masih utuh di kulkas, tak tersentuh. Anya bahkan masuk kamar tanpa sepatah kata, seolah tanggal itu tak berarti apa-apa.

Tak lama, ponseln Elkan kembali bergetar.

Nomor tak dikenal.

Elkan hampir mengabaikannya, tapi rasa penasaran membuat jarinya menekan tombol hijau.

“Halo?”

Suara berat dan tua menjawab. “Elkan... Ini Paman Tirta. Dari Yayasan Mahendra.”

Darah Elkan langsung naik ke kepala. Sudah bertahun-tahun nama itu hilang dari hidupnya. Yayasan Mahendra adalah bagian dari jaringan perusahaan ayahnya, Mahendra Santoso—sosok yang selama ini hanya hadir dalam bisikan dan dokumen rahasia.

“Ayahmu... sedang sakit keras,” lanjut suara itu. “Dia ingin bertemu. Katanya, waktunya sudah dekat. Kamu harus ambil alih semua perusahaan!”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
30 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status