Share

Part 56. Penyesalan yang terlambat.

Naira dan Alpan nampak mengendap-endap memasuki kamar Tuan Besar Sudarta. Naira menarik tangan Alpan agar lebih cepat lagi.

Laki-laki tua itu nampak tertidur pulas. Sejenak mereka memperhatikan Tuan Besar Sudarta, lalu Naira memberi kode kepada Alpan untuk memulai aksi mereka.

“Kek... Bangun Keek..!!” Alpan membangunkan Tuan Besar Sudarta.

Alangkah kagetnya lelaki itu melihat Alpan dan Naira begitu lancang memasuki kamarnya.

“Mau apa kalian masuk kesini..?!” Agak tergagap Tuan Besar Sudarta tersentak bangun.

Ia berdiri dan memandang marah kepada Alpan yang berdiri dengan sikap tidak sopan.

“Mau apa kamu Alpan..?!” Tuan Besar Sudarta membentak cucunya itu.

“Mau tanda tangan Kek..!” Seru Alpan tidak kalah keras lalu menghempaskan satu bendel dokumen di meja yang terletak disudut kamar itu.

Naira hanya memandangi dengan wajah sinis. Ia memang tidak menyukai ayah mertuanya itu.

“Apa ini..?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status