Petualangan Nerva

Petualangan Nerva

Oleh:  sidiq winiaji  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
29Bab
2.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kisah fiktif dengan latar belakang keruntuhan abad keemasan islam. Nerva, pribadi yang penakut dan terlihat buruk dimata orang, ingin sekali agar menjadi lebih baik dan diterima setiap teman. Kehidupannya di masa lalu membuatnya diasingkan oleh orang- orang. Saat Mongol mulai menginvasi tempat ia dilahirkan, Ia sangat terpukul atas apa yang menimpa orang yang ia kenal. Dan kini Nerva akan terus berjuang agar dirinya menjadi orang yang benar, baik, dan bermanfaat bagi siapapun yang ia temui.

Lihat lebih banyak
Petualangan Nerva Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
29 Bab
Memegang Sebuah Janji
Ada seorang pemuda hidup dimasa abad pertengahan di suatu tempat yang sangat terpencil di Asia Kecil, dia bernama Nerva. Pemuda itu tumbuh dibawah asuhan pelayan setia keluarganya dengan baik. Namun Nerva muda justru mengambil langkah yang salah dalam hidupnya. Dia selalu berbuat ulah sehingga penduduk disana menjadi resah atas sikapnya. Nerva melakukannya karena dirinya kesepian dan butuh teman untuk ngobrol. Nerva muda memiliki seorang kakak perempuan yang cantik namun sangat pemarah terhadap dirinya. Dan Nerva muda memiliki dua orang adik, laki-laki dan perempuan. Nerva sangat sayang dengan mereka semua, namun kedua adiknya harus berpisah dengannya karena seorang Gubernur yang berkuasa di wilayahnya menginginkannya untuk dijadikannya anak asuh. Mereka berdua tentunya sangat sulit untuk sekedar menyapa Nerva di kampungnya karena kehidupan istana yang penuh ketertut
Baca selengkapnya
Kekhalifahan Abbasiyah
Kejayaan kekhalifahan Abbasiyah telah berjalan selama 5 abad. Banyak penaklukan yang dipimpin oleh Khalifah yang berkuasa dengan wilayah yang luas. Namun dalam perjalanannya selalu dihinggapi intrik politik, tapi beruntung hal tersebut dapat diatasi  dengan strategi panglima dan pemimpin handal dari masa ke masa.  Didalam istana Qashru al-Dzahab Khalifah al-Mu’tasim Billah saat ini sedang sibuk bermain dengan anak-anaknya yang masih kecil dan lucu.  “Sini Sarah, engkau harus menerima hukuman dariku karena telah membuatku marah” sambil berkata dengan nada bercanda kepadanya. Anak anak yang lain pun berlari-lari di ruang khalifah sembari menggoda sang raja untuk bermain kuda-kudaan. Para pelayan yang mengawasinya cekikikan dan saling tertawa. Namun demikian, kharisma sang khalifah tetaplah mengalahkan sikapnya yang lemah lembut terhadap
Baca selengkapnya
Membawa Sepotong Ilmu
Aku, Abdullah dan Hasan menyusuri jalan terjal ke arah barat daya. Mereka sampai di desa yang masih selamat dari amukan Tartar dan Mongol, tempat tersebut berada di dekat gunung yang terpencil jauh dari peradaban. Seluruh penghuni desa melihat kami dengan wajah penuh keheranan. Kami pun datang dan menyapa mereka. Mereka pun juga menyapa kami dan berlaku ramah terhadap kami. Akhirnya aku bisa beristirahat tenang bersama manusia yang lain. Mereka terlihat begitu kusut dan banyak yang kurus. Wajah mereka terpancar ketenangan dan keceriaan dalam hidup. Aku pun berkenalan dengan mereka. “Assalamu’alaykum. Semoga Allah merahmati kalian.” Salam ku terhadap mereka. “Wa’alaykumussalam, semoga Allah juga merahmati kalian, musafir .” “Apakah kami bisa beristirahat di sini?” tanyaku. 
Baca selengkapnya
Menjaga Sebuah Amanah
Aku, Hasan, dan Abdullah kemudian turun ke sebuah lembah yang disana terdapat kota yang terbakar. Kami bertiga berencana ingin menyelamatkan siapapun yang mampu kami tolong. "Berlindunglah di balik tembok itu, dan jangan melakukan hal-hal yang bodoh" pungkas Hasan kepadaku. Banyak sekali yang tewas mengenaskan yang sebagian besar adalah rakyat biasa.Apa yang harus kita lakukan dengan mereka? Aku kasihan dengan mayat-mayat ini.. "Awas adalah tentara Mongol yang lewat"Kami lalu berlindung di rumah yang hancur Sesampainya di sebuah tempat yang masih tersisa berapa kehidupan dari kebengisan tentara Tartar dan Mongol, kami bertemu dengan nenek tua yang sangat renta dan pesakitan. "Kemarilah cepat, jangan sampai mereka menemukan kalian disini," ajak nenek tersebut kepada kami bertiga agar mereka berlindung di rumahnya da
Baca selengkapnya
Kasih Sayang
Aku merubah arah perjalananku yang tadinya menuju Baghdad sekarang menjadi ke arah ibukota Kwarezmia, Urgench. Aku pernah mendengar bahwa disana terdapat ibuku yang dulu hingga sekarang bekerja sebagai pelayan. Aku lalu mengusulkan kepada Hasan supaya kami singgah terlebih dahulu ke arah Urgench.“Boleh, tapi waktu kita tinggal sedikit karena kita harus melaporkan kepada Khalifah jika Mongol sudah mencapai Kwarezmia dan menghacurkan segala yang ia temui disini.” Pungkas Hasan.“Apakah kamu mau jika aku mengajakmu bertemu ibuku, Ruqqayah?”“Aku sangat senang jika aku bertemu dengan ibundamu, suamiku.” Jawab Ruqqayah.Perjalanan dari tempat Ruqqayah tinggal dengan Urgench membutuhkan waktu hampir seminggu perjalanan.  Dan aku berharap disana aku mendapatkan busur panah dan beserta perlengkapannya.“Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kuda disana. Jadi perjalanan kita menuju ke arah Baghdad menjadi cepat
Baca selengkapnya
Kekaisaran Mongol
Sepenggal informasi tentang tujuan Mongol menyerang dinasti Kwarezmia. Gengis Khan menunggu-nunggu bagaimana hasil yang telah diperoleh duta besarnya sejumlah 500 orang diantaranya kaum muslim yang diutus menjadi perantara Mongol dengan Khwarizmia. Perang yang bertahun-tahun melawan dinasti Jin telah banyak menghabiskan cadangan gandum untuk menghadapi musim dingin. Dengan harapan agar mereka bisa membawa manfaat bagi Mongol dan menjalin hubungan yang baik dengan Kaum Muslimin di Timur Tengah.Khwarizmia adalah tempat yang sangat strategis dan kaya raya, karena disinilah jalur yang menghubungan antara dunia timur dan dunia barat. Yaitu Jalur Sutra.........“Khan, mengapa tuan tidak duduk saja sembari melihat dedaunan pohon plum yang berguguran di sekitar sungai? Aku yakin Ayah akan terhibur.” Tolui anaknya mencoba mengajak ayahnya untuk menenangkan diri setelah mengalami pertempuran yang panjang.“Aku belum merasa t
Baca selengkapnya
Kerinduan
Sudah hampir sore kami menunggu di depan pintu gerbang mengharap belas kasih dari dalam benteng, mereka masih saja keras kepala.“Apakah kita harus pergi dari sini, Abdullah?” tanyaku penuh rasa kesal.“Bersabarlah Nerva, kita pasti akan ditolong oleh mereka.” Abdullah terus melembutkan hatiku agar lebih tenang dalam menghadapi situasi yang sulit ini.“Nerva aku haus...” Pinta Ruqqayah. Aku kebingungan melihat kiri kanan untuk mencari air yang menggenang barangkali ada beberapa yang bisa membuat rasa haus ini sedikit berkurang. “Anak muda, aku ada beberapa air yang bisa diminum, minumkanlah untuk gadis yang ada disampingmu itu.” Tawar seorang bapak berpakaian lusuh di sampingku.“Terimakasih pak, apakah ini bisa menggantikannya?” lalu aku menyodorkannya kepadanya pisau berlapis perak, dengan harapan dia bisa menerimanya dengan senang hati.“Ambilah kembali, aku yakin kit
Baca selengkapnya
Bekal Kehidupan
Impianku selama ini telah terwujud. Aku sangat senang bertemu dengan ibuku, aku selalu memimpikannya ketika tidur di malam hari, aku merasa sangat senang jika ia selalu bersamaku dan memasakkan kue untukku setiap hari. Namun kemaslahatan sebuah tatanan negeri membuatnya pergi dariku, aku pun telah memaafkannya. Aku berharap dia bisa pulang membawa sepotong senyuman yang mencairkan dinginya rasa rinduku kepadanya.Sekarang dirinya ada di hadapanku, aku ingin sekali mengobrol lama dengannya, namun sekarang aku harus menyadarkan ibuku akan pentingnya memperhatikan masalah ini. Masalah keselamatan diri kami menghadapi badai kehancuran yang dibawa oleh pasukan Mongol. ..............“Ibu, ayo kita pergi dari sini. Ancaman pasukan Mongol benar-benar dekat dan menakutkan, maukah engkau pergi bersamaku ke tempat aman yang jauh di sana, ibunda?” Aku memohon dengan lemah lembut kepadanya supaya beliau mau menurutiku.“Tidak Nerva, aku mempun
Baca selengkapnya
Kehormatan Seorang Muslim
“Kenapa orang-orang tidak percaya kepada kita jika di timur kota terdapat celah keluar dari beteng?” Aku terus mengajak mereka mengikuti ku tetapi mereka enggan untuk keluar dari sini.“Ayo Nerva kita cari Abdullah dan Ruqqayah, barangkali mereka sudah di depan celah yang kamu beritakan padaku.” Hasan mengajak agar kami berempat bisa berkumpul dan memikirkan rencana keluar dari beteng.Aku kemudian kembali menuju ke tempat kuda yang Ibundaku janjikan yang lokasinya dekat dengan celah di bagian timur. Berkali-kali tentara Mongol melemparkan manjanik ke arah kota sehingga seisi kota menjadi berantakan. Banyak mayat-mayat yang tertimpa reruntuhan. Rumah-rumah terbakar, dan para Ibu kehilangan anaknya.“Apakah benar kesini jalannya?” tanya Hasan“Ibuku bilang di sebelah timur ada pegunungan, tetapi kenapa hanya ada beteng dan kemudian padang pasir......” tanyaku kesal karena aku telah dibohongi oleh Ibuku.
Baca selengkapnya
Selamat Tinggal, Khwarezmia
Kami terus menerjang barisan musuh dan selalu berusaha mengawal Shah hingga kami hampir keluar dari pasukan pengepung. Aku terus memacu kudaku dengan terus memanah setiap kali aku memiliki kesempatan. Dan dari belakang kami selalu dihujani anak panah hingga kakiku terkena anak panah yang menyasar. Saat ini pasukan pengawal Shah masih tersisa 100 orang dengan masing-masing membawa luka anak panah yang terus kami tahan rasa sakitnya.“Matahari sudah hampir terbit, kita harus segera keluar dari pasukan pengepung!” Perintah komandan prajurit pelindung Shah baris depan.Tentara Mongol mulai mengumpulkan kekuatan dan mulai mengejar sisa-sisa pasukan pelindung Shah. Kami tidak mengetahui lagi bagaimana nasib pasukan yang menjadi umpan. Apakah mereka sudah binasa ataukah ada keajaiban yang tidak disangka-sangka.“Mereka mulai dekat dengan kita, komandan.”“Sekarang pergilah dahulu bersama Shah dan beberapa pasukan pelindung, kita ham
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status