Gerald mengangguk, lalu menjawab, “Ya. Aku dan temanku berasal dari Jaellatra. Karena kami tidak punya uang, aku memutuskan untuk menjual batu giok itu.” “Apa kamu tidak tahu betapa berharganya giok naga hijau?” ujar Pangeran Severin heran. Sejujurnya Gerald tidak tahu apa-apa. Jika bukan karena sangat membutuhkan uang, ia tidak akan menjual batu giok itu. Ia bahkan belum mempelajarinya. Tetapi dari nada suara Pangeran Severin sudah cukup untuk memberi tahu Gerald betapa berharganya jimat giok itu. Gerald yang makin penasaran pun menggelengkan kepalanya dan bertanya, “Sayangnya aku tidak tahu apa-apa, Pangeran Severin. Tolong jelaskan padaku!” "Baik! Batu giok yang kamu jual padaku adalah simbol naga hijau dan orang yang memilikinya akan punya kekuatan naga hijau! Kalau kamu belum tahu, di antara empat Binatang Suci, naga hijau adalah yang terkuat!” jelas Severin. Setelah mendengar itu, ketiganya langsung terkejut. Tak disangka liontin batu giok itu sangat berguna! Setelah me
Namun, saat dia hendak menyentuhnya, bayi naga itu langsung merespons dengan raungan kecil! Dengan menunjukkan dua taring kecilnya, itu membuat hati Nori semakin terenyuh. "Oh? Kamu mau jahat padaku padahal aku memperlakukanmu dengan sangat baik, sobat kecil?” ujar Nori dengan nada bercanda.Seakan tahu sedang dimarahi, bayi naga itu pun dengan cepat meringkuk seperti bola. Melihat itu, Gerald tidak bisa menahan senyum. Gerald kemudian mengangkat bayi naga itu dan meletakkannya di telapak tangan. Berbeda dengan reaksinya terhadap Nori, naga itu tampaknya mempercayai Gerald, terlihat dari caranya menggosokkan pipi ke telapak tangan Gerald. Melihat betapa nyamannya naga itu berada di tangan Gerald, Nori menambahkan dengan nada ceria, “Sepertinya bayi kecil itu sangat mempercayaimu! Dia tidak melawan saat pertama kali kamu menyentuhnya!” Sebenarnya, bayi naga itu bertingkah demikian karena dia sudah akrab dengan aroma Gerald karena Gerald membawanya selama ini. Karena itu wajar s
Dengan kesimpulan itu, mereka bertiga mendongak ke atas dan yang membuat mereka takjub, mereka melihat buah-buahan yang tak terhitung jumlahnya. Buah itu memancarkan cahaya merah muda yang menyilaukan!"Wow! Buah-buahan itu terlihat sangat indah dan segar! Buah apa itu?” seru Nori kagum.Dia tidak melebih-lebihkan ketika dia menggambarkan betapa menakjubkannya buah-buahan itu. Tampaknya buah itu adalah tanaman asli dari Benua Leicom. Setelah memetik salah satu buah, Gerald bisa langsung merasakan energi aneh yang terpancar. Sungguh misterius.. Sedetik kemudian, ketiganya tersentak kaget ketika dua wanita yang mengenakan jubah putih panjang dengan sayap putih di punggung mereka, tiba-tiba turun dari langit! “Siapa kalian? Beraninya menerobos masuk ke sini dan mencuri buah suci kami!” teriak salah satu wanita sambil menunjuk Gerald dengan marah. "Wanita-wanita ini sangat kuat, Gerald!" ujar Zelig memperingatkan setelah melihat betapa anehnya kedua wanita itu. Sejauh yang ia tah
“Buah istimewa ini adalah buah suci yang dikenal sebagai apel Surga!” jelas wanita bermahkota itu. Dari penjelasannya, diketahui bahwa apel Surga hanya matang sekali setiap seratus tahun. Karena buahnya mampu mengisi kembali energi dan menyembuhkan luka, buah itu adalah bahan dasar farmasi di Benua Leicom. “Hmm begitu, tapi itu tidak menjelaskan alasan naga itu begitu tertarik pada apel Surga. Padahal tadi aku sudah memberinya daging, tapi dia sama sekali tidak berminat,” jawab Gerald yang bingung. Wanita bermahkota itu kemudian tertawa dan berkata, “Jika memang begitu, aku jadi makin yakin bahwa naga hijau itu adalah salah satu Binatang Suci dari Benua Leicom. Pasti kamu menemukannya saat melakukan tantangan di Negeri Dongeng, benar kan? Perlu kamu tahu bahwa naga itu hanya akan memakan apel Surga!” Wanita bermahkota itu berdehem sejenak sebelum kemudian menambahkan dengan nada yang lebih serius, “Karena naga hijau itu memilihmu untuk menjadi tuannya, aku yakin kamu bukan orang bi
“Kami ke sini untuk mendaftar di Akademi Leicom agar bisa menjadi lebih kuat!” jawab Nuri. "Akademi Leicom?" tanya Gerald merasa bingung. Nori dan Zelig kemudian menjelaskan soal akademi itu kepada Gerald. Pada dasarnya, Akademi Leicom adalah akademi terbesar untuk para ksatria di Benua Leicom. Sekali setiap dekade, akademi akan memilih murid-murid berbakat dari berbagai benua untuk mendaftar di sana, dan mereka yang terpilih biasanya akan menjadi yang terkuat. Akademi ini juga memiliki sistem di mana murid dengan kemajuan paling menonjol akan ditunjuk sebagai ketua angkatan. Tak perlu dijelaskan lagi, mendapatkan gelar itu adalah sebuah kehormatan besar. Itulah alasan semua orang dari Jaellatra datang kemari. Gerald sendiri tidak tahu soal itu karena hanya orang-orang dari Jaellatra yang tahu tentang Benua Leicom. Setelah mengerti yang terjadi, Gerald pun bertanya, “Dan… Bagaimana caranya kita mendaftar di akademi?”Setelah mendengar cerita Nori, Gerald menjadi tertarik mas
Setelah itu, mereka menyaksikan seorang pria berjubah biru turun dari langit… Mendarat dengan mantap di depan orang banyak, kehadirannya membuat semua orang terpana. "Selamat datang. Namaku Karsten Ykink. Aku adalah pengawas ujian Akademi Leicom. Jadi aku yang akan menjadi kepala penguji tes kalian hari ini. Jika kalian belum tahu, kalian bisa mendaftar jika lulus ujian kami!” jelas Karston. Berikutnya, Karsten melambaikan tangannya, menimbulkan embusan angin yang besar. Hal berikutnya yang terjadi adalah dua panggung besar tiba-tiba muncul di hadapan mereka! “Baik, langsung saja. Para pria harus mengantre di panggung kiri sementara wanita di sebelah kanan. Kalian semua akan melawan perwakilan dari Akademi Leicom. Untuk lulus ujian, semua kandidat harus bisa menahan serangan dari mereka! Bagi yang berhasil menahan tiga serangan berturut-turut, kalian akan masuk ke kelas elit! Kalau berhasil menahan dua serangan, kalian akan masuk ke kelas menengah! Dan yang hanya mampu menahan
Kedua pria itu tidak sempat mengantisipasi dan menyaksikan sosok itu melancarkan dua tendangan secepat kilat berturut-turut! Hal berikutnya yang mereka tahu, mereka sudah terbang di udara! Setelah melihat itu, pria berbaju biru langsung terkejut. Tidak terpikir olehnya bahwa ada orang yang berani memukuli anak buahnya! “Tiga lawan satu? Dasar pecundang tidak tahu malu!” ejek si penyerang yang tidak lain adalah Gerald.“Kau… Siapa kau? Beraninya kau ikut campur! Kau mau cari mati?" balas pria berbaju biru sambil memelototi Gerald. Tentu saja, Gerald sama sekali tidak takut pada mereka.“Siapa, aku? Aku hanya orang yang lewat dan tidak tahan dengan bajingan sepertimu!” jawab Gerald dengan nada santai. "Dengar! Kalau kau belum tahu, namaku Yan Zanetti! Putra tertua dari Keluarga Zanetti dari Negara Bagian Jouen Jaellatra! Sekarang berlutut di depanku dan minta maaf! Kalau tidak, kau akan rasakan dunia yang penuh penderitaan!” ujar Yan geram. “Aku tidak peduli siapa kau. Kalian semua
“Ooh...aku Gerald Crawford!” jawab Gerald sambil memperkenalkan dirinya dengan sopan. Cyril mengangguk kemudian lanjut memuji, “Saudaraku Gerald! Kamu tadi sungguh luar biasa!” "Ah, itu bukan apa-apa, aku hanya mencoba membantu," jawab Gerald dengan tenang. Setelah tersenyum tipis pada Cyril, Gerald kemudian berbalik untuk melihat Yan. Tetapi ternyata pria itu sudah menyelinap pergi. Ah, dia juga tidak begitu tertarik meladeni Yan sejak awal. Lagi pula, ada banyak orang lain di dunia ini yang seperti Yan dan Gerald tidak mau buang-buang waktu memberi pelajaran kepada orang seperti mereka. Lamunan Gerald buyar ketika kemudian Cyril bertanya, "Saudara Gerald, aku ingin bertanya sesuatu. Apakah kau mau menjadi temanku?" Karena tidak ada alasan untuk menolak, Gerald pun mengangguk setuju. Beberapa saat kemudian, proses seleksi dimulai. Karena tidak sedang terburu-buru, Gerald, Zelig, dan Cyril menyempatkan diri untuk menonton peserta lain terlebih dahulu. Gerald berdiri di dekat pan