Pria botak itu punya bekas luka di wajahnya, dia terlihat sangat galak.“Boss Sven, akhirnya Anda kembali!” pekik salah satu dari mereka.“Sven! Sven!" Semua orang bersorak. Mereka meluapkan emosi yang tersimpan selama setengah tahun. Pimpinan mereka, sang raja Kota Surgawi, akhirnya kembali. Siapa lagi kalau bukan Sven Westmore? “Boss Sven, Anda sudah lama pergi untuk melanjutkan studi di bidang seni kuliner dan sekarang, Kota Surgawi telah berubah! Saudaramu…" Sven melambaikan tangannya untuk meminta semua orang diam. “Aku tahu tentang semua yang telah terjadi. Leif dibunuh, markas kita disusupi, dan Raja Ginseng sudah direbut. Aku tahu semuanya!"“Royal Dragon Group? Mereka pikir tidak ada lagi kekuatan Westmore yang tersisa di Kota Surgawi?" sorot mata Sven dingin dan tajam.***Sementara itu di markas Royal Dragon Group..“Ke mana Bos pergi? Masih belum ada kabar?” "Yang kami tahu hanyalah dia pergi ke arah utara dan dia ada di Weston. Bahkan orang-orang dari Jepang telah meng
Meskipun musim dingin di Pulau Kolonel telah berlalu, seluruh wilayah masih sangat dingin. Sebelumnya turun salju dengan lebat selama tiga hari berturut-turut dan akhirnya berhenti.Akibatnya, pulau yang dingin itu diselimuti lapisan berwarna perak.Meskipun kedinginan, beberapa pria yang mengenakan pakaian hitam terlihat berdiri dengan hormat di dekat pintu masuk batu sebuah gua di pulau itu. Mereka merupakan para petinggi di Soul Palace.“Menurut waktunya, harusnya sekarang hampir selesai." ujar Kakek Welson kepada para pemimpin itu saat angin kencang tiba-tiba meniupkan butiran salju—yang mulai turun lagi—ke wajah mereka. Beberapa detik kemudian, suara gemuruh terdengar saat pintu batu yang berat itu dibuka.Saat semua orang menoleh, mereka melihat seorang lelaki tua keluar dari gua bersama seorang yang jauh lebih muda."Tuan! Tuan Muda! Selamat datang kembali dari pelatihan Anda!” seru semua orang yang hadir secara serempak.Daryl kemudian tertawa keras dan menjawab, “Cukup! Seger
Bentakan Gerald yang tiba-tiba membuat wanita itu ketakutan hingga tubuhnya gemetar seolah-olah dia baru saja disambar petir.“B-baik, Tuan Muda!” jawab wanita itu dengan canggung lalu bergegas meninggalkan ruangan. Tiga hari kemudian, pesta di Soul Palace akhirnya berakhir. Pada pagi hari setelahnya, semua orang di Soul Palace berkumpul di lapangan utama di pulau itu."Kamu telah berhasil melalui transformasi neraka, Gerald, dan harus kukatakan bahwa hasil akhirmu jauh melebihi harapanku. Meskipun saat ini kamu bisa mengontrol emosimu dengan baik, itu masih belum stabil. Jika kamu ingin memiliki berkah naga secara maksimal, kamu harus meminum darah rubah suci. Itu akan membantumu mengontrol emosi. Aku akan menyuruh Kakek Welson menemanimu ketika kamu kembali ke sana.""Aku mengerti, Kakek. Oh, iya, kapan Kakek akan kembali ke sana? Sejujurnya Ayah sangat merindukanmu,” jawab Gerald dengan santai.Daryl mengangguk, lalu menepuk bahu Gerald sambil berkata, "Aku akan kembali ketika wakt
Orang yang dia maksud tentu saja tidak lain adalah Gerald.Wanita itu adalah Yukie, orang yang melayani Gerald beberapa waktu lalu ketika dia pertama kali mendirikan Royal Dragon Group. Melihat wanita yang berlinang air mata itu berlari ke arahnya, Gerald merasakan sakit yang sangat di dadanya saat dia menyadari betapa parahnya penderitaan Yukie.“Kamu sudah sangat menderita, Yukie. Jangan takut, karena aku telah kembali!” kata Gerald saat dia menuntunnya ke salah satu helikopter.Yukie berpegangan erat pada lengan Gerald saat mereka berjalan, seakan tidak ingin berpisah. Yukie telah merindukan Gerald dari senja hingga fajar sejak hari Gerald pergi setengah tahun yang lalu.Dan masih saja, perasaan aneh apa yang menyusup dalam dirinya saat bertemu kembali dengan Gerald? Yukie berusaha menampik pikiran itu, karena dia tahu ada hal-hal yang lebih serius yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Sambil menyerahkan folder dokumen kepada Gerald, dia berkata, "Sven kembali, Tuan ... Drake,
Setelah beberapa saat, jeritan malang itu perlahan mereda. Kemudian Gerald, Yukie, dan anak buahnya kembali ke markas.Setibanya di sana, Gerald menyuruh Yukie untuk berbaring dan istirahat. Dia lalu berpaling pada Welson dan bertanya, "Jadi, di mana Sven sekarang?""Setelah menyelidikinya, kami menemukan dia sedang menyiapkan sebuah pesta di Heavenly City Hotel saat ini. Dia mengundang beberapa orang penting dari Kota Surgawi karena dia ingin mereka menyambut kepulangannya. Kami juga menemukan Drake, Tyson, dan Whistler telah disiksa, tetapi nyawa mereka masih selamat, setidaknya untuk saat ini.""Hasil penyelidikan kami juga mengungkap Sven pergi ke negara Asia Tenggara setengah tahun yang lalu untuk menambah kekuatan diri. Karena itu, sekarang dia memiliki kemampuan diri yang jauh meningkat,” jawab Welson sambil tersenyum kecut."Begitu rupanya. Maka kita harus menghadapinya sekarang juga sebelum dia menimbulkan masalah lebih besar lagi di waktu ke depan. Welson, tetap di sini dan j
“Demi Tuhan, cepat sebutkan namanya!" sahut Juliet yang kini sangat gugup."Aku bertemu Gerald!" jawab Tulip."Apa?" jawab Heidi dan Juliet dengan mata terbelalak."Ya, memangnya kenapa kalau kamu bertemu Gerald? Kenapa kamu ketakutan begitu?" tanya Heidi."K-karena..." Namun sebelum Tulip sempat menjawab, Sven—penyelenggara acara malam ini—melangkah ke atas panggung dan berkata, “Mohon perhatian, Tuan dan Nyonya.” Sven mengangkat tangan untuk memberi tanda kepada semua orang agar diam. Aula pun hening seketika.“Hari ini aku telah kembali. Pertama, izinkan aku untuk mengucapkan terima kasih karena meskipun aku absen setengah tahun, banyak dari kalian masih memilih untuk menunjukkan dukungan dengan menghadiri pesta ini. Selama aku pergi, banyak hal telah terjadi. Syukurlah semuanya telah berakhir. Pada catatan lain, wilayah Sven Westmore Group sekarang telah berlipat ganda dibandingkan dengan setengah tahun yang lalu! Aku harap kalian semua terus memberiku dukungan mulai sekarang," k
“Siapa… Siapa yang melakukan semua ini!!" raung Sven marah saat dia menghantamkan tinjunya ke meja di depannya, membuat meja itu hancur berkeping-keping. Otot-otot di wajahnya bergerak-gerak tak terkendali saat ayah yang marah itu menggeram.Meskipun ekspresi Sven benar-benar menakutkan, para tamu yang hadir diam-diam merasa senang setelah melihat yang terjadi. Karma nyata adanya. Sudah saatnya Sven menerima balasan yang setimpal atas semua perbuatannya.Ibu dan anak perempuan Yowell tampak berpelukan satu sama lain dalam ketakutan."Wah, wah! Aku tidak menyangka ternyata begitu meriah di sini!" ujar sebuah suara dengan lantang saat pintu besar aula dibuka.Saat semua orang menoleh ke arah sumber suara, mereka terkejut melihat Gerald memasuki aula dengan membawa serta rombongan pengawalnya.Tersadar dari keterkejutan, beberapa tamu penting segera berdiri dan membungkuk hormat pada Gerald sambil berseru serentak. "Tuan Crawford!""Gerald?" gumam Juliet yang menatap Gerald dengan ekspres
Seisi aula menjadi ricuh. Orang-orang di sana panik mencoba mencerna yang baru saja mereka saksikan.Sebagian berusaha mengontrol akal sehat mereka dengan meringkuk di sudut ruangan dan mereka yang lemah akhirnya berbusa di lantai karena rasa takut yang luar biasa.Juliet pun juga ketakutan. Dia menangis sesenggukan. Karena ketakutan yang sangat, dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun. Di sisi lain, Gerald memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Untuk sesaat dia tetap diam sebelum akhirnya membuka matanya lagi. Saat itu, warna merah yang menakutkan di matanya telah menghilang. Dia berjalan perlahan menghampiri kepala pelayan, lalu bertanya, "Di mana kau menyekap teman-temanku?"Alih-alih memberikan jawaban, pelayan itu gemetar hebat sebelum akhirnya muntah darah dan ambruk ke lantai. Tubuhnya sempat bergerak-gerak untuk sesaat, sebelum kemudian terbujur kaku untuk selamanya.Dengan ilmu medis yang dimiliki, Gerald dapat memprediksi bahwa kepala pelayan itu pasti sangat