Share

BAB 20. DARAH

Tempat tinggal sementara untuk dokter Serly akhirnya terselesaikan. Wanita itu ikut tinggal bersama seorang janda anak dua yang rumahnya tidak jauh dari rumah yang Bagas tempati. Serly sangat kesal dan jijik melihat tempat tidur lantai yang hanya di lapisi oleh karpet tipis.

"Maaf, ya, Bu Dokter Kami cuma punya ini buat tidur," ucap si pemilik rumah bernama Marni.

Serly tersenyum meski hatinya memaki-maki. "Enggak pa-pa, kok. Saya bisa tidur di mana aja." Dia bersandiwara dengan sangat sempurna hingga orang lain tidak bisa melihat kekesalannya. Hanya kelembutan dan keramahan.

"Aduh, Bu Dokter baik sekali. Kalau gitu selamat tidur, ya, Bu!" Marni keluar dari kamar setelah mendapatkan anggukkan dari Serly.

Setelah kepergian Marni, Serly membanting dompetnya dengan kesal. "Sial!" Wanita itu terengah-engah, berdecak marah.

***

Di setiap pagi, Bagas seperti biasa berolahraga, berlari pagi mengelilingi desa. Pria itu mengenakan kaus tanpa lengan dan celana training yang memperlihatkan denga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status