Share

Bab XXVI: Menghidupkan Kehidupan

Ombak menggulung angkuh sampai menerjang dinding bebatuan pelabuhan Sunda kelapa. Berkali-kali. Seandainya saja deburan itu bisa berkomunikasi, akankah tujuannya memang ingin menghancurkan dinding bebatuan yang sebenarnya tak kokoh ini? Pemerintah Hindia Belanda terlihat setengah hati membangunnya. Sudah banyak laporan yang masuk untuk memperbaiki, tetapi eksekusi tak kunjung datang.

Dr. Fadjar WongsoTjitro duduk bersila menghadap timur. Dia memincingkan mata, mencoba menerobos kaki langit yang sedari kecil ingin dia ketahui ada apa saja di atas sana. Konon orang mati naik ke atas langit. Jika memang begitu adanya, apakah Fadjar harus mati sekarang agar dia dapat melihat apa yang ada di atas langit sana?

Tidak!

Fadjar belum boleh mati dan belum mau mati, bahkan tidak pernah akan mau mati.

Tugas dokter muda ini masih terlampau banyak. Dia harus memerdekakan bangsa dan negaranya. Baru setelah itu, mungkin boleh untuk mati.

Tidak juga.

Fadjar ingin ilmu yang dia pelajari selama ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status