Share

Bab XXV: Tanah Batavia Milik Kami

Kedua mata Fadjar hanya tertuju pada sorot mata Jang Hyuk yang datar. Bibir kelu dalam beberapa detik. Rasa-rasanya, berbagai kata dan percakapan dapat menyudutkan setiap langkah. Fadjar lebih memilih untuk membiarkan Jang Hyuk bercerita banyak.

“Apa tanggapan je sejauh ini?” Jang Hyuk masih berbicara dalam Bahasa Belanda yang mulai dicampur bahasa Indonesia. Dia melontarkan kalimat tanya seperti ini karena dapat membaca situasi. Dia sadar jika Fadjar enggan membuka mulut untuk sementara waktu. Tentu saja dia merasa dirugikan. Bagaimana pun caranya, dokter muda itu harus membuka mulut saat ini juga.

“Hmm,” Fadjar menurunkan pandangnya, “tanggapan apa?” kemudian, dia kembali menatap Jang Hyuk.

Jang Hyuk membuka mulut, tetapi tak ada kata yang terlontar. Dia menggeleng-gelengkan kepala. Dia berprasangka jika ada sesuatu yang Fadjar sembunyikan darinya.

“Maaf,” Jang Hyuk sedikit menundukkan kepala. Lalu, dia menaruh sikutnya di atas meja dan memajukan badannya. Dia mulai berbisik kepa
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status