Share

A great teaser

"Selamat datang di dunia para pendosa, Kak Edward. Kuharap kita bisa hidup akur mulai sekarang karena sudah berada pada level yang sama."

Si gadis remaja menjauhkan bibirnya dari telinga Edward untuk menghadapi wajah merah padam itu. Mungkin Edward Quin hanya bisa diam membisu menanggapi setiap pelecehan dan hinaan darinya, tapi

wajah itu memancarkan rasa jijik yang begitu kental. 

Sorot mata hitam Edward menatap Rosie bak Rosie adalah seonggok kotoran yang mengotori pakaian mahalnya. Begitu jijik dan benci.

"Aku akan mandi. Aku mau kau sudah pergi dari sini setelah aku selesai. Jadilah anak baik dan jangan memancing amarahku lagi, Edward. Kau mengerti, kan?" 

Rosie menepuk-nepuk pipi Edward pelan. Mengulas senyum manis untuk kesekian kalinya hari itu. Dia bangkit, berbalik dengan anggun, dengan pelan berjalan masuk ke kamar mandi.

***

Edward menuruti perkataan Rosie. Dia menghilang dari

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status