Share

Kisah Ini

Penulis: Dwi Fitriani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-14 09:51:23

Perlahan gadis itu membentangkan senyumannya yang sempat terjeda karena kembali mengingat kisah masa lalunya. Florensia tersenyum manis saat Archand menarik sudut bibirnya, memaksanya untuk tersenyum setelah beberapa menit senyuman itu sempat terjeda. Hal itu membuat Archand sangat bahagia setelah memastikan gadis cantik itu tersenyum karena ulahnya, lalu mencubit pipinya yang tirus.

“Aduh!” teriak Florensia. 

“Sakit ya?” tanya Archand dengan ekspresi wajah yang menyebalkan.

“Gak, enak!” sahut Florensia ketus. “Udah tahu sakit, masih aja nanya. Udah cepat jalankan mobilnya aku mau pulang, udah capek!” tegas gadis itu dengan menekuk wajahnya.

“Hm, oke. Kalau gitu aku lanjutin perjalanan kita.” 

Pria itu kembali menyalakan mobilnya dan berjalan menuju rumah gadis itu. Beberapa menit lagi, mereka akan tiba, karena rumahnya berada tak jauh di lokasi tersebut. Gadis itu tersenyum saat melihat Archand yang sedang mengelap keringatnya, karena suasana di mobilnya itu sangat gerah. Archand segera meraih tombol AC dan menyalakannya. 

“Kamu gerah ya?” tanya Florensia.

“Gak! Kedinginan, udah tahu pakai tanya lagi.” sahut Archand yang tak kalah ketus dari jawaban gadis itu tadi. Gadis itu melipat tangannya di dada dan kembali memeluk wajahnya.

“Aku kan cuma tanya, kok kamu jawabnya gitu sih?” tanya Flo lagi. 

“Ya udah, aku salah. Maafin aku ya, Flo.” sahut Archand yang sedikit merendahkan nada bicaranya. Gadis itu pun tersenyum manis saat menerima jari kelingking dari pria tampan yang sedang menyetir di sebelahnya. “Aku janji gak ketus lagi sama kamu, Flo.” 

“Janji?” tanya Florensia tersenyum.

“Yes, I'm promise.” sahut Archand.

Mendengar jawaban Archand, akhirnya gadis itu kembali tersenyum dan menautkan jari kelingkingnya pada kelingking milik Archand. Mereka berjanji agar tak saling menyakiti satu sama lain dan saling menjaga. Mereka mulai merasa nyaman dengan kebersamaan itu.

“Archand.” panggil Florensia.

“Hm, ada apa?” sahut Archand.

“Terima kasih ya, kamu tadi udah belain aku di depan Rian dan Cherry. Kalau gak ada kamu mungkin harga diriku udah di injak-injak sama Cherry.” gumam Florensia tersenyum.

“Sama-sama, Flo. Apapun akan aku lakukan demi kebaikan kamu. Aku gak akan pernah biarin satu orang pun yang menginjak harga dirimu.” sahut Archand.

“Hm, terima kasih, Archand.” 

Tanpa sadar gadis itu memeluk Archand dengan penuh kehangatan dan manja. Dia tak sadar jika dirinya sudah mulai tertarik dengan pria yang duduk di sampingnya. Archand hanya tersenyum dan menikmati pelukan itu. Dia tertawa hingga akhirnya membuat Florensia sadar akan tingkahnya yang mendadak menjadi lembut terhadap Archand.

“Eh, maaf ya, Archand. Aku gak sengaja.” ucap gadis itu malu-malu.

“Jangan di lepas dong, peluk lagi.” Archand mencoba menggodanya.

“Hah, apa sih? Gak boleh tahu!” tegas Florensia.

“Eh, bukannya tadi sudah janji gak ketus lagi?” gumam Archand.

“Gak salah? Bukannya yang janji tadi kamu? Bukan aku.” sahut Florensia memutar bola matanya, dia sangat jengkel dengan pria yang berada di sebelahnya itu.

“Eh, benar juga sih. Lupa aku.” sahut Archand cengegesan.

“Percuma tampan, tapi pikun!” ledek Florensia, lalu gadis itu tertawa saat melihat ekspresi wajah pria yang sedang menyetir di sebelahnya. Bahkan tawanya membuat dia melupakan sejenak masalahnya. Gadis itu benar-benar bahagia kala itu, sementara Archand masih memeluk wajahnya karena jengkel dengan gadis yang sedang menertawakan dirinya. 

*** 

Beberapa menit kemudian Archand memarkirkan mobilnya di halaman rumah Florensia.

Floresia segera turun dari mobil pria itu dan kembali menutup pintunya. Saat gadis itu ingin melangkah masuk kerumah, tiba-tiba Archand memanggilnya karena ingin menyampaikan sesuatu kepadanya. Dengan perasaan jengkel gadis itu kembali menghentikan langkah kakinya dan kembali menghampiri pintu mobil. 

“Flo!” panggil Archand.

“Ada apa, Archand?” sahut Florensia.

“Jangan lupa istirahat ya, jangan banyak pikiran nanti kamu sakit. Kalau sakit aku juga yang repot karena gak bisa ketemu kamu.” ucap Archand tersenyum menatap gadis itu dengan penuh senyuman. Dia sangat bahagia ketika melihat gadis yang di cintainya tersenyum.

“Dasar gombal, udah berapa orang yang kamu gombalin?” tukas Florensia.

“Yah, baru kamu dan Diandra saja. Hehe ... maaf ya, aku hanya bercanda. Aku serius kok ngomongnya. Aku gak lagi menggombal.” tukas Archand yang mengangkat tangannya membentuk huruf V. Kali ini pria itu benar-benar serius dengan ucapannya.

“Ya sudahlah, terserah kamu saja.” sahut Florensia tersenyum, “Kalau gitu aku masuk dulu ya, kamu hati-hati di jalan ya. Good night, Archand.” sambung Florensia.

“Good night, honey.” teriak Archand dari jauh.

Pria itu menatap tajam kepada langkah kaki gadis itu hingga menghilang dari pandangannya, setelah memastikan gadis itu benar-benar masuk ke dalam rumah, barulah pria itu bisa pulang dengan tenang. Di sepanjang perjalanan pulang, pria itu terus tersenyum kala mengingat tingkah lucu gadis itu. Archand benar-benar jatuh cinta kepada gadis itu.

“Aku akan sabar mengejar cintamu, Flo. Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan cintamu.” Archand berusaha menyemangati dirinya sendiri. “Aku gak mau kalau dari kak Revan. Kita lihat saja, siapa nanti yang akan di pilih oleh Florensia?” sambung Archand yang menyibak rambutnya, dia menatap kagum kepada pantulan kaca spion.

“Luar biasa, kamu benar-benar tampan, Archand. Tidak salah jika nanti Florensia memilih kamu sebagai seorang suami.” gumam Archand yang mengagumi ketampanannya.

Pria itu benar-benar puas dan menikmati kesendiriannya tanpa hadirnya Florensia di sisinya.  Dia sangat puas karena bisa menghabiskan waktu bersama gadis yang menjadi incarannya. Dia berharap suatu saat nanti gadis itu bisa menerima cintanya yang tulus itu, karena kali ini Archand benar-benar serius dengan pilihannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Aku Bukan Kekasihmu

    Gadis itu memukul lengan Archand dengan penuh amarah, sementara Archand hanya tertawa melihat tingkahnya yang lucu. Archand berusaha menggenggam pengelangan tangan gadis itu agar menghentikan pukulannya. Akhirnya, gadis itu pun kelelahan dan menghentikan pukulannya, menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi. “Nah, capek juga kan?” tanya Archand tersenyum. “Diam ah, habisnya kamu sih, nyebelin!” tegas Florensia. “Eh, jangan bilang nyebelin terus dong, nyebelin tapi bikin kangen kan? Ayo ngaku! Pasti kamu selalu kangen sama minta ketemuan terus sama aku.” gumam Archand dengan penuh percaya diri. Pria itu menopang dagunya di atas meja dan sibuk menggoda gadis yang kini tengah menyapa sinis kepadanya. Dia tak bosan-bosan menggoda gadis itu. “Apa? Kangen kamu bilang? Ogah!” tukas Florensia yang memeletkan lidahnya, gadis itu tak hentinya bersikap emosi ketika berada di samping Archand. “Jangan bilang ogah terus dong, sesekali bilang iya gitu!” titah Archand.

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Ingatlah Hari Ini

    “Berawal dari kebencian, perlahan hati itu luluh dengan sendirinya. Ketika pertama kali melihatnya bersikap dingin kepadaku, dikarenakan kesalahan masa lalu. Aku pernah mengabaikannya, perlahan aku membopongnya saat tubuhnya hampir sampai di sebuah aspal. Tanpa sengaja aku menatap kedua pupil matanya, dan kulihat ada seberkas cahaya cinta yang masih menyala untukku. Kamu 'tak sendiri masih ada aku yang juga mencintaimu dan akan melabuhkan hati dalam dermaga cintamu.” _Archand Aldhinara Syahdana_ *** Akhirnya momen yang mereka tunggu telah tiba juga, di mana Archand akan memperistri kekasihnya dan siap menjadi suami yang baik untuknya. Tiada keraguan untuk terus melanjutkan kisah asmara yang awalnya menjadi musuh hingga kini menjadi teman hidup. Archand tersenyum saat menantikan kehadiran calon istrinya agar segera hadir dan duduk di sampingnya, karena sebentar lagi ijab kabul akan di mulai. Berawal dari seorang penggemar beratnya, kini gadis itu telah menjadi tem

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Melamarmu Di Hari Ulang Tahunku

    Malam itu menjadi saksi kebahagiaan mereka di mana mereka sedang menyaksikan percikan kembang api yang menghiasi langit nan kelam. Gadis itu tersenyum bahagia saat menyaksikan momen tersebut, di temani semilir angin yang berhembus meniup anak rambutnya. Gadis itu tampak cantik dengan gaun yang dia pakai, membuat Archand terpesona. Pria itu memeluk kekaishnya dengan erat, dan membisikkan kata-kata romantis. Seketika Florensia tersenyum saat mendengarkan pujian dari tunangannya itu. Dia semakin larut dalam indahnya cinta yang telah di persembahkan oleh kekasihnya, gadis itu tak lelah untuk terus menyampaikan percikan kembang api yang menghiasi langit malam saat itu. Florensia duduk dan menyenderkan kepadanya ke pundak tunangannya itu. Rasanya sangat nyaman apabila berada dalam pelukan seseorang yang di cintainya. “Aku nyaman ketika berada dalam pelukanmu, terima kasih ya Allah. Engkau telah memberikan malaikat terindah untukku. Aku berharap cinta ini akan a

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Malam Pertunangan

    Archand menggandeng tangan Florensia dengan penuh kehangatan, dia menuntun kekasihnya hingga sampai ke atas pentas. Saat itu Arhcand mempersembahkan sebuah lagu untuknya. Hal tersebut membuat kekasihnya sangat bahagia, gadis itu menikmati alunan lagu dengan irama yang mengalun merdu. Dia mengikuti lirik lagu yang di nyanyikan oleh kekasihnya, perlahan gadis itu larut dalam iringan lembut irama.“Mereka sangat cocok sekali.” ucap Diandra yang tersenyum melihat sang adik sedang berduet dengan kekasihnya itu. Diandra larut dalam momen romantis itu, dia menyenderkan tubuhnya ke pundak sang suami. “Iya, Sayang. Mereka sangat cocok seperti pasangan Cinderella.” sahut Revan yang membenarkan perkataan istrinya. “Sayang, aku sangat berterima kasih kepadamu, karena sudah memberikan aku keturunan, semoga anak kita selalu dalam keadaan sehat ya, Sayang. Jangan kandunganmu baik-baik.” titah suaminya. “Sama-sama, Sayang. Kita akan merawatnya bersama ya, rasanya gak

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Merayakan Ulang Tahun Di Cafe

    Malam telah tiba, mereka sedang asik mendengarkan alunan musik yang mengalun merdu di telinga, di tambah lagi dengan iringan suara dari seorang vokalis. Diandra menikmati setiap alunan musik yang terdengar merdu di telinganya menambah kesan romantis saat sedang berduaan dengan suaminya. Mereka masih menunggu kehadiran keluarganya, meski mereka memesan meja terpisah. Archand dan Florensia sengaja mengambil meja yang paling pojok agar tak ada seseorang yang akan mengganggu kebersamaan mereka kala itu. Satya hanya memantau dan ikut bergabung bersama keluarga besar Aldhinara. Termasuk kedua orang tuanya. Satya terus menatap tajam kepada Florensia. Pria itu masih susah untuk melupakan gadis incarannya, di sisi lain Satya mencoba melupakan gadis itu karena dia sadar, hubungannya dengan Florensia hanya sebatas teman dia tak mungkin menyakiti sepupunya sendiri. Apalagi mereka telah bersahabat sejak remaja. Tak mungkin Satya tega menikung sahabatnya sendiri. “Ya A

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Kejutan Hari Ulang Tahun

    Saat itu jam menunjukkan pukul sembilan pagi, di mana kedua pasangan pengantin tesebut masih betah di dalam kamar. Diandra memandang wajah suaminya dan membalas tatapan lembut wajahnya. Diandra mengagumi ketampanan suaminya itu, wanita itu memeluk erat suaminya untuk mendapatkan kehangatan setelah pagi datang membawa kesejukan.Revan menyadari ada seseorang yang sedang memeluk tubuhnya dengan erat. Pria itu membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh istrinya dengan erat pula. Tak lupa dia mencium kening sang istri. Pria itu tampak bahagia ketika mendapati keberadaan wanita yang sudah sah menjadi miliknya. Saat Diandra ingin mencium suaminya tiba-tiba saja Diandra mual-mual. Wanita itu segera melepaskan pelukan suaminya dan berlari menuju kamar mandi. Hal tersebut membuat Revan bertanya-tanya apakah pertempuran tadi malam telah berhasil? Revan berharap jika istrinya benar-benar hamil. Revan tak sabar untuk segera memiliki momongan.“Kenapa Diandra? Apakah kita s

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Hari Pernikahan

    Akhirnya momen yang yang di tunggu telah tiba, di mana Diandra dan Revan akan melaksanakan ijab kabul. Diandra duduk di meja rias dan menatap wajahnya yang sudah di oles dengan riasan make up. Gadis itu tampak cantik dengan balutan busananya. Kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya, jantungnya berdegup cepat saat menyadari momen yang selama ini dia nantikan akhirnya tiba juga. Diandra tersenyum dengan pantulan wajahnya sendiri. Dia mengatakan bahwa dirinya sangat bahagia pada hari itu.“Kak, calon suaminya sudah menunggu di depan. Ayo kita susul dia sekarang!” Florensia sudah berdiri di ambang pintu untuk menjemput sang kakak. Sejenak Dinadra terpana saat melihat penampilan sang adik yang terlihat lebih cantik dari dirinya. Diandra mengangguk dan menuruti perkataan sang adik. Diandra menggenggam tangan Florensia dengan erat dan mengikuti langkah sang adik untuk menuruni anak tangga yang akan membawa mereka ke lantai bawah. Florensia menuntun sang kakak dengan

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Saat Terindah Denganmu

    “Archand!” teriak Florensia. “Apa Sayangku? Kalau kangen gak usah teriak-teriak begitu dong, malu di dengarkan mama. Kalau kamu pengen bareng sama aku, yuk! Kita nikah!” ajak Archand yang memengang kue tart dan lagi dia menempelkan krim itu ke wajah mulus milik kekasihnya. Archand berlari kecil seraya tertawa ketika melihat wajah kekasihnya yang terlihat salah tingkah.“Cie-cie.” sorak Diandra, Renata dan Revan serempak. Mereka menyaksikan dua pasangan yang sedang di mabuk asmara itu. Rasanya bahagia ketika melihat keduanya saling mencintai. Revan dan Diandra tak menyangka bahwa adik-adiknya telah tumbuh dewasa dan mampu saling menjaga layaknya pasangan suami istri. Terkadang ada rasa iri saat menyaksikan kebersamaan mereka. Mereka memotong kue tart tersebut dan memberikannya kepada adik-adik mereka. Revan memberikan kue itu kepada Archand adik kandungnya, begitupun juga dengan Diandra. Dia memberikan kue tart itu kepada Florensia, sebagai tanda sa

  • Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA   Kepulangan Florensia

    Sudah tiga hari Florensia terbaring lemah di rumah sakit, kondisinya sudah mulai pulih dan sudah kembali bertenaga. Florensia sudah bertemu dokter dan sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumahnya. Saat itu gadis itu sedang menikmati makanan dari kekasihnya, dia mencicipi makanan itu dengan lahap, karena kekasihnya menyuapinya dengan porsi yang pas. Bagaikan pasangan suami–istri. Begitulah romantisnya kisah cinta mereka. Mereka hanya berdua saja di ruangan itu. Sementara Diandra, Revan dan Renata sedang menyiapkan kejutan di rumahnya. Archand mengecup kening kekasihnya itu. Gadis itu terlihat cantik dengan rambutnya yang terikat. Archand merawatnya dengan penuh perhatian, dia gak meninggalkan kekasihnya di saat sakit sekalipun. Dia tetap mencoba setia dengan kekasihnya itu. Cinta mereka begitu kuat dan saling menaruh rasa percaya terhadap satu sama lain.“Sayang, kamu mau makan apa nanti? Kalau aku ada waktu kita keluar yuk. Sekalian temani Kak Revan dan Diand

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status