Share

Bagian 25

“Dipanggil diam saja. Apalagi menyambut suami pulang.” Suaranya terdengar mengeluh. Aku memicingkan mata, kembali menoleh padanya.

“Mas?” Aku memanggilnya ragu. Dia masih berdiri di depan pintu dengan melipat tangan.

“Ya,” sahutnya sambil masuk dan merapatkan pintu, kemudian berjalan kearahku.

“Apa kamu tidak tahu kalau saya rindu. Berharap ketika pulang disambut istri. Dipanggil saja tidak acuh,” ucapnya sambil melepas drahrimnya. kemudian menyerahkannya padaku.

“Mas?” Kembali aku memanggilnya ketika drahrim itu nyata ada di tanganku.

“Hmm,” sahutnya. Kali ini sambil melepas seragam lorengnya.

“Ini benaran kamu, Mas?” tanyaku tidak percaya.

“Ya benar. Memang siapa lagi? Kamu pikir hantu?” ucapnya sinis menatapku. Sepertinya dia marah, tapi aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status