Share

Season 2 Bagian 10. Ambruk

"Cobain dulu," ucapnya saat aku tidak segera mencicipi minuman itu.

Mau tidak mau, daripada dilihati terus sehingga aku jadi salah tingkah dan tidak bisa meneruskan makan, aku menuruti ucapannya.

"Maniskan?" tanyanya saat satu sedotan berhasil melewati kerongkonganku.

"Iya." Aku menjawab singkat sembari mengangguk.

"Kayak kamu," timpalnya.

Tak ayal, aku yang belum sempurna menelan semua minuman yang ada di mulut, tersedak oleh kalimat singkatnya.

Subhanallah .... Aku mengurut dada.

Ternyata laki-laki kaku ini sangat pandai berkata-kata manis. Bicaranya medit, tetapi kerap tak terduga. Satu dua kata yang terucap dari bibirnya selalu mampu membuatku tersipu malu.

Saat ini aku benar-benar tidak mampu lagi mengangkat wajah. Sepanjang menikmati bakso, aku menyuap sambil terus menunduk. Alhasil tidak ada pembicaraan di antara kami. Yang ada hanya saling diam. Hening. Sesekali, keheningan di antara kami ditingkahi suara sendok dan garpu yang saling beradu dengan pinggiran mangkuk.

Aku sudah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status