Share

Season 2 Bagian 3. Selamat Tidur

Aku mencebik sambil menatap punggungnya yang hilang di ujung jalan.

Percaya diri sekali dia? Memangnya siapa yang mau bertemu dengannya lagi setelah ini? Terus, apa masalahnya dengan panggilan Om? Menurut Mbak Rissa, bukankah Om itu justru panggilan untuk menghormati keluarga besar TNI golongan Tamtama dan Bintara? Lalu salahnya di mana?

Ah, biarlah. Untuk apa memikirkan dia?

Aku segera berbalik dan bersiap masuk rumah. Ayah dan Umak masih menunggu di teras.

"Ehem .... Cie, anak Ayah. Akhirnya ...." Ayah berdeham sambil matanya melirik dan bibirnya tersenyum menggodaku.

"Sudah berapa lama?" Beliau bertanya sambil alisnya naik turun. Aku mengembuskan napas panjang. Punya Ayah serasa punya teman sebaya, super usil dan super kepo.

"Apa, sih, Yah?" Aku merengut, lalu buru-buru masuk menenteng berkat selamatan pemberian Mbak Rissa. Melayani keusilan Ayah tidak akan ada habisnya.

"Ini ada makanan berkat selamatan tadi, Ayah sama Umak sudah makan?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Berhar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Andria Shakira
kok lucu sih ayah sama umaknya ... kaya itik ngintilin induknya, versi kebalik.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status