Share

Part 2

Waktu pun berselang, di hari yang menjadi hari pesta ulang tahun Somi.

Namun pagi itu Jisoo bangun sedikit lebih telat dari biasanya. Hal itu terjadi karena ia bergadang semalaman untuk menyelesaikan bab terakhir skripsi Somi.

Setelah selesai mengirim skripsi Somi, Jisoo pun tidur dengan pulas hingga melewatkan jam alarm yang nyaris tak dapat membangunkannya.

Namun sang ibu terpaksa membangunkan Jisoo di tengah lelapnya ia tidur.

"Ibu harus pergi, makanan sudah ibu siapkan.. dan ibu titip buah tangan ini untuk ibu Somi.." pesan ibu dengan terburu-buru memakai sweater sederhana.

Jisoo yang masih belum sadar betul hanya mengangguk sekilas.

"Baik ibu.." sahut Jisoo seadanya.

"Jam berapa kamu akan pergi??" tanya ibu sebelum hendak meraih gagang pintu untuk pergi.

"Mungkin sekitar jam 2 nanti, karena aku akan mengambil hadiah dulu di tempat yang sudah aku pesan baru setelah itu menuju rumah Somi.." jawab Jisoo dengan nada masih terngantuk-ngantuk.

Ibu menatap Jisoo dengan wajah sendu. Lalu entah apa yang terlintas tiba-tiba saja ia membuka gelang giok yang berada di tangan kanannya itu.

Jisoo hanya melihat saja. Namun tanpa di sangka sang ibu langsung meraih lengan kanan Jisoo dan memakai gelang giok itu di tangan sang putri.

"Ibu, apa yang kamu lakukan?? gelang ini?" Jisoo bereaksi kaget.

Namun ibu hanya merespon dengan senyum sendu.

"Gelang turun temurun ini sudah sepantasnya ibu berikan pada kamu.." kata ibu dengan wajah sendu.

Jisoo seketika beraksi untuk menahan tangan ibu. Namun ibu dengan cepat menolak dan segera mengaitkan gelang itu di pergelangan sang putri.

"Ibu berharap kamu bisa tersenyum dan selalu bahagia.."

Jisoo menantap sedih.

"Ibu bicara apa?? aku kan selalu bahagia selama bersama ibu.."

Namun wajah ibu Jisoo kian sedih menatap sang anak.

"Harusnya kamu ikut ayahmu, dan kamu pasti bisa hidup layak seperti Somi.." kata ibu lirih.

Jisoo terkaget.

"Ibu!!" seru Jisoo tak suka mendengar ucapan sang ibu yang kembali menggungkit tentang sosok yang ayah yang kini hidup kaya dengan keluarga baru.

"Mengapa ibu mengatakan hal itu lagi!! berapa kalo pun hal itu terjadi, aku akan tetap pilih ikut hidup bersama ibu.." kata Jisoo tegas menantap sang ibu.

Ibu terenyuh.

Mungkin ia tak memiliki apa pun untuk di bangga kan, namun ia memiliki seorang putri pintar yang tak lama lagi akan memiliki gelar sarjana bisnis.

"Ibu jangan pernah berbicara hal ini lagi, cukup untuk membahas hal ini.. karena semua yang Jisoo lakukan tak akan pernah Jisoo sesali.." kata Jisoo menegaskan sikapnya yang akan selalu tetap sama pada pendiriannya.

Senyum ibu terkembang.

"Terima kasih, nak.." kata ibu Jisoo lalu tak lama ia memeluk tubuh sang putri.

Jisoo pun segera membalas pelukan sang ibu.

"Cepat pulang ya.." pesan Jisoo.

Ibu mererai sembari mengangguk menyetujui permintaan sang anak.

"Kamu juga hati-hati di jalan, titip kado ibu dan salam ibu untuk Somi..katakan ibu selalu mendoakan segala kebaikan untuk Somi.." kata ibu Jisoo menitip pesan.

Jisoo mengangguk.

"Ya.."

Perlahan ibu Jisoo pun pergi dan apartemen sederhana itu pun seketika sepi.

Jisoo masih menantap pintu yang kini kembali tertutup rapat sembari menghela nafas.

"Ah, aku masih ngantuk.." seru Jisoo yang seketika hendak melanjutkan tidurnya lagi sembari melihat pada jam dinding.

Tapi betapa terkejutnya Jisoo ketika melihat arah jarum jam yang hampir menyentuh angka 11.

"Ya Tuhan!!" seru Jisoo yang seketika terserang syok, ketika melihat jam ternyata telah hampir siang. "Aku harus buru-buru mandi, untuk mengambil hadiah Somi !!" pekik Jisoo yang seketika berlari panik menuju kamar mandi diruangan itu.

***

Setelah mandi dan berpakaian. Jisoo ternyata cukup lama menantap dirinya di hadapan kaca.

Ia masih tidak percaya akhirnya bisa memakai pakaian Hanbok sang ibu.

Hanbok putih dengan rok berwarna merah yang masih terlihat bagus membuat Jisoo terkagum.

Ia jadi mengingat masa kecilnya yang dulu sangat ingin mengenakan pakaian Hanbok sang ibu kala itu. Namun ibu melarang karena masih terlalu besar, mau beli tapi saat itu uang ibu tidaklah cukup.

Namun kini akhirnya ia bisa mengenakan pakaian Hanbok itu dengan pas.

Seulas senyum terukir manis di wajah Jisoo.

"Ternyata baju ini masih bagus.. ibu benar-benar menyimpannya dengan baik.." kata Jisoo. Dan tak sengaja ia melihat pergelangan tangannya yang kini terpasang gelang giok sang ibu.

Ia menyentuh dengan pelan gelang giok tersebut.

"Pada akhirnya aku juga bisa memakai gelang yang paling ibu sayang.." kata Jisoo sembari mengingat wajah sang ibu. "Suatu hari nanti aku berjanji, aku pasti akan bisa memberi Hanbok terbaik untuk ibu dan juga gelang yang lebih bagus dari ini dengan uang hasil kerjaku nanti" Jisoo bersangguh-sungguh berjanji didalam hatinya.

Tiiitt..tiiitt.. suara nada pesan masuk pun membuyarkan angan-angan Jisoo. Ia pun tersadar dan langsung menyambar handphonenya.

"Aakhh, aku benar-benar telat!!" seru Jisoo ketika membaca isi pesan yang ternyata dari si pemilik toko.

***

Di sisi lain, di satu rumah mewah.

Terlihat di satu kamar mewah, Park Somi sedang memandang pantulan dirinya di cermin yang cukup besar.

Ia menatap dengan wajah murung. Bagaimana tidak, hari yang harusnya menjadi hari bahagia untuknya, tapi kedua orang tuanya lagi-lagi tak bisa berada di sana.

"Rayakan saya ulang tahun mu, pesan apa yang kamu mau, semua akan di bereskan oleh Pak Jiwoo.." kata sang papa dengan nada datar.

"Mama sibuk, sebentar lagi ada pembukaan cabang di Amerika, sayang jika mama harus lewatkan kesempatan ini.. untuk kado nanti mama kirim dari Amerika.." kata sang mama dengan nada santai.

Tatapan sedih kecewa juga kesal terpancar jelas di mata Somi. Rumah yang besar nyatanya tak membuat Somi bahagia. Ia tumbuh bersama para pelayan bukan dengan orang tuanya.

Tak ada talian kasih sayang keluarga yang hangat.

"Jika kalian sibuk?? lalu kenapa melahirkan aku??" rutu Somi murung.

Tak lama seorang pelayan wanita masuk dengan memberi satu kabar.

"Nona..teman Nona, Kim Jisoo sudah datang.." kata sang pelayan.

Seketika Somi bereaksi dengan membalikkan badannya.

"Ah, baiklah aku akan turun.. lagipula Kim Jisoo sudah datang" seru Somi senang seolah dapat berjalan dengan wajah riang dan melupakan perihal kekecewaannya tadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status